Rabu, 31 Maret 2010

Jalan-jalan di sebagian Sumatera Barat

Setelah hampir tiga bulan setengah dari pernikahan kami, saya dan suami baru bisa merencanakan berkunjung ke kampung halamannya di Padang. Sebenarnya perjalanan ini di luar rencana, tapi karena setelah melihat kalender banyak tanggal merah yang beruntun, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk pergi ke Padang.

Sebelum pergi saya, harus menyelesaikan pekerjaan yang akan saya tinggalkan, karena saya berencana sekalian mengambil cuti untuk bulan madu. Begitu pun juga halnya dengan suami.

Kami memutuskan pergi ke Padang dengan menggunakan bis, mengingat perjalanan kali ini tidak harus terburu-buru. Dari Bandung, kami berangkat jam sepuluh pagi, kemudian bis berhenti dahulu di Poll Jakarta, baru kemudian perjalanan dilanjutkan. Bis yang membawa kami harus mengantri di Pelabuhan Merak, karena akan melakukan penyeberangan dengan menggunakan kapal feri. Cukup lama kami menunggu antrian, setelah mendapat giliran menyebrang, hari sudah mulai malam. Akhirnya saya dan suami memutuskan untuk naik ke lantai atas kapal feri dari pada menunggu di dalam bis yang berada di geladak dasar/deck kapal. Berdua kami menikmati lautan di malam hari, seperti orang sedang berpacaran (tapi jangan dikonotasikan negatif, karena disekitarnya banyak orang), sambil sesekali mencari jajanan untuk makan malam. Subhannallah begitu indahnya memandang laut, serasa diri ini kerdil di antara ciptaan- Mu. Sayangnya perjalanannya di malam hari,jika siang hari mungkin kami bisa melihat ikan-ikan yang suka muncul di permukaan laut, sambil sesekali terbang. Waktupun berjalan sepertinya cepat sekali saat kami menyebrangi Selat Sunda, hingga kapalpun harus merapat di Pelabuhan Bakahueni, Lampung. Sampai juga kami di Ujung Timur Sumatra, untuk kemudian meneruskan perjalanan kembali.

Dari Pelabuhan Bakahueni, perjalanan dilanjutkan melalui daerah Lampung, Sumatra Selatan, Jambi kemudian sampailah di kota Padang malam keesokan harinya.

Penat rasanya melakukan perjalanan dengan memakan waktu 2 hari satu malam, tapi kami tetap bersyukur karena akhirnya sampai juga di rumah orang tua suamiku. Hari kedua saya dan suami pergi berkunjung ke saudara-saudara,dengan sesekali diselingi berjalan kaki dan membeli jajanan khas Padang. Kemudian kami singgah dulu ke Museum Adityawarman, tempat menyimpan dan melestarikan benda-benda bersejarah yang berhubungan dengan cagar budaya Minangkabau, Mentawai dan Indonesia.
Hari ketiga pergi ke pantai Muaro, sambil menikmati keindahan alam, tak lupa kami memesan minuman es kelapa, yang langsung diminum dari batok kelapanya. Segar rasanya menikmati pemandangan di siang hari sambil minum es kelapa. Kemudian dengan santai berjalan-jalan di pasir, sambil menunggu sun set tiba. Kalau sudah begini, rasanya hidup ini indah terus.

Hari keempat pagi-pagi sekali sudah wisata kuliner, mencari lontong sayur khas padang, siang sedikit makan sate Laweh, eh terus makan di rumah makan Pagi Sore. Setelah sholat dzuhur kami (saya, suami, ibu mertua, paman dan bibi suami, serta sepupu suami) berencana pergi ke Payakumbuh. Di jalan kami sempat berhenti membeli kue apem mariana, lumayan buat ganjal perut. Sebelum sampai di Payakumbumbuh, kami melewati Air Terjun Lembah Anai, di dalam kawasan Cagar Alam lembah Anai. Air Terjun Lembah Anai ini salah satunya terletak di pinggir jalan, sehingga dengan mudah bisa dilihat. Konon kabarnya Cagar Alam Lembah Anai banyak terdapat tanaman langka seperti bunga bangkai, cempedak air, madang siapi-api dan lain-lain. Sedangkan untuk hewan langkanya terdapat harimau Sumatra, Siamang, kera ekor panjang, beruk, trenggiling, burung punai, burung elang, burung balam dan burung puyuh. Karena perut mulai terasa lapar, di kota Padang Panjang kami berhenti untuk menikmati Sate Mak Syukur.
erjalanan pun langsung dilanjutkan ke Payakumbuh tanpa singgah di Bukittinggi. Di Payakumbuh kami menginap di rumah saudara, yang kebetulan tempatnya dekat dengan daerah wisata. Makan malam dilakukan tepat di perbatasan Sumbar-Riau. Pagi-pagi sekali setelah sarapan kami pergi menuju daerah wisata di Payakumbuh yaitu air terjun di Lembah Harau. Karena masih pagi,kami sangat menikmat segarnya udara pagi, belum lagi melihat keindahan alamnya. selain pergi ke air terjun Lembah Harau, kami pun melintasi Lembah Harau yang masih asri, jauh dari kebisingan kota. Jarang-jarang kami bisa menikmati suasana pedesaan, maka puji dan syukur tiada hentinya terucap. Setelah puas berkeliling di daerah Lembah Harau, perjalanan pun dilanjutkan kembali menuju Bukittinggi.

Akhirnya sampai juga deh di Bukittinggi. Untuk mengganjal perut yang sudah keroncongan, kami pergi ke pasar Lereng, di samping pasar Atas, untuk menikmati Nasi Kapau. Di sanalah pertama kalinya saya melihat gulai Tambusu (usus sapi) yang diisi dengan telur. Pokoknya makanannya enak-enak deh. Selesai makan kami pergi ke pasar Atas untuk membeli oleh-oleh seperti : jangek (kerupuk kulit), serta sandal khasnya. Tak lupa kami pun berfoto-foto di bawah Jam Gadang. Karena Paman suami beserta keluarga hendak menginap di hotel Novotel, maka kami pun check in dulu untuk memesan kamar. Setelah barang-barang masuk, kami melanjutkan pergi ke Gedung pertemuan Bung Hatta (Istana Bung Hatta) yang berada satu kompleks dengan hotel Novotel, karena hotel itu dibangun di atas tanah milik ibu Rachmi Hatta, istri dari bung Hatta(wakil presiden RI pertama).

Dari sana kami pun berangkat menuju Panorama,yang mana dari tempat itu dapat melihat pemandangan Ngarai Sianok, Subhanalloh suatu perpaduan yang cantik, antara lembah, bukit dan sungai. Tak henti-hentinya saya merasa takjub melihatnya. Makanya tidaklah mengherankan jika Ngarai Sianok mendapat julukan "Grand Canyon Indonesia".
Masih satu kompleks dengan panorama, kami menjumpai Gua Jepang. Untuk memasuki gua ini, harus menuruni tangga dimana anak tangganya berjumlah 128, dengan kedalaman sekitar 40 meter. Untuk masuk dan keluar dari terowongan terdapat 3 pintu utama dan 6 pintu darurat. Namun hanya satu pintu utama yang digunakan untuk umum yaitu pintu yang berada di taman panorama. Setelah puas berkeliling di taman panorama, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk pulang ke Padang, sementara paman beserta keluarganya akan menginap di Bukittinggi.
Saya dan suami pulang berdua saja, sambil menikmati kebersamaan, walaupun harus bergelantungan di dalam bis.
Sore hari kami sudah sampai di Padang. Siap-siap bantuin masak buat acara besok. Hari kelima, ada acara makan-makan dan mendo'a (pengajian), sebagai tanda syukur bisa kumpul dan bertemu saudara-saudara.

Hari keenam, kami jalan-jalan di seputar Padang untuk wisata kuliner. Kami membeli keripik sanjai (singkong balado), karak kaliang, dakak-dakak, dan kue bawang. Sambil jalan-jalan berdua, kami menikmati es durian yang sangat terkenal di daerah pondok. Sore harinya kami pergi untuk membeli Martabak Kubang dan Roti Cane. Kalau begini terus-terusan bisa gemuk nih. Malam harinya kami kemas-kemas untuk kepulangan esok.

Hari ketujuh, saya, suami, ibu mertua beserta paman dan keluarganya pulang ke Bandung. Kali ini kami tidak naik bis lagi, tapi naik pesawat. Maklumlah esok hari sudah harus masuk kerja lagi. Sungguh perjalanan yang melelahkan sekaligus menyenangkan untuk bulan madu kami.



The roads in most of West Sumatra


fter nearly three months half of our marriage, my husband and I just could plan a visit to his hometown in Padang. Actually this trip outside of the plan, but because after seeing red on the calendar many successive, my husband and I finally decided to go into the field.
Before leaving me, must finish the job I'll leave, because I plan to all take a leave for the honeymoon. So too it is with husbands.

We decided to go into the field by using the bus, considering this trip should not rush.
From Bandung, we departed at ten in the morning, then a bus stop earlier in Poll Jakarta, then travel resumed. Bus that took us have to queue up at the port of Merak, because it will make the crossing by using the ferry. We waited long enough queue, after a turn crossing, it was already night. Finally my husband and I decided to go upstairs on the ferry waiting on a bus that was in the basic deck / deck boats. Together we enjoyed the ocean at night, like people were dating (but not negative connotations for many people around), while occasionally looking for snacks for dinner. Subhannallah so wonderful sea view, this seemed self-dwarf among Thy creation. Unfortunately the journey at night, if during the day maybe we could see fish like sea surface, while occasionally fly. Waktupun running so fast it seems as we crossed the Strait of Sunda, to be docked in Port kapalpun Bakahueni, Lampung. Until we are also in the eastern tip of Sumatra, to then continue the journey back.
From Port Bakahueni, we travel through the area of Lampung, South Sumatra, Jambi and Padang night arrived in town the next day.
Feel tired take a trip with 2 days one night, but we remain grateful for finally arrived at my husband's parents' house. The second day my husband and I went to visit relatives, interspersed with the occasional walk and buy snacks typical Padang. Then we stopped once to the Museum Adityawarman, where storing and preserving historical objects related to cultural preservation Minangkabau and Mentawai
The third day Muaro go to the beach, while enjoying the beauty of nature, do not forget we ordered drinks coconut ice, which directly taken from coconut shells. Fresh taste enjoy the scenery during the day, drinking iced coconut. Then a leisurely stroll on the sand, waiting for the sun sets arrive. If you already like this, it feels wonderful life continues.
Fourth day early this morning has been a culinary tour, looking for typical vegetable rice cake plain, a little eating satay Laweh afternoon, eh keep eating at the restaurant early afternoon. After praying Dhuhr we (me, husband, mother-in-law, uncle and aunt's husband, and cousin's husband) are planning to go to Payakumbuh. In a way we could stop buying cakes apem Mariana, bad for the stomach padding. Prior to the Payakumbumbuh, we passed the Anai Valley Waterfall, in the area of the Anai Nature Reserve. Anai Valley Waterfall is one of them is located at the curb, so that could easily be seen. The legend says Anai Valley Nature Reserve there are many rare plants such as carrion flower, water Cempedak, Madang Siapi-fire and others. While for the animals there are rare Sumatran Tiger, gibbon, long-tailed macaque, monkey, pangolin, doves, eagles, birds and quail Balam. Because the stomach began to feel hungry, in the town of Padang Panjang we stopped to enjoy Sate Mak syukur .

Continued to travel immediately without a stopover in Bukittinggi Payakumbuh.
In Payakumbuh we stay at home brother, who happened to his place near the tourist area. Dinner is done right on the border of West Sumatra, Riau. Early morning after breakfast we headed to the tourist area in Payakumbuh Harau waterfall in the valley. Because it was still morning, we were very menikmat the fresh morning air, yet to see its natural beauty. besides going to the waterfall Harau Valley, we went across the valley Harau still beautiful, far from the city noise. It's not often we can enjoy the rural atmosphere, then the praise and gratitude incessantly spoken. After being around in the area Harau Valley, the trip was followed back to Bukittinggi.

Finally arrived in Bukittinggi deh.
To block the stomach is already growling, we went to the market Slope, next to the market, to enjoy the Nasi Kapau. That's where I first saw Tambusu goulash (beef intestines), filled with eggs. Anyway food was delicious deh. Finished eating, we went to the market to buy souvenirs such as: jangek (crisp skin), as well as his trademark sandals. Not to forget we even took a picture-photo under the Clock Tower. Because Uncle husbands and families want to stay at the Novotel hotel, so we check in once for a reservation. Once goods come in, we continued to go to the House meeting Bung Hatta (Bung Hatta Palace) situated one complex with the Novotel hotel, because the hotel was built on land owned by the mother Rachmi Hatta, wife of the man Hatta (Indonesia's first vice president).


From there we departed for the Panorama, which is from where it can see the canyon scenery Sianok, Subhanalloh a fusion of beauty, between the valleys, hills and rivers. Unceasingly I was amazed to see it. Hence it is not surprising if the canyon Sianok got the nickname "Grand Canyon of Indonesia."

Still a complex with panoramic views, we come across the Cave of Japan. In order to enter this cave, had to descend a staircase where the steps amounted to 128, with a depth of about 40 meters. To enter and exit the tunnel there are 3 main doors and emergency exit 6. However, only one main door which is used for the doors that are common in the park panorama. After being around in the park panorama, my husband and I finally decided to go into the field, while the uncle and his family will stay in Bukittinggi.

My husband and I go home alone, while enjoying time together, despite having to hang on a bus.

In the evening we had reached the Padang. Ready-cooked ready bantuin create event tomorrow. Fifth day, there was a bite to eat and pray (recitation), as a sign of gratitude could gather and meet relatives.

Sixth day, we walk around the Padang for culinary tourism. We bought chips sanjai (cassava Balado), character kaliang, dakak-dakak, and onion cake. Taking a walk together, we enjoy a very famous durian ice in the cabin area. In the afternoon we went to buy bread Murtabak Kubang and Cane. If this can keep fat nih. Boxed evening we pack up to return tomorrow.

Seventh day, my husband, mother-in-law beserta uncle and his family returned to Bandung. This time we did not ride the bus again, but on a plane. Tomorrow it's known has had to work again. It's been a long journey at the same time enjoyable for our honeymoon.


Rabu, 24 Maret 2010

Tujuh Langit, Tujuh Malaikat Penjaga, dan Tujuh Amal Sang Hamba



Diambil dari Hudzaifah. org

Hudzaifah.org - Dari Ibnu Mubarak dan Khalid bin Ma'dan, mereka berkata kepada Mu'adz bin Jabal, "Mohon ceritakan kepada kami sebuah hadits yang telah Rasulullah ajarkan kepadamu, yang telah dihafal olehmu dan selalu diingat-ingatnya karena sangat kerasnya hadits tersebut dan sangat halus serta dalamnya makna ungkapannya. Hadits manakah yang engkau anggap sebagai hadits terpenting?"

Mu'adz menjawab, "Baiklah, akan aku ceritakan..." Tiba-tiba Mu'adz menangis tersedu-sedu. Lama sekali tangisannya itu, hingga beberapa saat kemudian baru terdiam. Beliau kemudian berkata, "Emh, sungguh aku rindu sekali kepada Rasulullah. Ingin sekali aku bersua kembali dengan beliau...". Kemudian Mu'adz melanjutkan:

Suatu hari ketika aku menghadap Rasulullah Saw. yang suci, saat itu beliau tengah menunggangi untanya. Nabi kemudian menyuruhku untuk turut naik bersama beliau di belakangnya. Aku pun menaiki unta tersebut di belakang beliau. Kemudian aku melihat Rasulullah menengadah ke langit dan bersabda, "Segala kesyukuran hanyalah diperuntukkan bagi Allah yang telah menetapkan kepada setiap ciptaan-Nya apa-apa yang Dia kehendaki. Wahai Mu'adz....!

Labbaik, wahai penghulu para rasul....!

Akan aku ceritakan kepadamu sebuah kisah, yang apabila engkau menjaganya baik-baik, maka hal itu akan memberikan manfaat bagimu. Namun sebaliknya, apabila engkau mengabaikannya, maka terputuslah hujjahmu di sisi Allah Azza wa Jalla....!

Wahai Mu'adz...Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkati dan Mahatinggi telah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan petala langit dan bumi. Pada setiap langit terdapat satu malaikat penjaga pintunya, dan menjadikan penjaga dari tiap pintu tersebut satu malaikat yang kadarnya disesuaikan dengan keagungan dari tiap tingkatan langitnya.

Suatu hari naiklah malaikat Hafadzah dengan amalan seorang hamba yang amalan tersebut memancarkan cahaya dan bersinar bagaikan matahari. Hingga sampailah amalan tersebut ke langit dunia (as-samaa'I d-dunya) yaitu sampai ke dalam jiwanya. Malaikat Hafadzah kemudian memperbanyak amal tersebut dan
mensucikannya.

Namun tatkala sampai pada pintu langit pertama, tiba-tiba malaikat penjaga pintu tersebut berkata, "Tamparlah wajah pemilik amal ini dengan amalannya tersebut!! Aku adalah pemilik ghibah... Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk mencegah setiap hamba yang telah berbuat ghibah di antara manusia -membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan orang lain yang apabila orang itu mengetahuinya, dia tidak suka mendengarnya- untuk dapat melewati pintu langit pertama ini....!!"

Kemudian keesokan harinya malaikat Hafadzah naik ke langit beserta amal shalih seorang hamba lainnya. Amal tersebut bercahaya yang cahayanya terus diperbanyak oleh Hafadzah dan disucikannya, hingga akhirnya dapat menembus ke langit kedua. Namun malaikat penjaga pintu langit kedua tiba-tiba berkata, "Berhenti kalian...! Tamparlah wajah pemilik amal tersebut dengan amalannya itu! Sesungguhnya dia beramal namun dibalik amalannya itu dia menginginkan penampilan duniawi belaka ('aradla d-dunya).Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk tidak membiarkan amalan si hamba yang berbuat itu melewati langit dua ini menuju langit berikutnya!" Mendengar itu semua, para malaikat pun melaknati si hamba tersebut hingga petang harinya.

Malaikat Hafadzah lainnya naik bersama amalan sang hamba yang nampak indah, yang di dalamnya terdapat shadaqah, shaum-shaumnya serta perbuatan baiknya yang melimpah. Malaikat Hafadzah pun memperbanyak amal tersebut dan mensucikannya hingga akhirnya dapat menembus langit pertama dan kedua. Namun ketika sampai di pintu langit ketiga, tiba-tiba malaikat penjaga pintu langit tersebut berkata, "Berhentilah kalian...! Tamparkanlah wajah pemilik amalan tersebut dengan amalan-amalannya itu! Aku adalah penjaga al-Kibr (sifat takabur). Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk tidak membiarkan amalannya melewatiku, karena selama ini dia selalu bertakabur di hadapan manusia ketika berkumpul dalam setiap majelis pertemuan mereka...."

Malaikat Hafadzah lainnya naik ke langit demi langit dengan membawa amalan seorang hamba yang tampak berkilauan bagaikan kerlip bintang gemintang dan planet. Suaranya tampak bergema dan tasbihnya bergaung disebabkan oleh ibadah shaum, shalat, haji dan umrah, hingga tampak menembus tiga langit
pertama dan sampai ke pintu langit keempat. Namun malaikat penjaga pintu tersebut berkata, "Berhentilah kalian...! Dan tamparkan dengan amalan-amalan tersebut ke wajah pemiliknya..! Aku adalah malaikat penjaga sifat 'ujub (takjub akan keadaan jiwanya sendiri). Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku agar ridak membiarkan amalannya melewatiku hingga menembus langit sesudahku. Dia selalu memasukkan unsur 'ujub di dalam jiwanya ketika melakukan suatu perbuatan...!"

Malaikat Hafadzah lainnya naik bersama amalan seorang hamba yang diiring bagaikan iringan pengantin wanita menuju suaminya. Hingga sampailah amalan tersebut menembus langit kelima dengan amalannya yang baik berupa jihad, haji dan umrah. Amalan tersebut memiliki cahaya bagaikan sinar matahari.
Namun sesampainya di pintu langit kelima tersebut, berkatalah sang malaikat penjaga pintu, "Saya adalah pemilik sifat hasad (dengki). Dia telah berbuat dengki kepada manusia ketika mereka diberi karunia oleh Allah. Dia marah terhadap apa-apa yang telah Allah ridlai dalam ketetapan-Nya. Rabb Pemeliharaku memerintahkan aku untuk tidak membiarkan amal tersebut melewatiku menunju langit berikutnya...!"

Malaikat Hafadzah lainnya naik dengan amalan seorang hamba berupa wudlu yang sempurna, shalat yang banyak, shaum-shaumnya, haji dan umrah, hingga sampailah ke langit yang keenam. Namun malaikat penjaga pintu langit keenam berkata, 'Saya adalah pemilik ar-rahmat (kasih sayang). Tamparkanlah amalan
si hamba tersebut ke wajah pemilikinya. Dia tidak memilki sifat rahmaniah sama sekali di hadapan manusia. Dia malah merasa senang ketika melihat musibah menimpa hamba lainnya. Rabb Pemeliharaku memerintahkanku untuk tidak membiarkan amalannya melewatiku menuju langit berikutnya...!'

Naiklah malaikat Hafadzah lainnya bersama amalan seorang hamba berupa nafkah yang berlimpah, shaum, shalat, jihad dan sifat wara' (berhati-hati dalam bermal). Amalan tersebut bergemuruh bagaikan guntur dan bersinar bagaikan bagaikan kilatan petir. Namun ketika sampai pada langit yang ketujuh, berhentilah amalan tersebut di hadapan malaikat penjaga pintunya. Malaikat itu berkata, 'Saya adalah pemilik sebutan (adz-dzikru) atau sum'ah (mencintai kemasyhuran) di antara manusia. Sesungguhnya pemilik amal ini
berbuat sesuatu karena menginginkan sebutan kebaikan amal perbuatannya di dalam setiap pertemuan. Ingin disanjung di antara kawan-kawannya dan mendapatkan kehormatan di antara para pembesar. Rabb Pemeliharaku memerintahkan aku untuk tidak membiarkan amalannya menembus melewati pintu langit ini menuju langit sesudahnya. Dan setiap amal yang tidak diperuntukkan bagi Allah ta'ala secara ikhlas, maka dia telah berbuat riya', dan Allah Azza wa Jalla tidak menerima amalan seseorang yang diiringi dengan riya' tersebut....!'

Dan malaikat Hafadzah lainnya naik beserta amalan seorang hamba berupa shalat, zakat, shaum demi shaum, haji, umrah, akhlak yang berbuahkan hasanah, berdiam diri, berdzikir kepada Allah Ta'ala, maka seluruh malaikat di tujuh langit tersebut beriringan menyertainya hingga terputuslah seluruh hijab dalam menuju Allah Subhanahu. Mereka berhenti di hadapan ar-Rabb yang Keagungan-Nya (sifat Jalal-Nya) bertajalli. Dan para malaikat tersebut menyaksikan amal sang hamba itu merupakan amal shalih yang diikhlaskannya hanya bagi Allah Ta'ala.

Namun tanpa disangka Allah berfirman, 'Kalian adalah malaikat Hafadzah yang menjaga amal-amal hamba-Ku, dan Aku adalah Sang Pengawas, yang memiliki kemampuan dalam mengamati apa-apa yang ada di dalam jiwanya. Sesungguhnya dengan amalannya itu, sebenarnya dia tidak menginginkan Aku. Dia menginginkan selain Aku...! Dia tidak mengikhlaskan amalannya bagi-Ku. Dan Aku Maha Mengetahui terhadap apa yang dia inginkan dari amalannya tersebut. Laknatku bagi dia yang telah menipu makhluk lainnya dan kalian semua, namun Aku sama sekali tidak tertipu olehnya. Dan Aku adalah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib, Yang memunculkan apa-apa yang tersimpan di dalam kalbu-kalbu. Tidak ada satu pun di hadapan-Ku yang tersembunyi, dan tidak ada yang samar di hadapan-Ku terhadap segala yang tersamar..... Pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang belum terjadi. Pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang telah berlalu sama dengan pengetahuan-Ku terhadap yang akan datang. Dan pengetahuan-Ku terhadap segala sesuatu yang awal sebagaimana pengetahuan-Ku terhadap segala yang akhir. Aku lebih mengetahui sesuatu yang rahasia dan tersembunyi. Bagaimana mungkin hamba-Ku menipu-Ku dengan ilmunya. Sesungguhnya dia hanyalah menipu para makhluk yang tidak memiliki pengetahuan, dan Aku Maha Mengetahui segala yang ghaib. Baginya laknat-Ku....!!

Mendengar itu semua maka berkatalah para malaikat penjaga tujuh langit beserta tiga ribu pengiringnya, 'Wahai Rabb Pemelihara kami, baginya laknat-Mu dan laknat kami. Dan berkatalah seluruh petala langit, 'Laknat Allah baginya dan laknat mereka yang melaknat buat sang hamba itu..!

Mendengar penuturan Rasulullah Saw. sedemikian rupa, tiba-tiba menangislah Mu'adz Rahimahullah, dengan isak tangisnya yang cukup keras...Lama baru terdiam kemudian dia berkata dengan lirihnya, "Wahai Rasulullah......Bagaimana bisa aku selamat dari apa-apa yang telah engkau ceritakan tadi...??"

Rasulullah bersabda, "Oleh karena itu wahai Mu'adz.....Ikutilah Nabimu di dalam sebuah keyakinan...".

Dengan suara yang bergetar Mu'adz berkata, "Engkau adalah Rasul Allah, dan aku hanyalah seorang Mu'adz bin Jabal....Bagaimana aku bisa selamat dan lolos dari itu semua...??"

Nabi yang suci bersabda, "Baiklah wahai Mu'adz, apabila engkau merasa kurang sempurna dalam melakukan semua amalanmu itu, maka cegahlah lidahmu dari ucapan ghibah dan fitnah terhadap sesama manusia, khususnya terhadap saudara-saudaramu yang sama-sama memegang Alquran. Apabila engkau hendak berbuat ghibah atau memfitnah orang lain, haruslah ingat kepada pertanggungjawaban jiwamu sendiri, sebagaimana engkau telah mengetahui bahwa dalam jiwamu pun penuh dengan aib-aib. Janganlah engkau mensucikan jiwamu dengan cara menjelek-jelekkan orang lain. Jangan angkat derajat jiwamu dengan cara menekan orang lain. Janganlah tenggelam di dalam memasuki urusan dunia sehingga hal itu dapat melupakan urusan akhiratmu. Dan janganlah engkau berbisik-bisik dengan seseorang, padahal di sebelahmu terdapat orang lain yang tidak diikutsertakan. Jangan merasa dirimu agung dan terhormat di hadapan manusia, karena hal itu akan membuat habis terputus nilai kebaikan-kebaikanmu di dunia dan akhirat. Janganlah berbuat keji di dalam majelis pertemuanmu sehingga akibatnya mereka akan menjauhimu karena buruknya akhlakmu. Janganlah engkau ungkit-ungkit kebaikanmu di hadapan orang lain. Janganlah engkau robek orang-orang dengan lidahmu yang akibatnya engkau pun akan dirobek-robek oleh anjing-anjing Jahannam, sebagaimana firman-Nya Ta'ala, "Demi yang merobek-robek dengan merobek yang sebenar-benarnya..." (QS An-Naaziyat [79]: 2) Di neraka itu, daging akan dirobek hingga mencapat tulang........

Mendengar penuturan Nabi sedemikian itu, Mu'adz kembali bertanya dengan suaranya yang semakin lirih, "Wahai Rasulullah, Siapa sebenarnya yang akan mampu melakukan itu semua....??"

"Wahai Mu'adz...! Sebenarnya apa-apa yang telah aku paparkan tadi dengan segala penjelasannya serta cara-cara menghindari bahayanya itu semua akan sangat mudah bagi dia yang dimudahkan oleh Allah Ta'ala.... Oleh karena itu cukuplah bagimu mencintai sesama manusia, sebagaimana engkau mencintai jiwamu sendiri, dan engkau membenci mereka sebagaimana jiwamu membencinya. Dengan itu semua niscaya engkau akan mampu dan selamat dalam menempuhnya.....!!"

Khalid bin Ma'dan kemudian berkata bahwa Mu'adz bin Jabal sangat sering membaca hadits tersebut sebagaimana seringnya beliau membaca Alquran, dan sering mempelajarinya serta menjaganya sebagaimana beliau mempelajari dan menjaga Alquran di dalam majelis pertemuannya.

Al-Ghazali Rahimahullah kemudian berkata, "Setelah kalian mendengar hadits yang sedemikian luhur beritanya, sedemikian besar bahayanya, atsarnya yang sungguh menggetarkan, serasa akan terbang bila hati mendengarnya serta meresahkan akal dan menyempitkan dada yang kini penuh dengan huru-hara yang mencekam. Kalian harus berlindung kepada Rabb-mu, Pemelihara Seru Sekalian Alam. Berdiam diri di ujung sebuah pintu taubat, mudah-mudahan kalbumu akan dibuka oleh Allah dengan lemah lembut, merendahkan diri dan berdoa, menjerit dan menangis semalaman. Juga di siang hari bersama orang-orang yang merendahkan diri, yang menjerit dan selalu berdoa kepada Allah Ta'ala. Sebab itu semua adalah sebuah persoalan bersar dalam hidupmu yang kalian tidak akan selamat darinya melainkan disebabkan atas pertolongan dan rahmat Allah Ta'ala semata.

Dan tidak akan bisa selamat dari tenggelamnya di lautan ini kecuali dengan hadirnya hidayah, taufiq serta inayah-Nya semata. Bangunlah kalian dari lengahnya orang-orang yang lengah. Urusan ini harus benar-benar diperhatikan oleh kalian. Lawanlah hawa nafsumu dalam tanjakan yang menakutkan ini. Mudah-mudahan kalian tidak akan celaka bersama orang-orang yang celaka. Dan mohonlah pertolongan hanya kepada Allah Ta'ala, kapan saja dan dalam kadaan bagaimanapun. Dialah yang Maha Menolong dengan sebaik-baiknya...

Wa laa haula wa laa quwwata illa billaah...

Senin, 08 Maret 2010

Kenapa Tujuh Tahun?



oke ... kita lihat gambarnya yah ...

terlihat jelas bahwa perkembangan yang disebutkan dalam grafik tersebut dimulai sejak bayi lahir, kecuali untuk perkembangan motorik dan perkembangan bahasa yang sudah dimulai sejak janin ...

over mass production sel2 otak terjadi pada bagian yang berwarna merah tua dan semakin lama semakin berkurang jumlahnya (ditunjukkan dengan warna yang semakin memudar)

apakah pemudaran ini pasti akan seperti itu dan berlangsung seterusnya?

jawabannya bisa ya dan bisa tidak ... ya berkurang dengan cepat jika anak tidak memperoleh stimulasi yang merangsang seluruh panca inderanya dengan tepat, dan bisa tidak berkurang dengan cepat jika anak memperoleh stimulasi yang tepat ...

dari mana stimulasi itu?

ya dari lingkungannya ... terutama di mana anak menghabiskan sebagian besar waktunya ... karena bagi otak, proses belajar (berkembang) berlangsung setiap sepersekian detik pengalaman hidup ...

coba perhatikan gambarnya lagi ... walaupun tidak selalu seperti itu, namun yang paling akhir masa kritisnya adalah masa perkembangan keterampilan sosial dengan sebaya, yaitu pada usia antara 6 - 7 tahun ...

nah ... kira-kira sudah bisa menjawabkah? kenapa sebaiknya masuk SD di usia 7 tahun?

kalau belum ... mari kita melihat kondisi2 sekolah yang ada di sekitar kita ...

jika kita masukkan anak ke SD pada usia 6 tahun, maka ia masih berada pada tahap kritis keterampilan sosial ... padahal ... ketika di SD biasa, bersosialisasi di dalam kelas adalah perilaku yang tidak diijinkan ...

jika kita masukkan anak ke SD pada usia 5 tahun, maka selain masih tertatih-tatih dalam keterampilan sosial, ia baru saja melewati (atau malah masih berada pada) masa kritis dalam perkembangan motorik (kekuatan dan keterampilan fisik) ... padahal ... ketika di SD biasa, bergerak di dalam kelas adalah hal yang tabu kecuali diijinkan oleh gurunya ... dan ketika di SD biasa, menulis adalah sebuah keharusan sementara perkembangan anak masih belum matang ...

jika kita masukkan anak ke SD pada usia 4 tahun ... coba lihat ... perkembangan apa saja yang diterabas?

salam, Yanti D.P.

mohon baca lanjutannya di Dulu dan sekarang

Dulu dan sekarang (Lanjutan "Kenapa Tujuh Tahun")

beberapa komentar atas tulisan berjudul "Kenapa Tujuh Tahun?", baik yang di notes bintang bangsaku maupun di wall rekan lain yang kebetulan memutuskan untuk share tulisan yang saya buat tadi pagi serta beberapa message di inbox, menyebutkan bahwa duluuuuuu ibunya masuk SD juga belum berusia 7 tahun dan baik-baik saja sampai sekarang ...

hmm ...

saya sendiri juga masuk SD sebelum usia 7 koq, dan saya survive sampai sekarang ... hehehe ...

nah, apakah berarti teori perkembangan otak itu yang salah atau saya yang salah tafsir sehingga tidak ada resiko yang perlu dipertimbangkan jika anak masuk SD sebelum berusia 7 tahun ...

sebagai teori yang datangnya dari pemikiran manusia, maka berbagai bagan itu berhak untuk salah dan wajib di-kritisi ...

namun, sebelum mencari pembenaran yang cenderung menyalahkan atau tidak mengindahkan teori tersebut, mari kita kembali melihat dan mencermati sekolah-sekolah di sekitar kita sekarang ini beserta seluruh elemen di dalamnya ...

mulai dari yang paling inti, yaitu kurikulum yang mengandung standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator keberhasilan belajar, waktu pencapaian, serta prosedur penilaiannya ...

secara sederhana ... dan paling mudah karena saya tidak yakin bahwa kita semua punya kurikulum dari tahun 1964, 1968, 1974, 1984, 1994, 2004, dan 2006/2007 ...

bisa kita ingat bahwa jaman dulu, waktu kita masih kelas 1 SD, masih banyak di antara kita yang belum bisa membaca ... masih ingat buku pelajarannya? tulisannya besar-besar dan kalimatnya sederhana ...

coba ingat-ingat ... jaman dulu, materinya sangat sederhana, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari bahkan yang namanya matematika masih pakai ndol-ndol atau pakai lidi ...

sekarang?

coba lihat materi dan juga buku-buku pelajarannya ... mantap khan?

itu baru dari urusan kurikulumnya ...

dan kita akan fokus di kurikulum itu saja ya ...

fakta yang ditemukan oleh ahli-ahli neurologi yang menyatakan bahwa pada saat lahir otak bayi mengandung 100 sampai 200 milyar neuron atau sel syaraf yang siap melakukan sambungan antar sel.

sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia telah terjadi ketika usia 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berusia 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi 100% ketika anak berusia 8 sampai 18 tahun.

para ahli sepakat bahwa periode keemasan tersebut hanya berlangsung satu kali sepanjang rentang kehidupan manusia

nah ...

masalahnya ... seperti yang dikatakan oleh Prof Suharyadi dari UI bahwa otak belakanglah yang menentukan kecerdasan seseorang ... terutama untuk anak usia 7 tahun ke bawah ya ...

maksudnya?

otak belakang meliputi jembatan Varol (pons Varolii), sumsum lanjutan (medula oblongata), dan otak kecil (serebelum).

ketiga bagian ini membentuk batang otak.

penjelasan singkat tentang masing2 bagian adalah sebagai berikut: (semoga tidak membuat yang baca jadi gegar otak ... hihihi)

jembatan Varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil, serta menghubungkan otak kecil dengan otak besar

sumsum lanjutan berperan sebagai pusat pengatur pernapasan, refleks fisiologi, seperti detak jantung, tekanan udara, suhu tubuh, pelebaran atau penyempitan pembuluh darah, gerak alat pencernaan, dan sekrresi kelenjar pencernaan, serta mengatur gerak refleks, seperti batuk, bersin, dan berkedip

otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar.

lah ... apa hubungannya semua itu?

woooooooooooo ... hubungannya ke mana-mana ... hehehe ...

lha itu jadi dasar untuk semuanya je ...cek gambar ini ya ... R-system = Reflect System




pasti sudah pada tahu apa fungsi sistem limbik, belahan otak kanan, otak kiri, dan seterusnya yang ada di bagan ...

nah ...

kelihatan banget khan ya ... ketika beban materi (seperti yang sekarang dihadapi oleh anak-anak kita) yang notabene sangat kognitif dan mengedepankan proses ekspresi dalam bentuk bahasa lisan secara logis, linier (searah), rasional, sistematis, dan detail ... maka hasilnya GUBRAK!

lha bagian otak yang berfungsi untuk hal itu malah belum berkembang dengan baik pada usia di bawah 7 tahun ...

bandingkan dengan jaman kita dulu ... kelas 1 SD adalah masa-masa awal kita belajar membaca, belajar berhitung menggunakan potongan2 lidi, belajar menulis satu dua kata, belajar menyanyi dengan menggunakan notasi yang benar, belajar menggambar dengan komposisi yang proporsional ...

tas kita berat, tapi isinya bukan buku, melainkan bekal makanan dan minuman, atau bahkan mainan ... (minimal itu pengalaman saya yang sekolah di pelosok sana)

nah ...

kalau kita lihat lagi gambar di atas ... apa artinya?

untuk usia 7 tahun ke bawah, pembelajaran yang terbaik adalah yang mengedepankan kenyamanan fisik (r-system), emosi (limbic), dan kesempatan untuk berimajinasi (right brain) ...

tanpa adanya kenyamanan untuk berimajinasi, maka otak akan memerintahkan tubuh bertindak atas dasar pencarian kenyamanan emosi ... terjadilah yang judulnya ngambek, mogok, malas, membangkang, dlsb ...

tanpa adanya kenyamanan untuk emosi, maka otak akan memerintahkan tubuh bertindak atas dasar pencarian kenyaman fisik (pertahanan tubuh) ... terjadilah yang judulnya badan panas, perut melilit, muntah2, dlsn ...

tanpa adanya kenyamanan fisik, maka otak akan memerintahkan tubuh untuk berhenti!

nah lho ...

jadi ... kembali lagi ...

lain dulu lain sekarang ...

andaikan kelas 1 SD masih seperti dulu ... maka tanpa keraguan saya tidak akan khawatir jika ada anak di bawah umur yang masuk ke SD

sayangnya ... SD sekarang tidak seperti SD yang dulu ...

SD sekarang sarat materi, yang sayangnya, walaupun beban kurikulum semakin berat tetap saja kualitas HDI kita termasuk di bagian bontot ...

lha ... landasannya saja error ... apa yang mau diharapkan?

jadi gimana? mau ikutan error?


salam, Yanti D.P.

Anak TK Tidak Boleh Diajari Membaca?

Pagi ini ada acara silaturrahmi orang tua siswa sekolah anak kami dan salah satu acaranya adalah ceramah tentang pendidikan yang disampaikan oleh Prof Suharyadi dari UI. Ceramahnya disampaikan dengan sangat menarik karena beliau pandai berkomunikasi dan suka humor.

Tapi ada hal yang disampaikan beliau yang mengganjal pikiran saya. Sebetulnya saya pingin berdiskusi dengan beliau tapi beliau terburu-buru ada acara lain sehingga pertanyaan saya ini terpaksa saya lemparkan ke milis ini. Saya berharap bisa memperoleh jawaban.

Pada ceramahnya beliau mengatakan bahwa batas usia masuk SD yang ideal adalah 7 tahun. Yang menjadi pertanyaan saya adalah : Apa dasar penentuan usia tujuh tahun tersebut? There should be argument behind this. Sebenarnya pertanyaan ini sudah lama menggoda saya tapi belum pernah dapat jawaban yang memuaskan. Tentunya penentuan batas usia tersebut tidak muncul begitu saja tapi memiliki argumen di belakangnya. Mungkin ada teman milis yang bisa menjawabnya. Terus terang pada saat ceramah argumennya tidak muncul sehingga pertanyan ini kembali menggoda saya.

Selain itu ada pernyataan beliau yang juga menggoda saya. Beliau mengatakan bahwa jika ada anak yang sampai usia tujuh tahun belum bisa membaca maka para orang tua semestinya berbahagia karena itu yang benar. Pernyataan ini tentu saja sangat provokatif dan mungkin bertujuan untuk ‘menenangkan’ sebagian orang tua yang mungkin anaknya belum juga bisa membaca meski sudah berusia tujuh tahun. Saya sulit menebak kemana arah dari pernyataan tersebut dengan Sayang sekali bahwa tidak terjadi diskusi mengenai hal ini setelah ceramah tersebut.

Pernyataan lain yang juga saya anggap ‘provokatif’ adalah bahwa sebelum usia tujuh tahun anak jangan diajarkan untuk membaca karena akan membuat otak anak justru tidak bisa berkembang dengan optimal. Saya tentu tidak meragukan kemampuan intelektual beliau apalagi beliau adalah dosen UI dengan gelar professor tapi pernyataan semacam ini tentunya membutuhkan argumen yang bersifat akademis, yang sayangnya tidak muncul karena memang bukan forumnya. Saya terus terang jadi penasaran.

Penelitian tentang kecerdasan anak belakangan ini semakin lama semakin meneguhkan adanya masa ‘usia emas 1 s/d 5 tahun’ bagi perkembangan otak anak, baik otak belakang-muka, kiri maupun kanan dan orang tua yang meyia-nyiakan masa usia emas tersebut dianggap akan merugikan perkembangan mental anak di masa-masa berikutnya. Tentu saja pro dan kontra tentang ini sangat riuh-rendah dan banyak diantara kita yang bersifat ‘wait and see’ dan banyak yang bersikap ambil aman daripada terjadi apa-apa nantinya. Tetapi pernyataan bahwa anak baru siap dididik pada usia tujuh tahun bagi saya adalah ‘out of date’ dan patut dipertanyakan argumentasinya.

Pernyataan ini mungkin dipicu oleh keprihatinan dalam melihat betapa sekolah sebagai tempat belajar secara formal ternyata telah menjadikan proses belajar menjauh dari proses bermain yang sebenarnya merupakan sumber inspirasi dalam belajar bagi anak-anak. Anak-anak telah dipisahkan dari proses bermain yang merupakan wahana bagi mereka dalam belajar dan meningkatkan kecerdasan. Dengan menekankan rasionalitas dan logika semata dalam proses belajar , terutama pada anak-anak, memang akan mengerdilkan kemampuan anak dalam belajar. Anak-anak di Taman Kanak-kanak (Kindergarten) belajar melalui bermain. Bermain bukanlah konsep yang terpisah dengan belajar.

Pernyataan beliau bahwa otak belakanglah yang menentukan kecerdasan seseorang juga perlu dipertanyakan. Kecerdasan nampaknya lebih ditentukan oleh otak bagian depan, yang kita kenal dengan otak kiri dan otak kanan. Otak bagian belakang ‘cuma’ berperanan penting dalam mengatur pernapasan dan koordinasi gerakan tubuh, atau yang disebut dengan ‘kegiatan vegetatif’ (“Revolusi IQ/EQ/SQ : Antara Neurosains dan Al-Qur’an. Taufiq Pasiak hal 72). Menurut ‘Tiga Otak’ Paul McLean otak belakang termasuk dalam Otak Reptil (Batang Otak) yang memiliki fungsi motorik sensoris, kelangsungan hidup(makan, minum,reproduksi, tempat tingal), dan respon lawan atau lari (ibid. hal 134).

Mungkin yang dimaksudkan oleh beliau adalah bahwa keberhasilan dalam pemikiran dan akal dikemudian hari ditentukan pada tahap perkembangan motorik yang banyak ditentukan oleh otak belakang ini. Tahap perkembangan motorik memang memiliki pengaruh yang sangat besar dalam tahapan perkembangan dalam berbicara, membaca, atau pemikiran logis lainnya.

Satu hal lagi yang menjadi pertanyaan saya adalah ketidaksetujuan beliau terhadap anak TK yang belajar membaca. Meski ini bukan hal yang aneh tapi tidak jelas apa yang menjadi keberatan beliau. Apakah karena materi belajar membaca (mengenal huruf sampai bisa membaca kalimat dan paragraf) dianggap belum mampu untuk dicerna oleh intelektualitas anak sehingga dikuatirkan akan dapat membuat otak anak menjadi terforsir dan dapat menjadikannya kelelahan (fatigue) dan memperngaruhi perkembangan intelektualitas mereka kelak, ataukah proses dalam belajar membaca tersebut dikuatirkan akan menjadi begitu formal dan terstruktur sehingga seolah tercerabut dari dunia anak yang semestinya lebih kepada bermain, suatu proses yang ‘memaksa dan’membebani’ anak secara mental? Kita mesti jelas dalam hal ini agar kita tidak salah dalam menganalisa permasalahan. Sekedar mengingatkan, otak kita telah berkembang 80% pada usia 5 tahun dan dianggap telah mencapai sempurna 100% pada usia 8 tahun sehingga menunggu otak berkembang sampai sempurna dulu baru dilatih tentu merupakan hal yang mubazir.

Satu hal yang paling ‘mengganggu’ saya adalah pernyataan bahwa ada peraturan yang menyatakan bahwa anak TK TIDAK BOLEH diajar untuk membaca. Sayang sekali tidak jelas peraturan tersebut tercantum dimana karena tentu saja peraturan tersebut patut dipertanyakan. Apakah memang benar ada peraturan tersebut dan dimana kita bisa melihatnya?

Sekedar untuk menutup ‘uneg-uneg’ saya perlu saya sampaikan bahwa Prof. DR. Dedi Supriadi, Guru Besar Universtas Pendidikan Bandung, dengan tegas menjawab bahwa anak usia dini dapat diajari membaca, menulis, dan berhitung ketika ditanya pendapatnya tentang kontroversi bisa tidaknya anak usia dini diberikan materi pelajaran. Bahkan menurutnya anak usia dini dapat diajar tentang sejarah, geografi, dan lain-lainnya. Pertanyaannya bukan lagi apakah seorang balita bisa diajar membaca atau tidak tapi BAGAIMANA MENGAJAR ANAK BALITA MEMBACA. Di Jepang dan negara-negara maju lainnya anak-anak telah diperkenalkan untuk membaca sejak mereka masih Pra-TK dan kita yakin bahwa bangsa Jepang tentu tidak ingin ‘mengorbankan’ anak-anak mereka jika mereka tahu bahwa belajar membaca tersebut akan berakibat buruk bagi anak-anak mereka di masa depan.

Pak Munif Bicara Tentang Tahapan Perkembangan Otak Anak

(Dikutip dari Catatan Smart Parenting)


Bersyukur sekali hari ini saya berhasil kopi darat dengan lebih dari 60 member Smart Parent, termasuk dengan Bu Melly Kiong . Seru loh…!! Gembira rasanya bisa mempertemukan dua tokoh Pendidikan Anak masa kini , Beliau berdua pun saling bertukar buku.. Semoga dua kekuatan ini bisa saling bersinergi dan menghasilkan masa depan yang lebih baik untuk pendidikan anak bangsa. Amiin.

Materi dibuka dengan penjelasan singkat pentingnya memahami siklus kompetensi dan pertumbuhan otak anak. Untuk menunjang optimalnya perkembangan kemampuan anak orang tua pun perlu memahami konsep Multiple Intelegence. Menurut Pak Munif jika ingin otak anak berkembang secara optimal maka orangtua perlu berhenti rungsing jika anak pulang ke rumah dengan nilai tes yang rendah. Jangan kuatir dengan nilai akhir anak, demi modal mencari sekolah terbaik.

Karena Sekolahnya Manusia sejatinya tidak lagi mengukur aspek kecerdasan anak hanya dari nilai tes. Karena sekolah unggulan bukanlah sekolah yang menerima murid melalui tes masuk. Sekolah baru bisa dikatakan hebat dan unggul bila mampu memintarkan siswa yang bodoh dan memperbaiki pembangunan karakter siswa yang dicap nakal. Bahkan ada sekolah yang luar biasa hebat, yaitu yang mampu mendidik anak-anak dengan keterbatasan dan hambatan perkembangan, atau sering kita sebut berkebutuhan khusus. Menjadi manusia yang punya jati diri dan masa depan. Semoga Sekolah Luar Biasa segera dihapuskan dari dunia pendidikan tanah air… Selamat datang sekolah inklusi..

Pada dasarnya setiap bayi yang lahir ke dunia adalah bibit juara , meskipun kemudian saat tumbuh kembang, mengalami kondisi pengasuhan yang tidak ideal, atau mengalami kegagalan tumbuh kembang akibat cacat fisik bawaan
ara>. Kita orang tua harus mengangkat setiap penghalang yang memisahkan anak kita dari kesempatan menemukan kekuatan dari kecerdasannya.

Dijelaskan kecerdasan seorang manusia begitu kompleks, sehingga tidak terkait dengan kondisi fisik dan kondisi otak apalagi hasil tes standar. Sebaliknya kecerdasan itu harus berkembang dengan berpijak pada landasan setiap orang punya kemampuan untuk DISCOVERING ABILITY, sehingga saat menemukan RIGHT PLACE orang tersebut akan mampu menebarkan BENEFIT nyata yang berarti pada lingkungannya.

Dari penjelasan di atas perlu rasanya kita mendefinisi ulang tujuan orang tua mendidik anak-anaknya baik di sekolah maupun di rumah, bukan hanya untuk jadi orang pintar yang nilai rapotnya gemilang. Tetapi lebih utama adalah demi menjadikan anak-anak kita manusia yang kreatif dan mampu memecahkan setiap masalah sedini mungkin. Digabung dengan penginstalan Tauhid dan Akhlak dalam agama saat membangun karakter mereka lewat pola asuh di rumah. Maka kita boleh menaruh harapan besar pada gilirannya meraka akan mampu menjadi generasi penerus yang bermanfaat bagi umat dan agamanya.

Pak Munif membagi tahap perkembangan otak anak 0 – 21 tahun menjadi 3 periode penting yang beliau kutip dari Hadits Rasul yang juga diungkap oleh penulis Quantum Learning Bobbi De Porter, sebagai berikut :

- 7 tahun pertama : Biarkan anak bebas bermain tidak boleh ada hukuman, saat umur ini anak adalah RAJA, yang tidak pernah salah.

- 7 tahun kedua : Kenalkan anak pada hal baik dan buruk dalam budi pekerti, buat kesepakatan dengan anak. Beri pujian saat mereka berbuat baik dan beri hukuman , saat mereka bertindak buruk atau diluar kesepakatan. Saat umur ini anak adalah PEMBANTU yang harus belajar menaati peraturan dan melaksanakan ketentuan.

- 7 tahun ketiga : Beri anak kesempatan untuk mencari alternatif dan biarkan mereka memilih yang paling sesuai dengan dirinya. Saat umur ini anak adalah WAZIR / MENTERI yang harus bertanggung jawab terhadap tugas-tugas dan keputusannya.

“Biarkanlah anak-anak kalian BERMAIN dalam 7 tahun pertama, kemudian DIDIK dan BIMBINGLAH mereka dalam 7 tahun kedua sedangkan 7 tahun ketiga jadikanlah mereka bersama kaliam dalam MUSYAWARAH dan MENJALANKAN TUGAS”


Kemudian Pak Munif menyentil kami dengan pertanyaan, “Siapa di antara Ibu dan Bapak yang pernah menghukum anak di 7 tahun petama, dengan kekerasan verbal maupun fisik…??” Sontak satu ruangan heboh, berasa kena tinju telak, termasuk saya.

“Maafkan Bunda yaa Nak.. telah mengurangi jatah bahagiamu di 7 tahun pertama, dengan banyak membentak, memakai intonasi suara sampai 5 oktaf saat nyuruh ini dan itu.” Hiks..hiks.. “ Belum lagi pukulan dam cubitan yang sempat mendarat di tubuh mungilmu. Astaghfirullah…”

Kemudian Pak Munif bilang : Apabila 7 tahun pertama lewat dengan cara yang SALAH maka 7 tahun kedua orang tua akan banyak mengalami HAMBATAN dalam BERKOMUNIKASI dengan anaknya, AKIBATNYA 7 tahun ketiga anak akan RENTAN dan TUMBUH jadi PRIBADI yang KEHILANGAN KEPERCAYAAN dan MORAL.

Untuk menjauhkan orang tua dari kesalahan di masa mendatang maka saat anak menjadi RAJA kecil penting bagi orang tua untuk selalu :

1. Membiarkan mereka bebas bertindak, memberi perintah, bermain dan bersenang-senang..nya saya sempat ingin bertanya tentang posisi mendidik kemandirian sejak dini karena anak umur 1-5 tahun sudah mulai mampu membantu diri sendiri jika diarahkan dengan benar. Apakah selalu melayani mereka tidak akan membuat mereka jadi manja..??>
2. Memberi perhatian dengan santun penuh kasih sayang dan kelembutan dalam tutur kata.
3. Memberi jawaban-jawaban positif untuk semua pertanyaan mereka.
4. Tidak memberikan disiplin yang keras dan kaku
5. Anak terdidik dengan mengambil contoh dari oran tua, keluarga, guru dan lingkungannya.
6. Orang tua harus memastikan kebutuhan anaknya akan kebebasan senantiasa terpenuhi tanpa harus melupakan keamanan dan keselamatan mereka.
7. Menemani anak dengan kuantitas pertemuan yang memadai.

Untuk anak usia di bawah 7 tahun, sebaiknya jangan bicara kualitas, tanpa kuantitas.
Karena ada 4 spesial moment yang mereka butuhkan setiap hari dari keberadaan orang tuanya. Yaitu :

1. Jadilah orang pertama yang dilihat anak kaita saat mereka membuka mata di pagi hari.
2. Penting untuk selalu melepas kepergian mereka ke sekolah
3. Anak juga membutuhkan orang tua ada saat mereka pulang dalam kondisi lelah.
4. Orang tua seharusnya jadi wajah terakhir yang ditatap anaknya sebelum mereka terlelap.

Apakah kita sudah menyambut mereka dengan kata-kata penghiburan yang dapat mengurangi kepenatan tubuh dan pikiran sepulang sekolah. Ataukah kita termasuk orang tua yang hobi mengajukan kalimat standar “Hari ini belajar apa..??” atau bahkan langsung bertanya “Ada PR nggak..??” sebelum mereka sempat duduk dan bersalin pakaian. Sungguh satu ungkapan yang tidak dibutuhkan otak anak kita.

Berikut adalah pendapat pakar tumbuh kembang anak tentang masa Golden Age :

- 99% masalah yang dialami anak Golden Age berasal dari kesalahan orangtua dan gurunya di sekolah formal.
- Rumah dan sekolah seperti penjara yang mengekang kebebasan anak untuk bertindak, beraktivitas dan bermain.

Materi seminar hari ini memang ditekankan untuk memperbaiki polah asuh dan pendidikan anak Golden Age, agar tahapan berikutnya dapat terlewati dengan lebih mulus. Timbul kemudian pertanyaan dari orang tua seperti saya yang sudah bertindak ‘bodoh’ pada anak di tahap ini. Pak Munif menjawab yang intinya sama dengan note tentang menganulir perilaku buruk di masa lalu. Meminta maaf anak dan selalu mengutamakan sikap, perkataan dan contoh yang positif. Jangan kemudian justru memanjakan anak di atas 7 tahun. Tetap lanjut sesuai tahapan berikutnya.

Semoga bermanfaat. Be Positive N Get Smarter Everyday…

Kognitif dan Brain Down Shifting : Penyebab Utamanya adalah Orang Tua dan Sekolah..??

(Dikutip dari Catatan Tentang Bintang Bangsaku, oleh Arifah Handayani)

Dua hari kemarin otak saya dipenuhi materi seminar tentang Down Shifting.. Baru hari Jumat, saya dengar Kognitif Down Shifting, di Quality Time Pak Munif “Mengapa Anak Membangkang”, sebagai salah satu sebab pembangkangan anak, terutama saat disuruh orang tua untuk belajar. Hari Sabtu saya dengar lagi Mba Yanti DP bicara tentang Brain Down Shifting akibat materi kognitif dijejalkan ke otak anak dengan cara yang tidak sesuai kinerja otaknya.

Apa sih Kognitif/Brain Down Shifting..??

Katanya Kognitif/Brain Down Shifting adalah kondisi menurunnya kinerja otak, akibat perlakuan dari lingkungan sekitar yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan potensi otak. Gejalanya, antara lain, seperti Pak Munif bilang, pembangkangan. Turunnya prestasi dan semangat belajar. Anak tampak murung dan tidak bahagia. Dan sebagainya.

Selama ini kalau bicara tentang kebutuhan otak maka yang ada dipikiran kita adalah mengasah otak secara optimal lewat kegiatan belajar dan mengajar, mengisi memori sebanyak banyaknya dengan data yang harus dihafalkan dan berlatih problem solving lewat materi soal seperti matematika dan fisika yang menuntut otak berputar cepat dan tepat. Semua hal yang saya sebutkan diatas adalah kegiatan sehari-hari anak di sekolah, celakanya di rumah pun anak masih diharuskan oleh orang tua berkutat dengan kegiatan tersebut.

Tanpa pernah menyadari bahwa kegiatan ‘belajar’ itu sering kali dilakukan dengan cara yang tidak sesuai potensi dan kinerja hakiki otak. Lebih sedih lagi ternyata cara di atas tidak selalu berhasil untuk menggali potensi kecerdasan anak. Tak jarang potensi sesungguhnya justru terblokir oleh tehnik penjejalan materi kognisi dengan cara menyedihkan di atas. Padahal otak manusia bekerja dengan begitu luar biasa. Anak belajar lewat semua indera dan gerak tubuhnya secara kontekstual. Melalui metode yang dapat memenuhi kebutuhan potensi spiritual dan emosionalnya.

Wheel of Will.. Setiap orang memiliki semua ini dalam otaknya sebagai modal.. Foto ini milik Bintang Bangsaku..


Anak belajar karena memiliki eagerness to learn, dengan cara yang mereka butuhkan. Bukan dengan digesa dan dijejalkan, itu pemaksaan namanya. Untuk dapat bekerja sesuai potensinya, otak anak membutuhkan rasa aman, nyaman dan bahagia. Itu sebabnya Quantum Learning hadir dengan metode fun and active learning. Bisa anda bayangkan seperti apa kerja otak anak yang tengah menghadapi UN, materi setumpuk harus dihafal. Soal-soal harus dikerjakan. Sedang orang tua di rumah selalu menggesa mereka agar menggunakan semua waktu untuk persiapan UN.

Kondisi Kognitif Down Shifting pernah terjadi pada Netta anak saya. Seorang gadis kecil yang berhasil melalui masa Balitanya dengan cukup sukses, berkat stimulasi yang saya pikir sudah optimal. Kritis berpikir, cukup percaya diri dan mandiri sesuai usia, mampu berbahasa dan bersosialisasi dengan baik, juga lulus Calistung sebelum lima tahun. Tadinya saya pikir dia sudah siap masuk SD.

Seperti yang pernah saya tulis dalam note “Transfer Knowledge di Sekolah dan Eagerness to Learn”. Ternyata kondisi belajar dan mengajar di sekolah tidak sesuai kinerja otak Netta, sehingga prestasi belajarnya di sekolah sama sekali tidak mencerminkan potensi otak yang pernah saya kenali, dan Netta gagal memberi yang terbaik dari dirinya di sekolah. Ditambah tekanan dari saya di rumah untuk memompa prestasinya dengan cara menyedihkan. Di kelas V Netta akhirnya mengalami Kognitif Down Shifting. Males sekolah, sering ngeluh sakit dan benci semua hal tentang sekolah. Prestasinya nge-drop.

Untunglah di saat genting itu saya bertemu dengan Pak Munif dan Mba Yanti DP, yang menginformasikan bahwa sukses dan mengembangkan potensi otak itu tidak melulu tentang pelajaran, dan prestasi belajar di sekolah bukan segalanya. Sayapun berkenalan dengan Brain-base Learning. Yang oleh Mba Yanti DP dikembangkan di Sekolah Bintang Bangsaku menjadi Brain-base Integrated Outline.

Sebuah sistem sekolah PAUD yang menginklusi semua anak, baik yang normal dan sempurna maupun yang berkebutuhan khusus di dalam satu atap, hasilnya luar biasa. Anak normal umur 3 tahun yang di rumah mungkin masih disuapi dan dimandikan, di Sekolah Bintang Bangsaku mampu menjadi Shadow Teacher dan membimbing temannya yang berkebutuhan khusus. Kuncinya menginstall segala sesuatu sesuai kinerja otak.

Sekolah yang ada saat ini sebagian besar konvensional, boring dan kurang mengobservasi kinerja otak dan mental anak sesuai potensi unik masing-masing individu. Parahnya lagi orang tua di rumah bukannya menambal kekurangan di sekolah dengan memberi kursus atau home base learning yang mengakomodasi kebutuhan otak, malah menjejali anak dengan tambahan pelajaran yang sama dengan sekolah. Diperkeruh dengan pola asuh di rumah yang begitu instruktif. Sampai anak seringkali tak sempat untuk tahu apa sebenarmya yang dibutuhkan dan diinginkannya semua diatur dan diambil alih orang tua.

Tidak heran anak sekarang banyak yang mengalami Down Shifting, celakanya pihak orang tua dan sekolah jarang yang peka mengidentifikasi masalah ini. Kondisi ini bisa diawali kesalahan memilih sekolah . Diperparah Orang tua yang tidak mengerti bagaimana seharusnya home base learning yang sesuai potensi dan kinerja otak anak. Bahkan tidak jarang orang tua yang gagal mengenali modalitas belajar anaknya karena kurang informasi tentang fun dan active learning yang mereka butuhkan.

Berangkat dari pemikiran ini maka Smart Parenting Event Organizer berusaha mengangkat materi “Bijak Memilih Sekolah yang Sesuai dengan Potensi Anak dan Cerdas Membangun Kesiapan Anak Masuk Sekolah” Sebagai Event Talkshow perdana. Mengingat waktu masuk sekolah sudah dekat. Begitupun waktu ujian akhir. Kami membayangkan betapa saat ini banyak anak yang tengah tersiksa secara kognitif. Otaknya berteriak. Tiada seorangpun mendengar, karena pikiran semua orang dipenuhi dengan mengejar target nilai UN dan mencari sekolah unggulan untuk next step.

Betulkah sekolah unggulan yang ditargetkan sudah sesuai dengan potensi otak mereka atau justru akan menyiksa lebih parah lewat kelas akselerasi, kelas internasional dan sebagainya yang sering tidak manusiawi. Untuk itu Bu Emmy Soekresno, selaku praktisi Home Schooling dan Kepala Sekolah Jerapah Kecil yang sudah lama menerapkan metode fun and active learning, akan memaparkan seperti apa sekolah yang sesuai dengan potensi kecerdasan anak.

Maka Smart Parents.. Galilah sebanyak mungkin materi yang kita butuhkan untuk tahu seperti apa sebenarnya kinerja otak anak kita, sehingga kita bisa menyadari betapa tidak terukurnya potensi mereka. Begitu Luar biasa, tidak satupun alat di dunia mampu mengukur potensi cerdas anak kita. Tidak juga nilai rapot apalagi UN yang tidak menggunakan penilaian otentik. Dalam even mendatang kami juga akan menghadirkan Mba Yanti DP dan teman-teman dari SCHEMA Psikologi, untuk lebih jelas menggambarkan seperti apa membangun kesiapan belajar sesuai potensi otak anak lewat Brain-base Learning.

Mohon maaf jika even ini baru kami gelar di wilayah Jakarta, semoga teman2 di daerah ada yang mau segera bergerak seperti kami dan berkenan membangun Smart Parenting Event Organizer di daerah masing-masing. Jika di daerah sudah terbentuk Event Organizernya maka kami akan bantu mencarikan Pembicara yang mau berangkat ke daerah anda.

Get Smarter Every day.. !!!

Kamis, 04 Maret 2010

Awesome Lerning

Tulisan ini dikutip dari catatan mbak Yanti DP di facebook

Awesome Learning

"all in one workshop untuk anak kelas 3 - 6 SD ... mulai dari asesmen untuk mengetahui gaya belajar anak beserta minatnya ... sampai melatihnya untuk memanfaatkan seluruh potensi agar proses belajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan ..."

maksudnya apa ya?


awesome adalah salah satu prinsip dalam B-bIO (Brain-based Integrated Outline), yang terdiri dari beberapa kunci, yaitu aware (sadar), expose (terbuka), synchronize (selaras), construct (sebangun), automize (spontan), dan integrate (menyatu)

B-bIO sendiri adalah sebuah pola yang saya temukan dan ternyata sangat bermanfaat untuk memperoleh suatu pencapaian diri, baik sebagai individu, organisasi, maupun masyarakat ... dan aplikasinya ternyata luas sekali ...

hmm ... daripada bercerita tentang teori, saya akan cerita alurnya workshop saja ya ...

untuk kunci pertama, anak-anak akan diajak untuk melakukan asesmen terhadap potensi dan preferensi yang dimilikinya ... tentu saja asesmen ini dengan menggunakan instrumen yang sudah baku dalam dunia psikologi ... jadi tidak perlu khawatir dengan validitasnya ...

untuk kunci kedua, anak-anak akan diajak untuk mengenali seluruh modalitas yang ia miliki, yang sudah dikaruniai oleh Tuhan kepada seluruh manusia ... setelah kenal, anak-anak akan dilatih untuk memanfaatkan modalitas itu seoptimal mungkin ...

untuk kunci ketiga, anak-anak akan diperkenalkan dengan berbagai teknik belajar yang selaras dengan masing-masing modalitas ... sehingga anak memiliki berbagai alternatif dalam belajar ... tidak hanya sekedar membaca dan menghapalkan teks atau bahkan sekedar corat-coret mengerjakan soal ...

untuk kunci ke-empat, anak-anak akan difasilitasi untuk menggunakan berbagai teknik belajar tersebut dalam mempelajari berbagai mata pelajarannya di sekolah ... karena masing2 mata pelajaran sejatinya punya karakter yang berbeda-beda dan perlu dipelajari dengan teknik yang berbeda-beda pula ...

untuk kunci ke-lima, anak-anak akan dilatih agar dapat secara spontan mengenali karakter mata pelajaran dan mengetahui teknik belajar mana yang tepat dan selaras dengan modalitas maupun potensi yang dimilikinya ...

untuk kunci ke-enam, anak-anak akan diajak untuk memanfaatkan seluruh pengetahuan, pengalaman, dan potensi yang memang sesuai dengan dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari ...



nah ... itu alurnya ... karena peserta yang kali ini cukup muda usianya maka workshop dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu 4 jam ... namun, tentu saja kami tidak akan lepas tangan begitu saja ... kami akan tetap berusaha membantu anak untuk dapat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari ...

kehadiran awesome teens yang sudah dibuat oleh teman-teman SCHEMA termasuk salah satu usaha kami ...

nantinya akan ada workshop dalam durasi lebih panjang namun khusus untuk anak-anak yang usianya sudah cukup untuk menginap tanpa orang tua, karena workshop tersebut akan dikemas dalam bentuk "Awesome Camp for Teens" ...

lalu bagaimana dengan anak-anak yang belum cukup umur? tenang, kami sedang merencanakan untuk mengadakan "Awesome Camp for Family" sehingga pada saat yang bersamaan akan menyentuh seluruh anggota keluarga ... tidak lagi secara parsial ... namun utuh sebagai keluarga yang sedang berusaha untuk menjadi luar biasa ...


well ...

apakah awesome learning ini adalah jawaban jitu atas kesulitan belajar? jawabnya iya ...

karena sesuai dengan prinsip ke-6 B-bIO, Masterpiece, di mana seseorang yang telah secara konsisten meluangkan waktunya untuk selalu belajar memperbaiki diri dan mentransformasi dirinya untuk menjadi orang yang benar-benar matang maka segala kesulitan, termasuk dalam belajar, hanya akan dipandang sebagai sarana evaluasi diri untuk menjadi lebih baik dan benar ...

apakah pasti? belum tentu karena ...

sesuai dengan prinsip pertama dalam B-bIO, Wheel of Will, semua terpulang pada tujuan dan komitmen dalam menjalani proses mencapai tujuan tersebut ...

sesuai dengan prinsip ke-tiga dalam B-bIO, Existence Tracks, semuanya berpulang pada jalur-jalur eksistensi yang dijalani ... apakah sudah sesuai dengan bakat dan minat atau hanya sekedar menjalaninya untuk mengikuti kemauan pasar?

sesuai dengan prinsip ke-empat dalam B-bIO, Big Village Aspiration, semuanya juga berpulang pada kemampuan anak dan keluarga dalam memaknai berbagai pengetahuan, nilai, dan peraturan2 ... serta bagaimana memanfaatkan berbagai inovasi dan teknologi yang ada di dalam kehidupan sehari-hari ...

sesuai dengan prinsip ke-lima dalam B-bIO, Inovative Collaboration, semuanya juga berpulang pada bagaimana seluruh elemen yang terkait dengan kehidupan sehari-hari si anak bekerja sama tanpa syarat dalam membantu anak mengembangkan dan memanifestasikan seluruh kemampuannya dalam batas-batas normatif yang diterima oleh lingkungan di sekitarnya ...


salam, Yanti D.P.