Sabtu, 19 Maret 2011

Belajar Mencari Solusi

Belajar Mencari Solusi

Saat hendak memutuskan untuk berkeluarga, banyak sekali rencana-rencana tersusun di kepala, semuanya serba ideal dan indah. Namun ternyata tidak demikian halnya dengan kenyataan untuk mewujudkan rencana indah itu. Banyak faktor yang menjadi kendala.

Sewaktu baru menikah dan masih berdua, ketika kami ada permasalahan dengan mudahnya dapat diselesaikan. Masalah serius mulai timbul ketika anak pertama kami lahir, saat itu kami berdua bekerja. Karena pertimbangan untuk tumbuh kembang anak, akhirnya diputuskan saya sebagai ibu untuk berhenti bekerja. Satu masalah sudah terpecahkan. Kemudian dalam jangka waktu 15 bulan setelah kelahiran anak pertama, maka kami pun dikaruniai anak kedua. Mulailah timbul kembali permasalahan, apalagi saat itu kebetulan kami tidak mempunyai pembantu. Saya tidak bisa terus menerus mengandalkan ibu saya, untuk membantu saya mengasuh salah satu anak kami, karena ibu saya tidak tinggal satu kota dengan kami. Begitupun dengan ibu mertua saya, selain beliau tidak satu kota, beliau juga masih bekerja dan belum pensiun. Pontang-panting saya mencari pembantu rumah tangga yang bisa menginap, karena selama ini kami hanya mempunyai pembantu rumah tangga yang pulang pergi, itupun hanya sampai siang.

Sedih rasanya ketika saya disibukkan mengurus salah satu anak, maka anak yang satunya agak terabaikan, apalagi kalau salah satu dari mereka sedang sakit. Belum lagi ketika kondisi saya sedang lelah, kadangkala emosi saya jadi kurang terkontrol, dan akibatnya anak yang menjadi korban kemarahan. Bukan saja anak yang menjadi korban, namun juga keadaan ini menjadi salah satu pemicu pertengkaran. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh pada keharmonisan keluarga, tak jarang saya pun menangis karena keadaan ini.

Akhirnya setelah kami diskusikan solusi terbaik adalah bahwa kami sangat membutuhkan asisten atau pembantu rumah tangga yang menginap agar saya bisa lebih mengoptimalkan tumbuh kembang anak, suami bisa konsentrasi dalam bekerja, sedangkan urusan yang tidak bisa saya pegang, diambil alih oleh asisten. Sehingga rumah tangga kami harmonis kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar