Kamis, 29 Desember 2011

resep takoyaki

Tips membuat takoyaki Saat mencampur adonan, cukup diaduk hingga rata agar adonan tidak terlalu mengembang sehingga didapatkan bentuk ideal yaitu bulat sebesar bola pingpong. Pastikan cetakan takoyaki panas benar untuk membentuk tekstur yang bagus. Konbu dapat diganti dengan rebusan kepala udang. Resep Takoyaki (Octopus Balls) Bahan isi takoyaki : Baby octopus (bayi gurita) 200 gram, rebus dan cincang Tenkasu (rice crispy) secukupnya Bahan adonan dasar takoyaki : Air 400 ml Konbu 10 cm, potong selebar 2 cm Katsuo-bushi 15 gram Tepung terigu protein rendah 200 gram Putih telur 4 butir Kuning telur 2 butir Margarin 2 sendok makan Pendamping takoyaki : Bulldog saus 50 ml Saus inggris 25 ml Mayones 50 gram Benishoga (acar jahe) secukupnya Cara membuat adonan dasar takoyaki : Masukkan konbu dalam panci, masak di atas api kecil. Angkat beberapa saat sebelum air mendidih. Campur katsuo-bushi dalam air rebusan konbu sambil di aduk selama 2 menit. Saring dan dinginkan. Campur terigu, telur dan garam. Tuang air kaldu, aduk hingga rata. Sisihkan. Cara membuat takoyaki : Tuang adonan takoyaki pada cetakan yang sudah diolesi dengan margarin hingga penuh. Taburi bagian atasnya dengan rice crispy dan masukkan baby octopus (bayi gurita). Masak di atas api kecil. Bila sudah setengah matang, balik adonan dengan bantuan tusuk sate/ tusuk besi. Masak hingga berwarna kecoklatan. Angkat dan sajikan bersama saus pendamping dan benishoga. Untuk 15 buah

Selasa, 27 Desember 2011

Mengenal Diri Anda Yang Sesungguhnya Melalui Grafologi

Hari ini, H&D Training menyelenggarakan seminar “Preview Grafo-Test”. Graphology merupakan salah satu metode yang dipergunakan dalam dunia psikologi untuk mengetahui karakter seseorang. Selama ini saya hanya mengenal psikotest yang sering dilakukan ketika penerimaan karyawan di satu perusahaan. Grafologi merupakan bidang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menginterpretasikan karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisan tangannya. Dahulu, orang-orang Cina (ilmuwan Cina) telah menerapkan cara mengenali orang menggunakan tulisan ini. Tahun 1875, Jean Hyppolyte Michon kemudian memperkenalkan teori pengenalan karakter orang melalui tulisan ini dengan sebutan Graphology. Sejak tahun 1985 grafologi kemudian digunakan dalam ilmu kesehatan, pendidikan dan jurnalistik. Grafo-Test sudah digunakan sebagai bagian dari forensik atau biometrik. Di Amerika, grafo-test digunakan untuk mengetahui trait kejujuran, kestabilan emosi, kemungkinan bertindak kasar dan judgement. Di Australia bahkan dipergunakan oleh The Australian Federal, State & Territory Police sebagai bentuk test yang lebih akurat daripada lie detector. Di Perancis dan Swiss banyak perusahaan menggunakan grafo-test untuk mencari karakter karyawan yang sesuai dengan kriteria perusahaan. Salah satu keunggulan grafo-test adalah tidak dapat dibohongi. Dari tulisan tangan seseorang, melalui grafo-test dapat diketahui: Motivasi dan dorongan yang ada dalam diri Kestabilan emosi Bidang/minat yang sesuai Keadaan mental Kecenderungan intelektual Kekuatan dan kelemahan diri Tetapi tentu saja grafologi tidak dapat digunakan sebagai sarana memberikan gambaran masa depan seseorang (meramal). Namun, grafologi dapat memberikan gambaran mengenai cara seseorang memandang diri dan masa depan serta kecenderungan perilaku yang belum diketahuinya saat ini, namun ternyata ada dalam dirinya. Manfaat dari grafo-test adalah: Recruitment Tes kepribadian Pembentukan tim manajemen dan peningkatan performa dari staf yang ada Konsultasi untuk anak dan dewasa Bimbingan mengenai bidang pendidikan dan pekerjaan yang cocok dengan kepribadian Penilaian mengenai kemungkinan penipuan/kecenderungan berbohong Memberikan gambaran mengenai diri sendiri agar dapat lebih mengenal dan mengembangkan diri. Berikut adalah beberapa aplikasi dari grafologi/grafo-test: Employment profiling Human Resources Development Marital compatibility Psychological analysis Medical diagnosis Jury Screening Pengusaha: mengenal calon parnter bisnis dan posisi (team work) Pendidikan: penjurusan Khusus untuk usia di bawah 13 tahun, masih dimungkinkan adanya grafo terapi, yaitu untuk membentuk karakteri anak menjadi lebih baik dengan cara mengajarkan bentuk tulisan yang sesuai dengan karakter yang baik tersebut. Contoh untuk anak autis, dalam beberapa kasus setelah diterapi bisa meningkatkan konsentrasi sang anak. Sayangnya, untuk orang dewasa, terapi ini agak sulit mengubah karakter kita. Barangkali karena sudah berurat dan mengakar dalam diri kita :) ? Tetapi tetap kita bisa memperoleh manfaat yang besar dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri kita masing-masing. Tidak semua orang ingin mengenal dirinya, karakter dan sifatnya masing-masing. Sangat disayangkan memang, bagaimana bisa mengenal dan berkomunikasi dengan baik kepada orang lain, jika kita saja masih belum mengenal karakter kita, kelemahan dan kekuatan diri sendiri. Maka jangan heran ada karyawan yang sesungguhnya memiliki potensi sukses dalam kariernya, pintar, lulusan perguruan tinggi terkemuka, tetapi tidak disenangi di kantor, karir terhambat karena selalu melawan bos, hehehe.

Graphology [grafologi] analisa tulisan tangan dan tandatangan

Graphology [grafologi] analisa tulisan tangan dan tandatangan secara etimologi ilmu ini berart ilmu yang mempelajari guratan2 atw coretan, namun secara populer ilmu ini adalah ilmu yang mempelajari kepribadian melalui analisis tulisan tangan. Kenapa bisa gitu? Ceritanya kurang lebih berawal dari ranah Psikologi, suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. dalam ranah psikologi ada sebuah mazhab yang dikenal dengan Psikoanalisa (dengan bapaknya SIGMUND FREUD ingat masih banyak orang salah dia bukan bapak psikologi dia hanya bapak psikoanalisa, bapak psikologi adalah wilhem wundt). dalam Mazhab ini perilaku manusia diibratkan sebagai fenomena Gunung Es, dimana apa yang nampak hanya sebagian kecil dari keseluruhan kepribadian individu tersebut. naaah, mulai dari sini kita melihat fenomena Es yang tidak tampak sebagai sebuah fenomena ketidaksadaran (unconcious) yaah... kurang lebih gitu lah... kalo detil kepanjangan euy... kembali ke graphology itu sendiri, dalam menulis kita hanya sadar dengan apa yang kita coretkan (content) namun kita tidak sadar dengan mekanisme psikomotor diri kita dalam menulis bukan? naah fenomena alam bawah sadar inilah yang dijadikan dasar oleh grafolog dalam menganalisa tulisan tangan. dari asumsi dasar itu maka ada sebuah dinamika yang dapat menjelaskan kepribadian individu melalui analisa tulisan tangan. dalam menganalisa tulisan tangan ada beberapa hal yang menjadi kunci dasar yaitu : GERAK, RUANG dan BENTUK ketiga hal ini berjalan saling mempengaruhi, artinya tidak boleh sendiri2 (prinsip menganalisa haruslah berdasarkan semakin banyak data maka akan semakin akurat, jadi jangan sesekali menganalisa secara fragmental, atw perbagian) Apakah Ruang Itu? Dalam konteks tulisan tangan, cukup njlimet untuk menetapkan dengan pasti apa yang dimaksud dengan ruang itu. Penulis akan menjelaskan melalui contoh-contoh berikut 1. Jika kamu menulis di selembar kertas kosong —berapa pun ukurannya—seluruh kertas kosong itulah yang dimaksud ruang. 2. Jika kamu menulis di buku tulis, celah kosong di antara batas-batas garislah yang menjadi ruangnya 3. Jika kamu menulis di bagian kosong sebuah stiker label, yang dimaksud ruang adalah seluruh bagian kosong stiker label tersebut Apa yang Bisa Kita “Lihat” dari Analisis Ruang? Dalam grafologi ruang merupakan simbol kebebasan, sekaligus pembatasan. Kamu akan melihat bagaimana seseorang menentukan keseimbangan dalam pembatasan dan menemukan kebebasan. Secara garis besar, ada tiga kesan dasar yang bisa kamu dapatkan dari analisis ruang, yaitu (1) perilaku sosial, (2) kemampuan menyesuaikan diri, dan (3) penempatan diri. Makna yang lebih variatif akan kita temukan jika kita mengolaborasikan unsur ruang ini dengan kedua unsur lainnya. CORETAN ATAU GARIS A. Tebal-Tipis Unsur berikutnya yang harus kamu sorot adalah coretan atau garis tulisan. Coretan atau garis dalam hal ini adalah bagaimana seseorang menekankan alat tulis ke kertas ketika ia sedang menulis, dengan kuat atau tampak ringankah? Garis coretan yang tebal biasanya dihasilkan oleh orang yang menekan dengan kuat, sedangkan garis coretan yang tipis merupakan produk dari tekanan yang ringan atau lemah. Poin utamanya ada di “penekanan” tulisan, yakni kuat menjadi tebal dan lemah menjadi tipis D. Makna Tekanan Kuat dan Ringan Orang yang bertekanan kuat dalam menulis menunjukkan bahwa dia seorang yang berkemauan keras, antusias, ambisius, menonjolkan kemewahan, sombong, cenderung impulsif, berani, kuat dorongannya untuk mencari pengalaman-pengalaman baru (ekspansif), kurang sabaran, agresif, dan kurang bijaksana. Untuk mencapai keinginannya, “si tekanan kuat” ini akan mengeluarkan segala daya upaya, walaupun kadang kala usahanya itu “terlalu kasar”, kurang berpikiran panjang, bahkan sampai membuat orang lain merasa enggak nyaman. Namun, apa pun yang terjadi, kekuatan dorongan besar yang dikerahkan membuatnya menghantam semua aral yang melintang. Kesannya, “hajar terus!” Ketika enghadapi suatu persoalan, dia punya prinsip, “Lu jual, gua beli!” Terlepas dari efektif dan efisiennya usahanya, dia akan melancarkan serangan langsung (frontal attack) pada masalah yang harus dipecahkan. Si tekanan kuat ini adalah seorang fighter. Mari kita gunakan contoh ruangan kelas dan pesta reuni. Dalam sebuah diskusi, dia bersikeras mempertahankan argumennya, meskipun dengan cara-cara yang justru semakin memperlihatkan kedunguannya. Pada pesta reuni, agar kelihatan sukses seperti teman-temannya, dia rela mengeluarkan biaya yang lebih besar pasak daripada tiang. Patut diwaspadai bahwa kekuatannya yang besar ini hanya merupakan kompensasi untuk menutupi kelemahan dan kekurangan dalam dirinya. Padahal, terlalu memaksakan diri akan membuatnya capai sendiri. Tulisan yang tekanannya ringan mengindikasikan kepasifan, santai, sensitif, kurang dominan, lebih toleran daripada “si tekanan kuat”, sukar mengambil keputusan, mudah terpengaruh, lekas lelah (secara mental), dan bisa jadi berarti ragu-ragu atau takut. Jika si pemilik tekanan kuat dan ringan digabungkan dalam sebuah kelompok, yang terjadi adalah si pemilik tekanan kuat lebih menjadi “bos” dan tekanan ringan menjadi kacungnya (meskipun bisa jadi si tekanan ringan itu seorang pimpinan secara sah). Jika terjadi ketidakenakkan, sangat mungkin dia tidak akan langsung menampakkannya, tetapi malah memendamnya di dalam hati. Jika kemauannya tidak kunjung tercapai, ya sudah, dia akan meninggalkannya begitu saja. Sementara itu, tekanan tulisan yang biasa-biasa saja atau menengah, mencirikan kestabilan antara emosi dan vitalitas pemiliknya. Pasangan yang menulis dengan tekanan kuat mungkin akan lebih tegas dalam memegang segala komitmen hubungan, sedangkan “si tekanan ringan” lebih peka dalam menangkap masalah yang terjadi dalam hubungan. Ketika suatu permasalahan melejit, si tekanan kuat akan langsung menghadapi kita, sedangkan “si tekanan ringan” lebih menunggu suasana agak tenang dulu. Jika dibilang, “Putus!”, bagi “si tekanan kuat” berarti benar-benar wajib putus (right here, right now) tak peduli kamu merengek sedramatis apa pun. Sementara itu, “si tekanan ringan” akan segera mengubah ketetapan putusnya saat melihat air mata mulai menggenang di sudut-sudut mata kamu. Silakan kamu tampakkan sikap yang kurang ajar di depan si tekanan kuat, penulis jamin kamu langsung mendapat tanggapan yang membuat kamu jera mengulanginya. Di hadapan si ringan, kamu malah akan dibuat bingung dengan kepasifan atau ketidaktegasannya, dalam hati barangkali kamu bertanya-tanya, “Ini orang sebenernya kenapa sih?” Tulisan ini sebagian dari buku "MENGUAK RAHASIA TULISAN TANGAN DAN TANDA TANGAN" penerbit VISIMEDIA

Senin, 26 Desember 2011

Kebiasaan sehat orang Jepang yang membuat umur panjang

Kebiasaan sehat orang Jepang yang membuat umur panjang (Hasil Copas dari millis FAhima) Menurut statistik, pria dan wanita Jepang memiliki umur harapan hidup terpanjang di dunia, 86 tahun untuk wanita dan 79 tahun untuk pria. Statistik umur harapan hidup ini, masih jauh lebih tinggi daripada negara adidaya Amerika, 80 tahun untuk wanita dan 75 tahun untuk pria. Bukan hanya itu, organisasi kesehatan dunia, WHO, menyebutkan bahwa Jepang pun memiliki prestasi kesehatan dengan memiliki rata-rata umur tertua di mana seseorang bisa hidup sehat tanpa gangguan kesehatan / disabilitas bermaksa, yaitu 75 tahun. Secara kasar, data ini bisa dimaknai, bahwa hingga umur 75 tahun, seorang pria atau wanita Jepang masih bisa beraktivitas dan bekerja dengan sehat tanpa keluhan sakit. Lebih jauh lagi, negara yang dikenal sangat terobsesi dengan hidup sehat untuk warganya ini, memiliki angka terendah obesitas (kegemukan) di dunia, yaitu sekitar 3%. Dan semua itu ternyata bukan karena faktor genetik tetapi lebih karena negara ini memiliki segudang kebiasaan sehat yang belum dipunya negara lain. Kebiasaan sehat bangsa Jepang menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut : Me mo taberu yo (mata pun ikut makan lho..) Kuliner Jepang dikenal dunia sebagai kuliner yang menyajikan makanan dengan sangat cantik dan mengikuti tata cara yang kadang rumit. Naomi Moriyama, penulis Japanese Women Don’t Get Old or Fat: Secrets of My Mother’s Tokyo Kitchen, mengatakan dalam bukunya, faktor kecantikan makanan inilah yang membuat orang Jepang makan lebih lambat dengan tujuan menikmati kecantikan sajian makanan tersebut. Konsekuensi dari melambatnya proses makan ini adalah tubuh memiliki waktu untuk mencerna dan membuat si empunya tubuh bisa menyadari bahwa tubuhnya sudah kenyang. I have various carbohydrate Orang Jepang sangat teliti dalam menghitung jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh mereka. Karena ketelitian inilah, mereka sangat selektif dalam menghitung jumlah karbohidrat ke dalam tubuh. Selain jumlah karbohidrat yang tepat, orang Jepang juga dikenal memiliki variasi karbohidrat yang luas dalam diet sehari-harinya. Walaupun sama-sama negara pemakan nasi, sebagian besar orang Jepang ternyata tidak makan nasi 3 kali sehari seperti orang Indonesia. Ini terjadi karena adanya pilihan karbohidrat lain yang cukup banyak dan mudah dijumpai seperti spaghetti, pasta, udon (mie dari beras), soba (mie dari buckle wheat), roti, cereal, dll. Untuk melengkapi zat gizi yang dikonsumsi, selain karbohidrat, mereka memastikan bahwa diet mereka adalah diet yang seimbang dengan sayuran, buah dan ‘daging kurus’ seperti ikan, cumi-cumi, kerang ataupun udang. There’s always portion for every food Sebuah riset menemukan fakta bahwa manusia cenderung tidak bisa mengukur apa yang mereka makan dan akan memakan apapun yang disediakan. Dalam hal ini, lagi-lagi Naomi Moriyama menyebutkan, penyediaan makan ala Jepang yang portion by portion dimulai dari nasi, protein pertama, protein kedua, sayur segar, sayur acar hingga sup miso (miso shiru), membuat seseorang terlatih untuk menakar makanan dan hanya makan sesuai dengan porsi yang dibutuhkan. Kerugian penyediaan makanan cara Jepang hanya satu, cucian piring akan bertambah banyak :). Veggie delight Jepang termasuk salah satu negara yang ‘gila sayur’. Hampir sebagian besar komposisi diet makanan di Jepang adalah sayur, mulai dari acar sayur, salad hingga tumis sayur. Hal ini juga bisa dilihat, dibandingkan restoran cepat saji, restoran-restoran Jepang terkenal selalu identik dengan komposisi sayuran yang banyak, baik dalam bentuk salad, tumis sayur di teppan, nabe / shabu-shabu maupun tempura sayur. Lesser cooked, lesser free radical formed Untuk sebagian besar bangsa yang memiliki makanan dengan bumbu kaya rempah, makanan Jepang dengan cita rasa aslinya tidak bisa dibilang enak. Karena orang Jepang sangat memperhatikan kualitas bahan makanan, sehingga mereka memilih cara memasak yang sangat minimal untuk mempertahankan cita rasa aslinya. Sebagian besar bumbu masakan Jepang pun hanya terasa asin (dari shoyu), manis (dari mirin atau tare) dan gurih (dari ekstrak atau ekisu), dengan cara pengolahan yang relatif sangat sederhana seperti direbus, dipanggang atau ditumis sebentar. Karena cara memasak yang relatif sederhana ini, makanan tidak akan melalui proses panjang memasak sehingga kerusakan yang terjadi maupun radikal bebas yang terbentuk dari setiap proses memasak akan menjadi sangat minimal, membuat kualitas makanan terjaga dengan baik. Hal ini juga yang membuat, di Jepang banyak sekali tipe makanan yang dimakan secara mentah, baik daging (bacon, sushi, sashimi), protein (tamago-gohan/nasi hangat dengan telur mentah) maupun sayuran / kacang-kacangan (nattoo/kedelai yang sudah difermentasi plus telur mentah, salad). Lovely green tea and zero calorie drink Kebiasaan sehat orang Jepang lainnya adalah meminum teh hijau, yang dikenal memiliki aktivitas anti-oksidan cukup tinggi. Uniknya, walaupun pahit, orang Jepang lebih senang meminum teh hijau tanpa gula. Selain meminum teh hijau, orang Jepang juga dikenal sangat senang meminum manis. Namun, minuman manis di Jepang sangat mengoptimalkan penggunaan pemanis buatan yang relatif aman dan sangat jarang menggunakan gula meja 100%. Ini membuat sangat mudah menemukan minuman di Jepang dengan label calorie off ataupun zero calorie. Move, move, move Dalam salah satu laporannya di jurnal Preventive Medicine, Akiko Tamakoshi melaporkan, ada 6 faktor yang melindungi orang Jepang dari ‘cepat mati’. Salah satu dari faktor tersebut adalah orang Jepang minimal menghabiskan 1 jam dalam sehari untuk berjalan. Bahkan berjalan adalah termasuk salah satu ketrampilan survival yang diajarkan pada anak-anak di Jepang sedari kecil. Anak-anak usia sekolah di Jepang memang tidak diijinkan diantar jemput ke sekolah, sebaliknya mereka diwajibkan berjalan kaki dari jarak yang telah ditentukan menuju sekolah. Dengan kebiasaan yang dilatih sejak kecil ini, maka setiap orang terbiasa dengan berjalan kaki pada jarak yang jauh. Kemampuan berjalan ini juga didukung oleh lingkungan, di mana pemerintah menyediakan daerah pedestrian / daerah pejalan kaki yang sangat terawat yang membuat pejalan kaki sangat terlindungi. Selain itu, di Jepang tidak ada moda transportasi kecil seperti mikrolet apalagi ojek, sehingga untuk mencapai rumah dari stasiun kereta atau terminal bis terdekat, orang Jepang tidak punya pilihan selain jalan kaki. Dan ternyata kebiasaan berjalan ini, menurut Mayo Clinic, sangat baik untuk menurunkan kolesterol jahat (LDL), meningkatkan kolesterol baik (HDL), menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan risiko diabetes melitus tipe 2, menjaga berat badan, dan juga meningkatkan mood dan stamina. Obesity is a sin Di Jepang, kurus bukan hanya sekedar harga yang dibayar untuk pakaian ataupun penerimaan msyarakat, tapi menjadi kurus adalah wajib. Pemerintah Jepang dikenal memiliki kepedulian besar dengan kesehatan warganya, mengingat sistem pembiayaan asuransi yang dianut negara ini. Tujuh puluh persen biaya kesehatan warga ditanggung oleh negara membuat pemerintah harus bekerja keras untuk membuat warganya sehat di antaranya dengan menetapkan undang-undang kesehatan tahun lalu yang isinya, dianjurkan atau bahkan diwajibkan untuk warga yang berusia 40 tahun ke atas memiliki diameter pinggang kurang dari 85 sentimeter untuk pria dan 90 sentimeter untuk wanita. Menurut Profesor Kedokteran di Universitas Tokai, Yoichi Ogushi, konsumsi kalori yang dimakan orang Jepang belakangan ini sudah jauh berkurang dibanding 10 tahun yang lalu, salah satunya karena kampanye sehat yang didengungkan oleh pemerintah secara kontinyu. One ume boshi a day will make a doctor stay away Umeboshi (dried ume) atau buah ume yang dikeringkan adalah buah yang berasal dari genus Prunus mume dan termasuk jenis acar buah yang paling sering ditemukan dalam makanan-makanan Jepang seperti onigiri (rice ball), o-bento (makanan kotak), dll. Terkenal di seantero Jepang dengan dominasi rasa asin dan asam, buah ume atau acar ume, terutama jenis yang sudah dibumbui (seasoned), termasuk makanan yang berada dalam kategori wajib ada dalam salah satu waktu makan orang Jepang, baik diletakkan di tengah nasi untuk membentuk konfigurasi bendera Jepang, maupun dimakan begitu saja. Buah yang sering disebut sebagai aprikot Jepang di banyak negara ini, selain memberikan rasa segar di mulut ternyata juga dikenal memiliki khasiat kesehatan, antara lain sebagai pembersih mulut, penyeimbang kadar asam lambung, maupun sebagai antiseptik saluran cerna. Sehingga di Jepang tidak heran ada pepatah berbunyi one umeboshi a day will make a doctor stay away (satu buah ume sehari akan menjauhkan diri kita dari dokter) sama seperti layaknya orang Amerika atau Eropa mengenal one apple a day will make a doctor stay away (satu buah Apel sehari akan menjauhkan diri kita dari dokter). Ada beberapa pusat penelitian yang telah melaporkan khasiat buah ume di jurnal-jurnal internasional. Universitas Nasional Chonnam, Korea, telah menemukan bahwa ume (atau dikenal sebagai Maesil di Korea) dapat mengurangi lesi kulit maupun radang kulit pada dermatitis atopik (radang kulit atopik). Universitas Wakayama, Jepang, juga mengklaim bahwa memakan buah ume dapat mengurangi gejala radang lambung kronik karena infeksi kuman Helicobacter pylori. Lebih jauh lagi, Kagoshima University Graduate School of Medical and Dental Sciences melaporkan bahwa ekstrak buah ume (MK615), yang sudah dikenal memiliki efek anti-kanker dan anti-radang, terbukti menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri mulut (dari total 500-an jenis) dan juga berpotensi menghambat pembentukan biofilm oleh Streptococcus mutans, agen penting yang berperan dalam pembentukan karies gigi. Semoga bermanfaat, salam sehat selalu, dr. Flori R. Sari

Senin, 19 Desember 2011

Moshi Moshi

Moshi Moshi! Ben and Gwen’s Tokyo adventure is coming to an end, And how best to spend it at Shinjuku(新宿区,) and Odaiba(お台場)! Shinjuku is a business and shopping district in the west of Tokyo where street foods are abundance! That definitely tickle Ben and Gwen’s fancy. Remember they are crazy about ramen, sushi, tempura, shashimi, gyoza and anything that has wasabi on it!? Shinjuku is also houses some great Arcade game stores, which is perfect for Ben and Gwen to battle out whether on racing, shooting, or trying their luck at the gashapon machines! Of course, the famous Japanese Pachinko is something that they would want to try too! On the other side of Tokyo, is Odaiba, the largest Artificial Island in Tokyo Bay. It is also the house of the famous Fuji Television Head Quarters, A replica of Statue of Liberty, Rainbow Bridge, Venus Fort, Miraikan, and many more! It is also a must-visit if you want to see some futuristic Toyota concept vehicles! Lots of photo opportunity to bring back fond memories of Japan ♥ Shinjuku and Odaiba is also famous for its night view! How should Ben & Gwen decide? Shinjuku or Odaiba? Dewi Telaphia : I suggest Odaiba, because there's a lot of places very special to dilewat, because not just rah-rah places like Shinjuku. If you just want to try pachinko, or even typical Japanese food is cheap in other places too much. , but not to Odaiba area. The view will not be replaced elsewhere.

Selasa, 01 November 2011

Anak Berperilaku Buruk? Salahkan Pola Asuh

Kompas.com - Perilaku agresif terkadang lazim ditemui pada balita, namun jika perilaku tersebut masih bertahan sampai ia bersekolah TK atau SD bisa jadi ada yang salah dengan pola asuh ibunya. Para peneliti dari Universitas of Minnesota, Amerika Serikat, menyebutkan pada umumnya pembawaan bayi adalah tenang. Tetapi pada satu masa di awal usia balita, anak bisa punya kebiasaan suka memukul. Sifat agresif itu mencapai puncaknya saat balita berusia 2,5 tahun, kemudian mereda. Menurut teori, balita berusia 4 tahun lebih bisa dikendalikan dibanding balita usia 2 tahun, dan anak berusia 6 tahun berperilaku lebih baik dibanding rata-rata anak usia 4 tahun. Namun pada kenyataannya ada anak-anak yang berperilaku sulit diatur. Menurut Michael Lorber, peneliti yang melakukan riset ini, ada sebagian anak yang tetap berperilaku agresif sampai ia berusia 6 tahun. "Anak yang masih bersikap agresif di usia TK atau kelas 1 sekolah dasar berpotensi besar membawa sikap itu sampai besar," kata Lorber. Padahal, literatur menyatakan anak yang agresif, seperti suka memukul atau melempar benda saat tantrum, cenderung bermasalah di sekolah, beresiko tinggi depresi, bahkan suka melakukan kekerasan pada pasangannya kelak. Dalam penelitian yang dilakukan Lorber terhadap 267 ibu dan anak, diketahui bayi usia 3 bulan pun sudah bisa meniru. Jika sejak bayi si ibu bersikap kurang sabar atau suka mengomel, besar kemungkinan bayinya akan tumbuh menjadi anak berperilaku buruk. Sikap agresif anak juga bisa timbul dari pengaruh sekelilingnya, seperti tayangan televisi atau video games. Namun, Lorber menjelaskan bahwa pola asuh bukan faktor tunggal dalam pembentukan perilaku anak karena ada juga pengaruh faktor genetik. Walau begitu, ia menyarankan agar orangtua memberi contoh perilaku yang baik pada anaknya. "Mulailah sedini mungkin. Menjadi orangtua yang sensitif dan merespon kebutuhan sosial dan emosional anak sangatlah penting," katanya.

Jumat, 23 September 2011

Ingin Anak Berprestasi? Atur Durasi Tidurnya

Tidur merupakan suatu keharusan untuk bisa melakukan kegiatan di hari berikutnya. Durasi tidur pada malam hari ternyata sangat mempengaruhi kesehatan tubuh seseorang, apalagi pada anak-anak. Sebuah penelitian yang melibatkan 142 siswa sekolah dasar dilakukan untuk membandingkan jumlah jam tidur dengan kinerja keterampilan akademik. Bila jam tidur anak-anak kurang dari sembilan jam biasanya menemukan kesulitan dalam belajar di sekolah keesokan harinya. Anak-anak berusia enam dan tujuh tahun yang kurang tidur cenderung akan sulit berkomunikasi dan mengerjakan matematika. Keahlian mengeja, tata bahasa yang digunakan, serta pemahaman mereka juga terganggu. Memori dan kemampuan belajarlah yang terpengaruh. Penelitian ini juga menemukan bahwa semakin banyak anak yang diijinkan menggunakan komputer dan televisi di kamar tidur mereka. Padahal, fasilitas ini memicu kurangnya tidur. "Saat ini ada kekhawatiran besar mengenai kebiasaan anak-anak menonton televisi, bermain game komputer atau video pada malam hari yang membuat mereka tidak tidur pada waktu yang sama setiap malamnya," kata Ramon Cladellas dari Universitas Autonomous di Barcelona. "Kebanyakan anak waktu tidurnya kurang dari yang direkomendasikan, padahal ini penting untuk intelektual mereka. Bahkan, ini tidak dapat diperbaiki," tambah Cladellas. Profesor Russell Foster, kepala ilmu saraf di Universitas Oxford mengatakan, "Sudah jelas bahwa tidur mulai pukul 21.00 hingga pukul 09.00 dapat mengoptimalkan kinerja kognitif anak." Kebiasaan buruk tidur larut malam mempengaruhi kinerja anak dalam tugas sehari-hari, dan membuat mereka sulit menemukan solusi dari masalah yang lebih kompleks. Nah, jika anak-anak membutuhkan waktu tidur selama 9 - 11 jam, orang dewasa hanya perlu 6,5 - 8,5 jam saja. src: tribunnews.com

Jumat, 02 September 2011

Perilaku Anda yang Akan Ditiru Anak

KOMPAS.com - Anak-anak selalu dianalogikan sebagai spons basah yang mudah menyerap apa saja. Tetapi, bagaimana Anda dapat memastikan bahwa ia hanya menyerap hal-hal yang baik saja, dan bukannya hal-hal yang buruk saja?

Tidak ada cara lain kecuali membiasakan diri untuk selalu berperilaku baik di hadapannya, dan tentu saja ketika ia tak bersama Anda. Sebab meskipun belum bisa berbicara, anak sudah pintar meniru hanya dari mengamati tingkah laku Anda. Jadi sebelum Anda melontarkan kata-kata makian yang segera menjadi kata-kata favoritnya, amati 12 hal penting yang dipelajari anak dari perilaku Anda.

1. Berbicara kasar
Bila ia menyapa ayahnya dengan nama panggilannya, mungkin masih terdengar lucu. Tetapi bagaimana bila ia mengucapkan kata-kata kasar yang biasanya keluar dari mulut Anda? Si kecil mungkin tidak memperhatikan Anda, tetapi telinganya aktif mendengarkan apapun yang Anda ucapkan. Jangan kaget bila ia tiba-tiba mengumpat di depan neneknya, atau menirukan ucapan Anda mengenai kebiasaan buruk tetangga, tepat di hadapannya!

2. Rasa sayang
Cara terbaik mengajarkan cara menunjukkan rasa sayang pada anak adalah dengan memberikan contohnya sejak ia kecil. Tunjukkan bahwa Anda peduli dengan keluarga, guru, orang-orang tak mampu, bahkan binatang piaraan Anda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak berkembang dengan perhatian yang penuh kasih, baik secara kognitif maupun fisik.

3. Perilaku
Berikan contoh berperilaku yang manis saat di meja makan, berkunjung ke rumah teman, atau dimana pun, agar si spons kecil ini pun menyerap hal-hal yang baik tersebut. Jelaskan kata-kata yang seharusnya digunakan, seperti "tolong" dan "terima kasih", atau meminta maaf ketika membuat kesalahan.

4. Berbagi
“Ini punyaku!” Itulah kata-kata favorit si kecil ketika mainan atau makanannya diminta oleh orang lain, dan ia menolaknya. Anda bisa mengajarkannya dengan membagi makanan Anda kepadanya dan kepada teman-temannya, lalu jelaskan mengapa Anda melakukannya. Dorong kebiasaan berbagi saat di rumah maupun di sekolah, dan berikan pujian ketika ia melakukannya.

5. Makan sehat
Sangat tidak adil bila Anda memaksa si kecil makan sayur, sementara Anda enak-enakan makan sate, bakso, atau es krim. Kebiasaan makan anak sebenarnya diwarisi dari orangtuanya; bahkan selera makan anak terbentuk sejak ia masih dalam kandungan. Oleh karena itu, usahakan menyediakan makanan dengan gizi seimbang dan makanlah bersama mereka. Tunjukkan ekspresi wajah yang menggambarkan lezatnya makanan, untuk menggoda mereka ikut makan.

6. Percaya diri
Asah kepercayaan diri anak dengan mempertahankan kepercayaan diri Anda. Meskipun Anda termasuk orang yang bisa menertawakan diri sendiri, usahakan untuk tidak mencela diri Anda di depan cermin, di atas timbangan badan, atau ketika Anda membuat kesalahan. Bila anak tumbuh dengan citra diri yang sehat, ia akan mampu mengatasi berbagai hambatan dalam hidupnya, entah dalam hal percintaan, profesional, atau yang lain. Puji kebaikan, prestasi, dan kemajuan yang dibuat anak, agar ia pun bangga terhadap apa yang telah dilakukannya.

7. Menghargai diri sendiri
Anak perlu diajarkan untuk menjadi murah hati dan berbagi, namun yang tak kalah penting adalah menunjukkan pada mereka bagaimana mengatur batas-batas bagi mereka sendiri. Bila Anda terlalu penurut, anak akan belajar bahwa ia akan mudah mengambil keuntungan dari Anda. Dari sikap Anda tersebut, ia mungkin berkembang menjadi anak yang selalu mengalah dan tidak pernah mendapatkan apa yang ia inginkan.

8. Menghargai orang lain
Kebalikan dari hal di atas, anak juga akan belajar dari Anda bagaimana menghargai orang lain. Begitu ia masuk taman kanak-kanak, sikap sarkasme yang diwarisinya dapat berkembang menjadi orang yang dianggap sok tahu. Hal ini tentu akan membuat orang lain malas berteman dengannya. Maka, ketika sedang membicarakan hal-hal buruk, pastikan si kecil sedang tidak ada di sekitar Anda.

9. Toleransi
Jika Anda sering merendahkan budaya lain, anak pun akan meniru kebiasaan Anda. Toleransi memang sulit diajarkan, namun ada hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk menunjukkan cara menghargai perbedaan. Misalnya, tanya apa pendapatnya tentang warna baju yang dipakai temannya. Jelaskan mengapa temannya berdoa dengan cara yang berbeda dengannya. Menunjukkan hal-hal kecil seperti ini akan membantunya memahami masalah yang lebih besar ketika ia makin besar nanti.

10. Peduli lingkungan
Kerusakan lingkungan sudah semakin parah saat ini, apalagi ketika anak-anak menjadi dewasa nanti. Oleh karena, ajarkan ia untuk selalu peduli pada lingkungan sejak dini. Banyak contoh kecil yang bisa Anda berikan, seperti membuang sampah di tempat sampah, mematikan lampu atau TV saat tidak digunakan, atau menanam pohon. Tunjukkan apa yang akan terjadi bila orang membuang sampah sembarangan.

11. Membaca
Bila Anda ingin si kecil gemar membaca, tentu Anda pun harus mulai menjadikan kegiatan ini sebagai kebiasaan Anda. Jadikan buku-buku atau majalah sebagai benda yang selalu ada di rumah, dan mulailah membaca setiap hari. Bacakan buku cerita untuk anak sebelum ia tidur, ajak ia ke perpustakaan atau ke toko buku untuk memilih sendiri buku-buku kesukaannya. Selain membuat anak suka membaca, Anda juga menciptakan bonding dengannya.

12. Menghargai seni
Jika Anda pencinta seni, atau ingin mulai menghargai seni, ajak si kecil untuk menonton pertunjukan-pertunjukan atau pameran seni. Ajak ia ke museum atau menonton operet untuk anak. Pasang lukisan di dinding rumah, dan sediakan juga peralatan untuk mewarnai agar si kecil bisa bereksperimen. Perdengarkan musik-musik yang berkualitas, dan jauhkan ia dari tontonan televisi yang tidak mendidik.

Kamis, 25 Agustus 2011

हिक्मः Ramadhan

Menyelami Hikmah Ramadhan
Senin, 09 Agustus 2010 in Kultum Ramadhan, Studi Islam | 7 komentar
Ramadhan yang dirindukan telah menjelang. Setiap kita mempunyai beragam cara untuk menyambutnya. Musim kebaikan tahunan ini memang tak layak untuk dilewatkan begitu saja. Bahkan Rasulullah SAW sejak awal mengadakan briefing penyambutan Ramadhan di tengah-tengah para sahabat. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda : " Sungguh telah datang padamu sebuah bulan yang penuh berkah dimana diwajibkan atasmu puasa di dalamnya, (bulan) dibukanya pintu-pintu surga, dan ditutupnya pintu-pintu neraka jahannam, dan dibelenggunya syaitan-syaitan, Di dalamnya ada sebuah malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Barang siapa diharamkan dari kebaikannya, maka telah diharamkan (seluruhnya) "(HR Ahmad, Nasa'i dan Baihaqi)

Ramadhan sering datang dengan tiba-tiba, dan berlalu begitu cepat tanpa terasa. Ia adalah momentum termahal yang pernah kita punya untuk mendulang pahala. Ini mirip bulan promosi dan besar-besaran yang ditawarkan di pusat-pusat perbelanjaan. Kebaikan nilai pahalanya menjadi berlipat-lipat, semua orang berburu memborongnya. Saya sering mengibaratkan Romadhon itu : Bagaikan kita mendapat 'hadiah' di sebuah pusat perbelanjaan. Kita diberi kesempatan untuk mengambil semua barang belanja di dalamnya, namun hanya dalam waktu beberapa saat saja ! Allah SWT menggambarkannya dalam Al-Qur'an : " (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu" ( QS Al-Baqarah 184)

Semua kita, jika diberi kesempatan 'gratisan' semacam itu, pasti segera meloncat lalu berlari menuju rak-rak belanjaan untuk segera mengambil barang-barang, dari yang termahal hingga termurah. Nyaris tanpa henti hingga waktunya selesai. Lelah berkeringat bukan masalah. Apa yang dalam pikiran kita adalah ini kesempatan berharga.. Sekali lengah atau berhenti bisa berarti kerugian yang tak terbayangkan. Apa makna dari gambaran di atas ? Satu arti yang harus kita pahami dan kita catat dengan baik adalah ; bahwa Ramadhan memang benar-benar berbeda. Perlu interaksi, konsentrasi dan energi yang berbeda pula dalam menyikapinya. Jangan sekali-sekali menyamakan Ramadhan dengan sebelas bulan yang lainnya. Berbeda dan sungguh berbeda, bahkan mulai dari cara kita menyambutnya. Yang menyamakan siap-siap saja gulung tikar di hari-hari pertama.

Salah satu cara kita menyambutnya adalah dengan memahami Hikmah Ramadhan. Kita bisa sesibuk apapun dalam bulan Ramadhan, tapi tanpa menyelami hikmahnya, barangkali yang tersisa saat Syawal menjelang hanyalah kelelahan fisik yang tak terkira. Saat musim mudik usai, mungkin hanya suara parau sisa kebut-kebutan tilawah yang bersisa. Namun sebaliknya, dengan mengetahui sejuta hikmah dalam Ramadhan, maka kita akan menikmati amal-amal ibadah dalam Ramadhan dengan penuh penghayatan dan kekhusyukan. Kita menjalani paket ibadah Ramadhan lengkap dengan lebih ringan karena memahami manfaatnya buat kita. Dan lebih hebat lagi, setelah Ramadhan usai pun kita masih bisa merasakan hikmahnya dalam menjalani hari-hari selanjutnya.

Mari sejenak mengambil ibarat : seorang yang minum obat-obatan dan seorang yang minum madu atau multivitamin. Yang minum obat-obatan, biasanya sekedar ‘menggugurkan’ kewajiban agar terbebas dari rasa sakitnya. Ia sendiri tak pernah paham khasiat apa yang terkandung dalam obat tersebut. Yang jelas dokter mewajibkannya meminum obat tersebut secara rutin tiga kali sehari. Maka ia meminumnya dengan setengah hati dan terbebani. Lain lagi dengan seorang yang minum madu atau multivitamin yang sejenis. Ia tahu persis khasiat yang terkandung di dalamnya, sebagaimana ia juga meyakini manfaat besar yang akan ia dapatkan ketika meminumnya. Maka ia meminumnya dengan begitu ringan dan bersemangat. Contoh kedua inilah yang ingin kita praktekkan dalam hari-hari Ramadhan kita. Kita memahami hikmah dan ‘khasiat’ ramadhan bagi diri kita, lalu menikmati dan menjalani semua amal dan aktifitas di dalamnya dengan penuh semangat, gairah dan vitalitas !! ( ups .. mirip iklan jadinya).

Saya meyakini ada sejuta hikmah dalam Ramadhan yang mulia ini. Mari kita intip tiga di antaranya sebagai penyemangat awal sekaligus oleh-oleh Ramadhan saat telah usai nanti :

Pertama : Ramadhan sebagai Training Keikhlasan
Puasa adalah ibadah yang melatih keikhlasan. Maka puasa Ramadhan selama sebulan adalah training keikhlasan yang sangat efektif. Sejak awal Rasulullah SAW menjelaskan betapa ibadah puasa benar-benar jalur langsung antara seorang dengan Tuhannya. Puasa menjadi ibadah yang begitu mulia karena langsung dinilai oleh Allah sang Maha Mulia. Beliau meriwayatkan firman Allah SWT dalam sebuah hadits Qudsi : “ Setiap amal manusia adalah untuknya kecuali Puasa, sesungguhnya (puasa) itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya “ ( HR Ahmad dan Muslim).

Ibadah Puasa melatih kita untuk ikhlas dalam arti yang paling sederhana, yaitu : beramal hanya karena Allah SWT, mengharap pahala dan keridhoan-Nya. Betapa tidak ? Hampir semua ibadah bisa dideteksi dengan mudah oleh semua manusia, kecuali puasa. Orang menjalankan sholat dan zakat bisa dengan mudah terlihat dengan mata telanjang. Apalagi ibadah haji, rasa-rasanya satu kampung pun bisa mengetahui kalau salah satu kita menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan puasa, yang hampir-hampir tidak bisa diketahui oleh orang lain karena kita ‘sekedar’ menahan tidak makan minum dan berhubungan badan.

Artinya, dalam puasa kita dipaksa untuk ‘ikhlas’ menjalani itu semua hanya karena Allah SWT. Sekiranya bukan karena ikhlas, akan sangat mudah bagi seseorang untuk mengelabui keluarga atau teman-temannya. Ia bisa ikut sahur dan juga berbuka bersama keluarga, tapi di siang hari mungkin saja menyantap lahan makanan di warung langganannya. Kita semua juga bisa berakting puasa dengan mudah, tapi lihatlah : tidak pernah terbersit dalam hati kita untuk menjalani puasa dengan modus semacam itu. Subhanallah, inilah training keikhlasan terbaik yang pernah kita dapati. Sebulan penuh merasa di awasi dan beramal hanya karena Allah SWT. Mari kita sedikit berangan, seandainya kaum muslimin di Indonesia bisa mengambil sedikit saja oleh-oleh keikhlasan samacam ini untuk bulan-bulan selanjutnya, bisa kita bayangkan angka kejahatan, korupsi dan sebagainya insya Allah akan menurun drastis. Karena mereka semua merasa di awasi oleh Allah SWT, lalu menjalankan ketaatan dengan ikhlas sebagaimana meninggalkan kemaksiatan juga dengan ikhlas.

Kedua : Ramadhan untuk Training Keistiqomahan
Momentum Ramadhan yang penuh dengan berbagai amalan –dari pagi hingga malam hari- mau tidak mau, suka tidak suka, akan membuat seorang berlatih untuk istiqomah dalam hari-hari selanjutnya. Kita semua benar-benar menjadi orang yang sibuk dalam bulan Ramadhan. Bangun di awal hari untuk sholat malam dan sahur, kemudian siang hari yang dihiasi tilawah dan dakwah, belum lagi malam hari yang bercahayakan tarawih dan tadaruh. Semua kita lakukan dalam tempo sebulan penuh terus menerus. Sebuah kebiasaan tahunan yang nyaris tidak kita percaya bahwa kita bisa menjalaninya. Semangat beribadah kita benar-benar dipacu saat memulai Ramadhan. Bahkan Rasulullah SAW memberikan panduan agar melipatgandakan semangat saat akan melepas bulan mulia tersebut. Dari Aisyah ra, ia berkata : adalah Nabi SAW ketika masuk sepuluh hari yang terakhir (Romadhon), menghidupkan malam, membangunkan istrinya, dan mengikat sarungnya (HR Bukhori dan Muslim)

Bila training keistiqomahan ini kita resapi dengan baik, maka kita akan terbiasa beramal secara terus menerus dan berkelanjutan dalam bulan yang lain. Segala halangan dan rintangan akan teratasi dengan sempurna karena semangat istiqomah yang telah tertempa dalam dada kita. Pada bulan berikutnya, saat lelah melanda, ada baiknya kita mengingat kembali semangat kita yang menyala-nyala dalam bulan Ramadhan. Untuk kemudian bangkit dan melanjutkan amal dengan penuh semangat !

Ketiga : Ramadhan sebagai Training Ihsan
Syariat kita mengajarkan untuk optimal atau ihsan dalam setiap ibadah. Tak terkecuali dengan ibadah puasa Ramadhan. Setiap kita diminta untuk meniti hari-hari puasa dengan penuh ketelitian. Menjaganya dari segala onak yang justru akan memporakporandakan pahala puasa kita. Rasulullah SAW telah mengingatkan : " Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa lapar. Dan betapa banyak orang yang sholat malam, tapi tidak mendapatkan dari sholatnya kecuali hanya begadang " (HR Ibnu Majah)
Ini artinya, hari-hari puasa kita haruslah penuh kehati-hatian. Menjaga lisan, pandangan dan anggota badan lainnya dari kemaksiatan. Sungguh berat, tapi tiga puluh hari latihan seharusnya akan membuat kita melangkah lebih ringan dalam hal ihsan pada bulan-bulan selanjutnya. Bahkan semestinya, perilaku ihsan ini memang menjadi branding kaum muslimin dalam setiap amalnya.

Terakhir, banyak hikmah lain yang terserak sedemikian rupa dalam titian tiga puluh hari yang mulia ini. Tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali mengais hikmah-hikmah tersebut dari hari ke hari Ramadhan kita, untuk kemudian menjadikannya sebagai simpanan dalam menyambut bulan-bulan berikutnya. Mari memulai dari keinginan tulus dalam hati untuk mensukseskan Ramadhan tahun ini. Lalu diikuti dengan kesungguhan dalam mengisinya bahkan hingga saat hilal Syawal menjelang. Agar kegembiraan yang dijanjikan bisa kita dapatkan. Rasulullah SAW bersabda : " Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka ( buka puasa dan juga saat Idul Fitri) dan kegembiraan saat bertemu Tuhan mereka " ( Hadits Bukhori & Muslim ). Wallahu a’lam bisshowab.

Kekuatan Rayap – Hikmah Ramadhan

Anda tahu rayap? Rayap adalah binatang kecil yang biasa memakan kayu. Rayap dikenal sebagai hama yang bisa merusak rumah kita, setidaknya bahan rumah kita yang terbuat dari kayu. Kekuatan rayap sungguh luar biasa, sebuah bangunan besar bisa hancur oleh binatang kecil ini. Namun bukan hanya ini saja kekuatannya. Selain memiliki kekuatan merusak, rayap pun memiliki kekuatan membangun.

Rayap memiliki kekuatan membangun sarangnya lengkap dengan sistem Air Conditioning-nya plus tata ruang yang apik dengan ketinggian sampai 9 meter. Ini adalah suatu pencapaian luar biasa sebab tubuh rayap sendiri hanya memiliki tinggi sekitar 3 mm saja. Artinya rayap mampu membangun tempat tinggalnya sampai 3.000 kali tinggi badannya.

Sementara manusia, dengan berbagai peralatan dan bahan-bahan yang canggih, sampai sekarang belum mampu membangun bangunan dengan ketinggian sampai 1.000 kali tinggi badannya. Sampai saat ini bangunan tertinggi yang sudah dibuat manusia baru sampai ketinggian sekitar 1.000 meter saja.

Bagaimana rayap bisa membangun tempat tinggalnya begitu tinggi? Ada dua hikmah yang bisa kita dapatkan dari rayap:

1. Mereka bekerja sama dalam membangun sarangnya. Tubuh kecil dan lemah bisa diatasi dengan cara bekerja sama. Bekerja sama membuat mereka memiliki kekuatan yang dahsyat baik dalam menghancurkan maupun membangun.
2. Mereka bekerja dengan mengikuti insting, yang merupakan fitrah yang diberikan Allah kepada makhluq ini. Mereka tidak punya ilmu arsitektur. Mereka tidak memiliki ilmu dengan pengkondisian udara dan tata ruang. Mereka tidak pernah kuliah cara mengawetkan makanan. Mereka mampu, karena mereka hidup dalam fitrahnya.

Manusia yang seharusnya memiliki kemampuan yang jauh lebih dahsyat bisa kehilangan kemampuan itu karena disebabkan oleh dua hal.

Yang pertama, jika seseorang sudah tidak mau lagi bekerja sama sesama dengan saudaranya. Kesombongan dan keangkuhan mereka menghalangi untuk bekerja sama sehingga hasil yang diperoleh tidak optimal. “Saya bisa, saya hebat, dan saya mampu. Buat apa bekerja sama?” Orang yang berkata seperti ini adalah mereka yang kehilangan banyak potensi keberhasilan dalam hidupnya.

Hikmah kedua, banyak manusia yang sudah jauh dari fitrahnya. Mereka hidup dengan cara sendiri. Cara yang diproduksi oleh akalnya sendiri yang sungguh lemah dan banyak kekurangannya. Padahal kita sudah punya cara hidup yang sesuai dengan fitrah manusia karena cara hidup ini dibuat oleh Pencipta kita. Cara hidup itu adalah Al Quran dan Hadits Nabi saw.

Mudah-mudahan, melalui gemblengan bulan Ramadhan ini, kita semua kembali ke fitrah kita (idul fitri) serta memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dengan demikian kita bisa mengembalikan potensi kita yang sebenarnya, baik untuk meraih sukses dunia maupun akhirat. Amin


Posted in Hikmah Kisah Inspiratif, Wawasan Islam | Tags: bekerja sama, Cerita hikmah ramadhan, Fitrah, hikmah islami, hikmah ramadan, hikmah ramadhan, hikmah ramadlan, hikmah romadhon, Idul Fitri, kekuatan, ramadhan, sukses akhirat, sukses dunia

Rabu, 24 Agustus 2011

Tips Sukses "Homeschooling"

KOMPAS.com - Belajar apa saja yang diminati. Belajar di mana saja yang disukai. Belajar kapan saja yang diinginkan. Belajar dari siapa saja yang mencerahkan. Karena belajar itu hak, bukan kewajiban. Belajar itu menyenangkan, bukan membebani.

Kata-kata di atas menjadi "penyapa", saat Anda berkunjung ke situs web www.rumahinspirasi.com. Website ini digagas oleh Sumardiono (Aar) dan istrinya, Mira Julia (Lala). Mereka menerapkan homeschooling bagi ketiga anaknya, Yudhis (10), Tata (6), dan Duta (3). Di situs web itulah, Aar dan Lala menuangkan berbagai aktivitas belajar ketiga buah hatinya.

Lala menekankan, homeschooling bukanlah saingan sekolah formal. Bukan pula alternatif karena tak ada pilihan, tetapi sebuah pilihan yang patut dipertimbangkan. Nah, dalam perbincangan Kompas.com, dengan Aar dan Lala, Selasa (9/8/2011), terangkum sejumlah poin yang bisa diterapkan agar homeschooling yang diterapkan berjalan efektif dan membuahkan hasil yang memuaskan. Yuk, disimak!

1. Jangan Hanya ikut-ikutan tren
Beberapa orang ingin agar anaknya menempuh pendidikan secara homeschooling hanya karena tren. Jika menerapkan homeschooling karena ingin "gaya-gayaan" supaya terlihat seperti keluarga 'eksklusif', tentunya tidak akan sukses. Homeschooling itu pilihan dan Anda juga harus bertanggung jawab atas perkembangan anak Anda ke depannya..

2. Orangtua = Kepala Sekolah
Memilih homeschooling artinya Anda yang bertanggung jawab atas segala proses belajar anak Anda. Dengan kata lain, orangtua berada dalam posisi kepala sekolah yang mengatur jadwal dan menentukan perkembangan anak Anda dari waktu ke waktu. Ingat, Anda yang mengatur, jadi segala pilihan ada di tangan Anda. Entah mengikutkan anak ke kursus, atau Anda yang akan mengajarinya sendiri. Intinya, jangan sampai lupa dengan jadwal Anak karena sibuk kerja atau hal-hal lainnya. Kesuksesan anak homeschooling berasal dari orangtuanya.

3. Orangtua harus ikut belajar
Gagal atau suksesnya anak homeschooling berasal dari orangtua. Maka, sebagai orangtua, Anda pun mau tidak mau harus ikut belajar. Perkaya diri Anda dengan membaca buku, atau browsing internet sehingga jika ada pertanyaan yang dilontarkan anak, Anda dapat menjelaskan kepada mereka. Jangan malu untuk belajar hal-hal seperti Matematika atau Fisika Dasar kembali, karena belajar itu proses, tidak terbatas pada umur saja.

4. Perluas jaringan dengan praktisi homeschooling lainnya
Banyak metode dan cara pembelajaran dalam homeschooling. Maka, Anda harus memperluas jaringan dengan keluarga-keluarga yang juga menerapkan homeschooling. Ikutlah milis-milis atau klub-klub yang merupakan perkumpulan dari keluarga yang menerapkan homeschooling.

Tujuannya, agar Anda dapat bertukar ide cara belajar dengan yang lain. Salah satu contoh perkumpulan homeschooling adalah Klub Oase yang dibentuk oleh Sumardiono dan Lala. Buka wawasan Anda kalau banyak cara pembelajaran di dunia ini selain yang Anda praktikkan. Jangan pelit juga berbagi dengan teman Anda jika mendapatkan trik atau pembelajaran yang sukses Anda terapkan bagi anak.

5. Manfaatkan internet sebaik-baiknya
Bahan-bahan pembelajaran untuk homeschooling dapat Anda peroleh di internet. Mulai dari Matematika, Fisika, Kimia, Geografi, bahkan belajar tentang tulang, bisa Anda dapatkan di dunia maya. Tinggal bagaimana Anda menggunakannya dengan baik.

Carilah situs-situs yang menarik untuk bahan belajar anak Anda. Misalnya, gambar gunung 3 dimensi, atau anatomi tubuh manusia. Situs-situs ini juga bakal Anda temukan lewat teman-teman, jika Anda mengikuti tips nomor 4.

6. Pertemukan anak dengan teman-teman homeschooling lainnya
Agar anak Anda tidak bosan, ajaklah mereka untuk bertemu dengan anak-anak yang juga menjalani homeschooling. Selain menambah teman, mereka juga bisa sharing satu sama lain. Buatlah kegiatan yang menarik untuk anak Anda dan temannya seperti memasak bersama, membuat prakarya, dan lainnya.

Pendidikan adalah journey, bukan kompetisi. Pendidikan adalah perjalanan di mana Anda menemukan nilai-nilai di dalamnya. Nikmatilah proses belajar anak Anda. Dengan begini, anak-anak homeschooling juga pasti akan sukses. Bagaimana pun, pilihan ada di tangan Anda!

Merangsang Minat Baca Anak Prasekolah

KOMPAS.com - Membaca untuk anak usia prasekolah memiliki segudang manfaat. Minat baca anak sudah bisa dikembangkan sejak ia masih di usia kandungan. Lalu bagaimana dengan usia prasekolah? Dalam pemaparan mengenai kebaikan menumbuhkan minat baca pada anak beberapa waktu lalu di The Cone, FX, Jakarta, Sani B. Hermawan, Psi, Direktur Lembaga Daya Insani mengatakan bahwa usia anak prasekolah butuh trik sedikit berbeda ketimbang usia anak sekolah.

"Untuk usia anak sekolah, lebih baik diberikan cerita yang tokohnya itu asli. Kalau anak-anak usia prasekolah, tak masalah berupa dongeng atau cerita rakyat," jelasnya. Sani juga membagi tips cara merangsang minat baca anak usia prasekolah, yakni:

1. Bacakan cerita kepada anak dan minta ia untuk menceritakan kembali. Hal ini bisa membantunya berlatih mengambil hal-hal penting dari sebuah hal. Ini penting untuk melatih daya tangkapnya. Saat menceritakan ulang, ajak ia untuk melihat gambar dari buku cerita itu supaya bisa melatih daya imajinasinya saat mencoba menceritakan ulang.

2. Upayakan cerita yang dibawakan cukup singkat, menarik, serta memiliki gambar dan warna yang mencolok.

3. Bisa pula membuat cerita dari biografi anak itu sendiri.

4. Jadikan buku sebagai hadiah (reward) atas hal-hal yang baik yang dilakukan oleh anak.
Share17

*
*
*
*
*
*
*

Trik Membuat Anak Cinta Baca

KOMPAS.com — Menumbuhkan atau mengajak anak untuk gemar membaca memang harus dilakukan sejak dini. Namun, upaya ini terkadang tak mudah. Ibaratnya seperti meminta anak untuk minum obat saat mereka sakit atau mencekokinya dengan jamu pahit.

Penulis buku anak-anak, ilustrator, guru, dan pendiri National Children's Book and Literacy Alliance, Mary Brigid Barred, berbagi sejumlah tips yang mungkin bisa diterapkan terhadap anak Anda. Silakan disimak!

1. Buatlah anak Anda merasakan dengan indra mereka apa yang diceritakan pada buku yang dibaca.

Ajaklah mereka merasakan apa yang diceritakan di buku itu dengan indra mereka sehingga mereka merasa memiliki bagian atau menjadi salah satu tokoh di buku tersebut.

"Sangat mengagumkan ketika sebuah buku menjadi hidup dan dirasakan oleh indra anak-anak. Saya suka membacakan buku karya Robert McCloskey kepada anak-anak TK, dan pertama-tama saya selalu membagikan lemon untuk mereka. Cerita buku ini tentang seorang anak lelaki yang tinggal di sebuah kota kecil di Ohio dan menjadi penyelamat karena harmonikanya. Ada sebuah bagian di mana band kota tersebut siap untuk manggung di acara perayaan, tetapi tiba-tiba mereka diserang oleh si jahat Old Sneep sambil mengisap lemon. Band tersebut mengerut karena takut sehingga tak bisa memainkan alat musik mereka. Pada bagian itu, saya selalu berseru kepada anak-anak, 'Isap lemon kalian sekarang!' Mereka dengan bersemangat mengisap lemon mereka dan merasakan menjadi Old Sneep," kisah Mary.

2. Ajak anak berpikir kritis dengan cara menyenangkan.

Anda tentu ingin anak Anda dapat berpikir kritis. Salah satu guna pendidikan adalah mengasah anak dapat berpikir secara kritis. Dan, tidak pernah ada kata terlalu dini untuk mengajak anak berpikir kritis. Begitu pula lewat membaca.

Kita ambil contoh cerita tentang laba-laba sang penyelamat.

Mary mengisahkan, ketika ia bertanya kepada anak-anak umur empat tahun siapakah pahlawan dari cerita tersebut, mereka selalu menjawab dengan semangat, "Laba-laba!" Lalu, Anda dapat melanjutkan dengan, "Laba-laba itu punya kesulitan ketika menjadi penyelamat, kira-kira apa, ya, kesulitannya?"

Kepada anak-anak umur enam tahun, Anda bahkan bisa mengenalkan konflik. Tanyalah kepada mereka, "Apa, ya, yang bakal terjadi jika tidak ada hujan, lalu laba-laba tersebut bisa memanjat dan keluar dari saluran pembuangan tersebut?"

Jika dalam satu cerita tidak ada konflik atau masalah yang harus diselesaikan, tentu cerita itu akan membosankan, bukan? Anda bisa menjelaskan kepada anak Anda siapa tokoh protagonis, tokoh antagonis, konflik, dan resolusi dari cerita tersebut.

Dengan begitu, Anda sudah menunjukkan elemen-elemen sebuah cerita pada anak Anda. Seru, bukan? Jika Anda sudah bosan membacakan cerita ini untuk yang kelima kalinya atau bahkan lebih untuk anak Anda, hal-hal seperti ini akan mengeluarkan Anda dari kebosanan karena Anda tidak menceritakan hal yang itu-itu saja!

3. Tulis buku Anda sendiri.

Untuk anak-anak yang baru mulai membaca, siapkanlah notebook atau scrapbook dengan halaman kosong dan isi buku tersebut dengan kata-kata mereka. Anda bisa mulai dengan keluarga Anda. Siapkan foto ayah dan ibu. Bahkan, Anda bisa meminta si sulung untuk menggambarinya. Siapkan foto kakek, nenek, atau anggota keluarga lain. Anda bisa memcentak cerita tersebut dengan huruf-huruf besar dan tebal.

Dengan cara ini, orangtua juga bisa berkreasi sesuai hal yang disenangi anak. Misalnya anak Anda suka sekali dengan pemadam kebakaran, isi buku kosong tersebut dengan gambar-gambar yang berhubungan dengan pemadam kebakaran.

Mary mengungkapkan, ia mengenal satu keluarga yang anaknya terobsesi sekali dengan penyedot debu. "Ketika bertemu dengan saya, anak itu bertanya apakah saya punya tabung tegak atau tidak. Ini merupakan pengantar yang hebat untuk menulis. Ketika nanti anak Anda bertambah besar, bahkan mereka bisa 'kecanduan' untuk menulis cerita mereka sendiri," paparnya.

Selamat mengaplikasikan!

Sumber: wondertime.go.com

Sabtu, 20 Agustus 2011

Gangguan Artikulasi

J angan-jangan si kecil mengalami keterlambatan mental. Tapi kalau cuma lantaran kurang dilatih, penyembuhannya lebih cepat asal ditangani dengan baik.

Anak-anak yang bicaranya tak jelas atau sulit ditangkap dalam istilah psikologi/psikiatri disebut mengalami gangguan artikulasi atau fonologis. Namun gangguan ini wajar terjadi karena tergolong gangguan perkembangan. Dengan bertambah usia, diharapkan gangguan ini bisa diatasi.

Kendati begitu, gangguan ini ada yang ringan dan berat. Yang ringan, saat usia 3 tahun si kecil belum bisa menyebut bunyi L, R, atau S. Hingga, kata mobil disebut mobing atau lari dibilang lali. "Biasanya gangguan ini akan hilang dengan bertambah usia anak atau bila kita melatihnya dengan membiasakan menggunakan bahasa yang baik dan benar," jelas Dra. Mayke S. Tedjasaputra. Hanya saja, untuk anak yang tergolong "pemberontak" atau negativistiknya kuat, umumnya enggan dikoreksi. Sebaiknya kita tak memaksa meski tetap memberitahu yang benar dengan mengulang kata yang dia ucapkan. Misal, "Ma, yuk, kita lali-lali!", segera timpali, "Oh, maksud Adik, lari-lari."

Yang tergolong berat, anak menghilangkan huruf tertentu atau mengganti huruf dan suku kata. Misal, toko jadi toto atau stasiun jadi tatun. "Pengucapan semacam ini, kan, jadi sulit ditangkap orang lain," ujar pengajar di Fakultas Psikologi UI dan konsultan psikologi di LPT UI ini.

PENYEBAB

Gangguan fonologis bisa dikarenakan faktor usia yang mengakibatkan alat bicara atau otot-otot yang digunakan untuk berbicara (speech motor) belum lengkap atau belum berkembang sempurna; dari susunan gigi geligi, bentuk rahang, sampai lidah yang mungkin masih kaku.

Beberapa kasus gangguan ini malah berkaitan dengan keterbelakangan mental. Anak yang kecerdasannya tak begitu baik, perkembangan bicaranya umumnya juga akan terganggu. Bila gangguan neurologis yang jadi penyebab, berarti ada fungsi susunan saraf yang mengalami gangguan.

Sebab lain, gangguan pendengaran. Bila anak tak bisa mendengar dengan jelas, otomatis perkembangan bicaranya terganggu. Tak kalah penting, faktor lingkungan, terutama bila anak tidak/kurang dilatih berbicara secara benar.

TERAPI BICARA

Bila penyebabnya kurang latihan atau stimulasi, akan lebih mudah dan relatif lebih cepat penyembuhannya asal mendapat penanganan yang baik. Namun bila dikarenakan gangguan neurologis, perlu dikonsultasikan ke ahli neurologi. Sementara jika berhubungan dengan keterbelakangan mental, biasanya relatif lebih sulit karena tergantung tingkat keterbelakangan mentalnya. "Kalau masuk kategori terbelakang sedang, pengucapan kata-kata anak biasanya juga sulit ditangkap. Akan tetapi dengan pemberian terapi bicara, pengucapannya bisa agak jelas, meski ada juga beberapa yang masih sulit dicerna oleh orang yang mendengarkannya," jelas Mayke.

Yang jelas, jika gangguannya masuk dalam taraf sulit, dianjurkan membawa anak berkonsultasi. Kriteria sulit: bila sudah mengganggu komunikasi atau kontak dengan orang lain, bahkan orang serumah pun tak mengerti apa yang dimaksudnya. Bila sudah ber"sekolah", gangguan ini bisa mempengaruhi prestasi. Misal, harus bernyanyi di depan kelas, tapi karena belum fasih membuatnya tak berani tampil. Jikapun berani, pengucapannya yang tak jelas akan memancing teman-teman mengolok-oloknya.

Dibutuhkan bantuan ahli terapi bicara untuk mengatasinya. Biasanya terapis akan menelaah kembali apakah si kecil mengalami gangguan speech motor. Gangguan speech motor ada yang bisa dilatih seperti halnya meniup lilin. Tak jarang perlu pula bantuan ahli THT untuk mengoreksi adanya gangguan pada organ-organ yang berhubungan dengan bicara yang berada di daerah mulut. Mungkin ada anak yang lidahnya tak terbentuk dengan baik, hingga terlalu pendek dan mempengaruhi kemampuan bicaranya. Cacat bawaan seperti sumbing juga bisa berpengaruh pada cara bicaranya, tapi gangguan ini bisa diatasi dengan operasi dan terapi bicara.

BAWA BERKONSULTASI

Anak yang mengalami gangguan fonologis kriteria sedang hingga berat, biasanya terlambat pula perkembangan bicaranya. Misal, baru bisa bicara di usia 3 tahun, atau usia 2,5 tahun baru bisa menyebut Mama/Papa. Kemungkinan lain, meski sudah 2 tahun tapi kemampuan bicaranya masih tahap bubbling alias tanpa arti, seperti "ma...mapa...pa". Namun bahasa resetif atau penerimaannya cukup baik, hingga bila ia disuruh atau diajak bicara akan mengerti.

Yang seperti ini pun, saran Mayke, sebaiknya dibawa berkonsultasi karena bila dibiarkan berlanjut, kemungkinan anak akan mengalami gangguan fonologis lebih parah. Itu sebab, bila sejak usia 10 bulan atau setahun, anak mulai dapat menyebut "Mama/Papa", tapi selepas 2 dua tahun tak bertambah, kita harus curiga dan cepat minta bantuan ahli. Terlebih bila kita sudah cukup banyak memberi stimulasi atau rangsangan. Bisa dengan membawanya ke psikolog/psikiater lebih dulu untuk mengetahui apakah ia mengalami gangguan fonologis karena keterbelakangan mental, gangguan neurologis, atau sebab lain.

Bila masalahnya menyangkut gangguan yang tak bisa ditangani psikolog, sebaiknya anak dirujuk ke ahli lain, seperti neurolog atau ahli terapi bicara. Para ahli terapi bicara bisa ditemui di berbagai institusi yang melakukan terapi untuk anak autis atau anak yang mengalami gangguan perhatian. Mereka biasanya juga menangani anak yang mengalami gangguan bicara.

Sedangkan lama penanganan tergantung beberapa hal. Seperti berat-ringan gangguan, upaya/kesediaan orang tua untuk mengantar anaknya terapi secara teratur maupun melatihnya di rumah, serta kerjasama dari anak. Jadi, saran Mayke, kita jangan segan-segan menanyakan pada terapis apa yang perlu dilakukan di rumah untuk menangani anak. Harusnya terapis-terapis pun cukup terbuka untuk memberi saran atau masukan seperti itu.

Keahlian terapis juga mempengaruhi tenggang waktu yang dibutuhkan untuk menangani gangguan anak. Begitu pula penguasaan/pendalaman terhadap masing-masing bentuk gangguan, tingkat kesulitan, dan cara penanganan yang tepat untuk tiap gangguan tadi. Selain, terapis juga harus bisa membina hubungan baik dengan anak, hingga anak merasa senang mengikuti program tersebut. Sebaliknya, akan jadi kendala bila si terapis kaku dan tak bisa membujuk anak.

Faras Handayani/nakita (tabloid nova)

Ikut Kursus Boleh Enggak?

Ingin anak cerdas? Masukkan ke tempat kursus! Bagai bentangan jalur-jalur cepat, kini seabrek tempat kursus dibuka untuk balita. Ada kursus musik, melukis, olahraga, bahkan matematika! Fenomena inilah yang membuat banyak orangtua jadi bersemangat mengikutkan si kecil dalam kursus ini dan itu. Biar enggak ketinggalan zaman dan tentu supaya anaknya unggul dan membanggakan.

Sayangnya, kita kerap lupa bahwa usia anak masih di bawah tiga tahun. Tentu kematangan organ-organ tubuhnya belum seluruhnya sempurna. Begitu juga dengan perkembangan keterampilannya. Bisa percuma kalau kita memaksakan kehendak mengikutkannya pada berbagai kursus.

Kursus matematika, contohnya. Menurut beberapa pakar dan pemerhati pendidikan anak usia dini, si batita baru belajar konsep angka pada taraf yang paling sederhana. Nyatanya, ada tempat kursus matematika yang berani pasang reklame, "Dibuka kelas baru untuk anak mulai usia 2 tahun".

"Inilah realita dunia anak dan pendidikan Indonesia. Sedihnya, anak-anak yang kelak akan menentukan Indonesia menjadi apa di kemudian hari, mendapatkan pendidikan yang kacau seperti itu," sesal Ceti Prameswari, Psi. Menurutnya, model pendidikan seperti itu sempat digunakan di beberapa negara. Hasilnya, anak memang terbentuk menjadi apa yang diharapkan selama beberapa tahun. Akan tetapi, apa yang didapat anak tidaklah berbanding lurus dengan dampak yang muncul beberapa tahun kemudian. Anak jadi bo-san, kesal, tertekan, stres, bahkan depresi yang bukan tidak mung-kin berujung pada kejadian bunuh diri. Mengenaskan bukan?

Kini, sistem pendidikan yang tidak alami (tidak menganut hukum alam seorang anak sesuai dengan usianya) sudah banyak ditinggalkan negara-negara yang dulu pernah menerapkannya. Sebaliknya, justru gaya pendidikan demikian yang belakangan booming di Indonesia.

BANTU DIRI

Psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan UI ini, menegaskan, cara tepat mendidik dan membuat anak menjadi unggulan adalah yang alami. Dalam arti, pembelajaran dan stimulasi yang diberikan haruslah sesuai dengan usia anak dan tugas perkembangannya saat itu. Anak usia 1-3 tahun, contohnya, masih dalam proses pengenalan, penjajakan, coba-coba, dan ingin tahu. Di usia ini, kemampuan dasarnya mengalami peningkatan agar bisa survive , yakni motorik (halus ataupun kasar), koordinasi ang-gota tubuh, berjalan dan berbicara, serta mengenal lingkungan luar rumah. Tak terkecuali kemampuan menolong diri sendiri, semisal belajar makan dan minum sendiri, mengambil minum, sikat gigi sendiri, mandi sendiri, pakai baju sendiri, tidur sendiri, BAB dan BAK sendiri.

Sedangkan ditilik dari tugas perkembangannya, tukas Ceti, anak usia 1 tahun masih mengasah pengindraannya. Dia masih dalam tahap pengenalan simbol-simbol. Anak mulai mendapat pengetahuan bahwa ada batas antara dirinya dan dunia luar, namun ia belum bisa memaknai apa-apa. Berangkat dari keterbatasan-keterbatasan ini, bagaimana anak akan mengikuti pem-belajaran yang memiliki aturan dan jam belajar bila ikut kursus.

Di usia 2-3 tahun, barulah ia bisa diajarkan simbol-simbol, contohnya simbol angka dan warna. Akan tetapi di usia ini anak pun belum bisa dituntut untuk hafal, apalagi paham akan simbol-simbol karena kemam­puannya memang masih sebatas kenal. "Paling-paling tuntutannya sampai merespons saat ada orang lain bertanya, sekalipun kematangan bicaranya masih jauh dari baik."

Nah, dengan mempertim­bangkan hal-hal tadi, kalau di usia ini anak diikutkan kursus, tentu belum saatnya. Selain ka­rena tahap perkembangannya belum mengizinkan, yang nama­nya kursus pastilah punya jadwal, target, bahkan umumnya menerapkan tes guna mengeta­hui sejauh mana penyerapan anak terhadap materi yang telah disampaikan.

ANEKA KURSUS

Nah, apa tanggapan Ceti bila mengikutkan batita pada kursus seperti di bawah ini?

Beladiri

Ingat, dalam mengontrol keseimbangan tubuhnya sendiri saja, bocah batita belumlah oke. Buktinya? Gerakan meloncat yang dilakukannya sama sekali belum sempurna, bergerak cepat dengan dua kaki masih sering keserimpet dan terkesan "mabok". Begitu juga dengan koordinasi tangan-kaki dan mata yang belum dia kuasainya. "Jadi, bagaimana dia bisa ikutan kursus beladiri?" sergah Ceti.

Orangtua pun seharusnya mempertanyakan apa manfaat mengikutkan si kecil les beladiri. Adakah makna lebih yang bisa diperolehnya? Bagaimana dengan kesiapan mental si anak sendiri? "Oke kalau diikutkannya sebatas untuk pengenalan. Tapi apa iya pengenalan harus dengan mengikutkannya kursus?" Sambil main di rumah, kan, bisa. Atau cukup mengajaknya "nonton' " kakak-kakak yang sedang latihan beladiri.

Golf

Olahraga ini menuntut koordinasi motorik yang sangat baik antara gerak tangan, mata, dan feeling yang baik. "Coba bayangkan apa jadinya anak yang keterampilan motoriknya saja masih sangat sederhana, baru belajar mengoordinasikan gerak anggota tubuh, pola pikirnya pun masih konkret operasional, harus mengaktifkan kemampuan feeling dan koordinasi visual serta motoriknya secara bersamaan?" Jika kita saja berpersepsi itu merupakan sesuatu yang berat, bagaimana dengan anak? Akan tetapi jika kita cuma mengajaknya sesekali latihan di driving course , syukurlah kalau ia mau ikut-ikutan memukul bola. Kalaupun dia memilih nendang-nendang bola, tak apa-apa, kan.

Renang

Untuk ikut olahraga ini, silakan saja. Yang satu ini baik dan sangat membantu perkembangan anak, khususnya motorik dan koordinasi motorik. Malah ada sebagaian ahli yang berpendapat berenang bisa membuat anak pintar. Akan tetapi secara pribadi Ceti kurang setuju jika mengikutkan anak pada kursus renang yang menerapkan target berupa uji kemahiran. Ini sangat bertentangan dengan kealamian usia batita. "Anak batita bisa saja diikutkan kursus renang, tetapi dengan catatan tidak ada target ini-itu dan aturan yang kaku."

Musik

Selama kursus musik, anak akan belajar mengenai simbol-simbol nada. Jadi, kursus ini paling pas bila diikuti oleh anak usia 3 tahun ke atas. Namun, jika programnya adalah pengenalan ritme dan bentuk alat-alat musik, sah-sah saja. Begitu juga dengan memperdengarkan suara-suara instrumen dan menirukan nada-nada tertentu. Itulah mengapa, kalaupun orangtua ingin mendaftarkan buah hatinya ke kursus ini, sebaiknya tinggalkan pen-capaian target ataupun harapan muluk-muluk bahwa selepas kursus anak pasti akan pintar menyanyi atau mahir memainkan alat musik.

Bahasa asing

Di usia ini perkembangan bahasa anak berada dalam proses menuju kematangan. Anak diharapkan mampu berkomunikasi lancar dengan bahasa ibu, yakni bahasa yang biasa digunakan sehari-hari oleh keluarganya maupun lingkungan terdekatnya. Kalaupun berniat mengikutkannya pada kursus bahasa asing, semisal Mandarin, pencapaiannya hanyalah sekadar kenal tetapi tidak terlalu banyak membantu mengoptimalkan kematangan berbahasanya. Lain hal jika anak memang memiliki kecerdasan bahasa yang luar biasa.

Matematika/aritmatika dan sejenisnya

Tidak mengapa anak ikut kursus ini jika ia memang sudah paham mengenai konsep jumlah, warna, maupun bentuk-bentuk dengan baik. "Akan tetapi kalau si kecil memperlihatkan ketidaksukaan, ya jangan dipaksakan." Satu hal lagi, kata Ceti, jangan menargetkan anak untuk terus naik ke level yang tinggi. Ditakutkan dia akan mengalami kebosanan jika sudah mencapai level yang tinggi selagi usianya masih balita. Toh masih banyak cara lain mengenalkan bidang ini pada anak. Jadi, sebaiknya kursus-kursus sejenis ini hanya menjadi variasi kegiatan yang boleh ditinggalkan kapan saja.

JANGAN LUPAKAN Sisi Lain

Dikatakan Ceti , dalam diri anak setiap saat terjadi proses tumbuh dan berkembang pada organ tubuhnya, syaraf-syarafnya, otaknya, dan sensitivitasnya. Dengan demikian pemberian stimulasi pada anak batita sebaiknya disesuaikan dengan usia. Orangtua hendaknya memiliki pengetahuan mengenai tahap tumbuh kembang anak sehingga stimulasi yang diberikan pas dan hasilnya optimal.

Gazali (Tabloidnova)

Minggu, 07 Agustus 2011

Kalau Anak Telat Bicara

JAKARTA, KOMPAS.com — Bila anak terlambat bicara, orangtua layak bingung. Namun, jangan lalai untuk segera mencari terapi. Memang ada anak terlambat bicara yang bisa membaik dengan sendirinya. Kalaupun tidak, terapi sejak dini akan sangat membantu mengoptimalkan perkembangannya.

Seorang ibu muda dilanda kecemasan karena putri bungsunya yang telah berusia 15 bulan belum dapat mengucapkan sepatah kata pun. Ia takut si anak benar-benar mengalami tunawicara. Ketika si kecil berusia lebih 2 tahun, dokter menemukan adanya autisme.

Penyebab keterlambatan bicara menurut dr Widodo Judarwanto, Sp A(K) sangatlah banyak dan bervariasi. Gangguan tersebut ada yang ringan, ada pula yang berat. Ada yang membaik setelah usia tertentu, ada juga yang tak menampakkan kemajuan.

Keterlambatan bicara bisa terjadi akibat gangguan proses pendengaran, gangguan penerus impuls ke otak, otak, otot, atau organ pembuat suara.

Menurut dokter dari klinik kesulitan makan pada anak, Picky Eaters Clinic itu, ada tiga penyebab utama keterlambatan bicara, yaitu retardasi mental, gangguan pendengaran, dan keterlambatan maturasi. Keterlambatan maturasi juga disebut keterlambatan bicara fungsional, termasuk gangguan paling ringan dan saat usia tertentu akan membaik.

Penyebab lain yang relatif jarang adalah kelainan organ bicara, kelainan genetik atau kromosom, autis, mutisme selektif, afasia reseptif, dan deprivasi lingkungan. Deprivasi lingkungan bisa disebabkan oleh lingkungan sepi, dua bahasa, status ekonomi sosial, teknik pengajaran yang salah, dan sikap orangtua.

Makin dini keterlambatan bicara terdeteksi, makin besar kemungkinan pemulihannya. Bila keterlambatan bicara bersifat nonfungsional, maka stimulasi dan intervensi harus cepat dilakukan.

Deteksi dini keterlambatan bicara harus dilakukan oleh semua individu yang terlibat dalam penanganan anak. Kegiatan deteksi dini melibatkan orangtua, keluarga, dokter kandungan yang merawat sejak kehamilan, dan dokter anak. Deteksi dini ini mampu mengungkapkan apakah keterlambatan bicara itu berjenis fungsional atau nonfungsional.

Fungsional terbanyak
Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup sering dialami anak. Keterlambatan bicara yang juga diistilahkan sebagai keterlambatan perkembangan bahasa ini disebabkan oleh terlambatnya kematangan proses saraf pusat yang dibutuhkan untuk memproduksi kemampuan bicara.

Gangguan ini sering dialami anak laki-laki yang memiliki riwayat keterlambatan bicara dalam keluarga. Kondisi ini cukup ringan dan bisa membaik.

Pada umumnya, gangguan kemampuan bicara akan membaik setelah sang anak memasuki usia 2 tahun. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kemampuan bicara penderita keterlambatan jenis ini sudah mulai normal saat memasuki usia sekolah.

Dalam kondisi ini, fungsi reseptif biasanya sangat baik dan kemampuan pemecahan masalah visuo-motornya normal. Anak hanya mengalami gangguan perkembangan ringan dalam fungsi ekspresifnya.

Ciri khas lainnya, menurut dr Widodo, adalah anak tidak menunjukkan kelainan neurologis, gangguan pendengaran, gangguan kecerdasan, dan gangguan psikologis. Keterlambatan bicara fungsional sering dialami anak dengan gangguan alergi, terutama pada kulit dan saluran cerna.

Gangguan saluran cerna berupa gejala berulang dari perut kembung, sering buang angin, muntah, dan sulit buang air besar (BAB). Kesulitan BAB ditandai oleh BAB ngeden; tidak setiap hari; kotoran berbau, hitam atau hijau tua, keras, dan bulat seperti kotoran kambing; ada riwayat berak darah; serta lidah tampak kotor, berwarna putih, air liur bertambah banyak, atau mulut berbau.

Gangguan kulit biasa muncul dalam bentuk bintik-bintik kemerahan, seperti digigit nyamuk atau serangga, biang keringat, dan kulit berwarna putih (seperti panu) di wajah atau di bagian badan lainnya. Hal itu sering pula disertai gangguan tidur malam, gelisah, mengigau, tertawa atau menangis saat tidur, sering terbangun, gigi gemeretak, dan sebagainya.

Tanpa penanganan khusus
Keterlambatan bicara fungsional biasanya tidak memerlukan penanganan khusus karena akan membaik setelah usia 2 tahun. Meskipun penyebabnya bukan karena kurang stimulasi, keadaan ini memerlukan stimulasi yang lebih dibandingkan anak normal. Stimulasi ini tidak harus melalui terapi bicara. Namun, bila mampu menjalani terapi bicara, maka hal itu juga tidak merugikan.

Anak tanpa gangguan bicara dan bahasa juga perlu menerima stimulasi kemampuan bicara dan bahasa sejak lahir. Bahkan, stimulasi bisa dilakukan sejak anak dalam kandungan. Dengan stimulasi dini, kemampuan bicara dan bahasanya diharapkan lebih optimal sehingga dapat meningkatkan kualitas komunikasinya.

Pada keterlambatan bicara nonfungsional, stimulasi dan intervensi sejak dini secara khusus oleh tenaga profesional sesuai penyebabnya harus dilakukan. Semakin dini upaya tersebut, hal itu akan meningkatkan keberhasilan penanganan.

Gangguan jenis ini perlu pendekatan multidisiplin ilmu, yang melibatkan antara lain dokter ahli tumbuh kembang anak, neurologi anak, gastroenterologi anak, alergi anak, psikologi anak, psikiater anak, rehabilitasi medik, serta mereka yang bergerak di bidang klinis atau praktisi lain yang berkaitan. @ Abdi Susanto

Anak Terlambat Bicara, Kapan Perlu Dikhawatirkan?

KOMPAS.com - Di usia 19 bulan, Fauzan saat ini belum bisa berbicara sepatah katapun. Orangtuanya khawatir karena anak seusia dia bicaranya sudah sangat banyak. Berbahayakah keterlambatan bicara pada Fauzan?

Orang tua perlu kawatir ketika anaknya mengalami keterlambatan bicara bila mengalami gangguan keterlambatan bicara non fungsional. Tetapi bila gangguan bicara ini termasuk golongan gangguan fungsional biasanya tidak berbahaya. Dengan pertambahan usia setelah 2 tahun akan membaik sendiri. Persoalannya, bagaimanakah cara membedakannya?

Kasus seperti itu sering dialami beberapa orang tua yang mempunya anak dengan keterlambatan bicara. Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak.

Keterlambatan bicara adalah keluhan utama yang sering dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada dokter. Gangguan ini semakin hari tampak meningkat pesat. Beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa berkisar 5 - 10% pada anak sekolah.

Penyebab keterlambatan bicara sangat luas dan banyak, Gangguan tersebut ada yang ringan sampai yang berat, mulai dari yang bisa membaik pada usia tertentu hingga yang suli membaik.

Keterlambatan bicara fungsional merupakan salah satu penyebab yang sering dialami sebagian anak. Keterlambatan bicara golongan ini biasanya ringan dan hanya merupakan ketidakmatangan fungsi bicara pada anak.

Pada usia tertentu, terutama setelah usia 2 tahun biasanya akan membaik. Bila keterlambatan bicara tersebut bukan karena proses fungsional, maka gangguan tersebut harus lebih diwaspadai karena bukan sesuatu yang ringan. Inilah yang disebut gangguan bicara nonfungsional.

Keterlambatan bicara nonfungsional harus cepat dilakukan stimulasi dan intervensi dilakukan sejak dini. Semakin dini mendeteksi keterlambatan bicara, maka semakin baik kemungkinan pemulihan gangguan tersebut.

Deteksi dini keterlambatan bicara harus dilakukan semua individu yang terlibat dalam penanganan anak ini. Kegiatan deteksi dini ini melibatkan orang tua, keluarga, dokter kandungan yang merawat sejak kehamilan dan dokter anak yang merawat anak tersebut.

Sehingga dalam deteksi dini tersebut harus bisa mengenali apakah keterlambatan bicara anak kita merupakan sesuatu yang fungsional atau yang nonfungsional.

Menurut beberapa ahli komunikasi, bicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem neuromuskular untuk mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara. Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di otak dalam korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung. Jadi, untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat penting.

Penyebab keterlambatan

Penyebab gangguan bicara dan bahasa sangat banyak dan luas, semua gangguan mulai dari proses pendengaran, penerus impuls ke otak, otak, otot atau organ pembuat suara.

Terdapat 3 penyebab keterlambatan bicara terbanyak diantaranya adalah retardasi mental, gangguan pendengaran dan keterlambatan maturasi. Keterlambatan maturasi ini sering juga disebut keterlambatan bicara fungsional. Penyebab lain adalah kelainan organ bicara, kelainan genetik atau kromosom, autis, mutism selektif, afasia reseptif dan deprivasi lingkungan.

Deprivasi lingkungan bisa disebabkan karena lingkungan sepi, status ekonomi sosial, tehnik pengajaran salah, sikap orangtua. Gangguan bicara pada anak dapat disebabkan karena kelainan organik yang mengganggu beberapa sistem tubuh seperti otak, pendengaran dan fungsi motorik lainnya.

Beberapa penelitian menunjukkan penyebab ganguan bicara adalah adanya gangguan hemisfer dominan. Penyimpangan ini biasanya merujuk ke otak kiri. Beberapa anak juga ditemukan penyimpangan belahan otak kanan, korpus kalosum dan lintasan pendengaran yang saling berhubungan.

Hal lain dapat juga di sebabkan karena diluar organ tubuh seperti lingkungan yang kurang mendapatkan stimulasi yang cukup atau pemakaian 2 bahasa. Bila penyebabnya karena lingkungan biasanya keterlambatan yang terjadi tidak terlalu berat.

Keterlambatan bicara fungsional

Bahasa adalah bentuk aturan atau sistem lambang yang digunakan anak dalam berkomunikasi yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara mengacu pada simbol verbal.

Selain itu, bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural dan musik. Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau pantomim. Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekankan makna wicara. Pantomim adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah komunikasi verbal dengan aksi yang mencakup beberapa gestural (ekspresi gerakan yang menggunakan setiap bagian tubuh) dengan makna yang berbeda beda.

Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup sering dialami oleh sebagian anak. Keterlambatan bicara fungsional relatif tidak berbahaya. Keterlambatan bicara fungsional sering juga diistilahkan keterlambatan maturasi atau keterlambatan perkembangan bahasa. Keterlambatan bicara golongan ini disebabkan karena keterlambatan maturitas (kematangan) dari proses saraf pusat yang dibutuhkan untuk memproduksi kemampuan bicara pada anak.

Gangguan ini sering dialami oleh laki-laki dan sering tedapat riwayat keterlambatan bicara pada keluarga. Biasanya hal ini merupakan keterlambatan bicara yang ringan dan prognosisnya baik. Pada umumnya kemampuan bicara akan tampak membaik setelah memasuki usia 2 tahun. Terdapat penelitian yang melaporkan penderita keterlambatan ini kemampuan bicara saat masuk usia sekolah normal seperti anak lainnya.

Dalam keadaan ini, biasanya fungsi reseptif sangat baik dan kemampuan pemecahan masalah visuo-motor anak dalam keadaan normal. Anak hanya mengalami gangguan perkembangan ringan dalam fungsi ekspresif: Ciri khas lain adalah anak tidak menunjukkan kelainan neurologis, gangguan pendengaran, gangguan kecerdasan dan gangguan psikologis lainnya.

Keterlambatan bicara fungsional pada anak sering dialami penderita yang mengalami gangguan alergi terutama gangguan kulit dan saluran cerna. Tanda dan gejala tersebut adalah perut kembung, sering buang angin, sering muntah atau mual. Muntah bila menangis, berteriak, tertawa atau berlari. Sulit buang air besar (bila buang air besar “ngeden“, tidak setiap hari buang air besar, atau sebaliknya buang air besar sering. Kotoran tinja berbau, berwarna hitam atau hijau tua, berbentuk keras, bulat seperti kotoran kambing, pernah ada riwayat berak darah.

Lidah tampak kotor, berwarna putih serta air liur bertambah banyak atau mulut berbau Gangguan kulit adalah timbul bintik-bintik kemerahan seperti digigit nyamuk atau serangga, biang keringat, kulit berwarna putih (seperti panu) di wajah atau di bagian badan lainnya. Saat bayi sering timbul gangguan kulit di pipi, sekitar mulut dan sekitar daerah popok. Seringkali disertai gangguan tidur malam, dengan ditandai sering gelisah, bolak, balik, mengigau, tertawa, menangis dalam tidur, malam terbangun, brushing (gigi gemeretak), mimpi buruk dan sebagainya.

Cara Membedakan Keterlambatan

Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup sering dialami oleh sebagian anak. Keterlambatan bicara fungsional relatif tidak berbahaya. Sedangkan keterlambatan yang berbahaya dan yang harus dikawatirkan adalah keterlambatan bicara non fungsional.

Dengan memperhatikan fungsi reseptif, ekspresif, kemampuan pemecahan masalah visuo-motor dan pola keterlambatan perkembangan, dapat diperkirakan penyebab kesulitan berbicara. Dalam membedakan keterlambatan bicara merupakan tidak berbahaya (fungsional) dan berbahaya (nonfungsional) harus memahami manifestasi klnis beberapa penyebab keterlambatan bicara.

Untuk memastikan status keterlambatan fungsional harus dengan cermat menyingkirkan gejala keterlambatan nonfungsional. Gejala umum keterlambatan bicara nonfungsional adalah adanya gangguan bahasa reseptif, gangguan kemampuan pemecahan masalah visuo-motor dan keterlambatan perkembangan.

Keterlambatan bicara yang harus dikawatirkan atau yang berbahaya adalah keterlambatan bicara yang disebakan karena beberapa gangguan seperti Autism, gangguan pendengaran, gangguan kecerdasan (retardasi mental) atau gangguan persarafan atau gangguan neurolois lainnya.

Dicurigai keterlambatan bicara nonfungsional bila disertai kelainan neurologis bawaan atau didapat seperti wajah dismorfik, perawakan pendek, mikrosefali, makrosefali, tumor otak, kelumpuhan umum, infeksi otak, gangguan anatomis telinga, gangguan mata, cerebral palsi dan gangguan neurologis lainnya.

Ciri lain keterlambatan bicara nonfungsional biasanya termasuk keterlambatan yang berat. Keterlambatan dikatakan berat, bila bayi tidak mau tersenyum sosial sampai 10 minggu atau tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban pada usia 3 bulan. Tanda lainnya tidak ada perhatian terhadap sekitar sampai usia 8 bulan, tidak bicara sampai usia 15 bulan atau tidak mengucapkan 3-4 kata sampai usia 20 bulan. Karakteristik keterlambatan yang harus dikawatirkan adalah bila disertai gangguan kontak mata (mata anak tidak bisa menatap mata orang tua), tidak bisa mengerti perintah, dan terdapat gangguan pendengaran.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan keterlambatan bicara fungsional biasanya tak memerlukan penanganan secara khusus. Keterlambatan bicara golongan ini biasanya akan membaik setelah usia 2 tahun. Meskipun penyebabnya bukan karena kurang stimulasi, tetapi keadaan ini memerlukan stimulasi yang lebih dibandingkan anak yang normal. Stimulasi yang lebih ini tidak harus melalui terapi bicara oleh seorang terapis yang memerlukan dana dan waktu yang tidak sedikit. Meskipun terapi bicara juga tidak merugikan bagi anak.

Pada anak normal tanpa gangguan bicara dan bahasa juga perlu dilakukan stimulasi kemampuan bicara dan bahasa sejak lahir. Bahkan bisa juga dilakukan stimulasi sejak dalam kandungan. Dengan stimulasi lebih dini diharapkan kemampuan bicara dan bahsa pada anak lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas komunikasinya.

Pada keterlambatan bicara nonfungsional harus dilakukan stimulasi dan intervensi sejak dini secara khusus oleh tenaga profesional sesuai penyebabnya. Semakin dini upaya tersebut dilakukan akan meningkatkan keberhasilan penanganan keterlambatan bicara tersebut. Gangguan keterlambatan nonfungsional perlu dilakukan pendekatan secara multi disiplin ilmu. Penanganan keterlambatan bicara dilakukan pendekatan medis sesuai dengan penyebab kelainan tersebut. Multi disiplin ilmu yang terlibat adalah dokter ahli anak dengan minat tumbuh kembang anak, neurologi anak, gastroenterologi anak, alergi anak, psikolog atau psikiater anak, ahli THT, rehabilitasi medik, serta klinisi atau praktisi lainnya yang berkaitan.

dr Widodo Judarwanto SpA, dokter spesialis anak dari RS Bunda Jakarta, Klinik Kesulitan Makan, Jl. Rawasari Selatan 50, Cempaka Putih, Jakarta Pusat)

Jika Usia 2 Tahun Anak Terlambat Bicara

Kompas.com – Perkembangan setiap anak umumnya berbeda antara satu dengan yang lain. Ada anak yang mahir berjalan lebih dulu tapi belum bisa mengucapkan kata-kata, ada pula anak yang ceriwis bukan main tetapi belum mampu berjalan. Untuk meningkatkan keterampilan bicara anak diperlukan stimulasi dari orangtua.

Ada banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa seorang anak terlambat bicara dibanding teman-temannya. Yang penting bagi para orangtua adalah mengetahui tahapan perkembangan bicara anak.

Menurut, dr. Vimaladewi Lukito, Sp.A, Tirtayu Healing Center Jakarta, anak usia setahun biasanya sudah bisa mengucapkan beberapa kata. "Waspada bila usia setahun anak belum bisa mengucapkan satu kata, sedangkan pada usia dua tahun periksakan anak bila ia belum bisa bicara 6 kata," katanya.

“Dua tahun lebih belum bisa 'papa' 'mama' sudah harus di skrining, untuk mengetahui kelainan. Segera bawa ke dokter anak untuk di skrining atau dilihat apakah ada gangguan yang lain,” katanya dalam acara seminar Perkembangan Anak, Sabtu (6/8).

Anak dua tahun yang belum bisa bicara sama sekali, menurut dia adalah keadaan yang tidak normal. Bahkan menurutnya ada kemungkinan risiko anak berkembang ke arah autis atau gangguan perkembangan lain. Apalagi jika anak tampak lebih senang main sendiri dan menunjukkan gejala-gejala ke arah autis.

Namun untuk memastikannya, orang tua dihimbau melakukan konsultasi dengan dokter anak. “Harus dilihat gejala lainnya, bukan cuma karena nggak bisa ngomong lalu dibilang autis atau suka menyendiri terus dibilang autis,” ucapnya.

Menurut Vimaladewi, hampir sebagian besar penderita autis akan mengalami gangguan komunikasi, gangguan bicara dan bahasa. Tapi penderita gangguan bicara belum tentu mengalami gangguan autis.

Masalah anak terlambat bicara lanjutnya, juga bisa disebabkan adanya gangguan oral motor. Oromotor atau oral motor didefinisikan sebagai sistem gerak otot yang mencakup area rongga mulut (oral cavity) termasuk rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir dan pipi. Pada anak yang oral motornya lemah, membuat anak menjadi susah untuk bicara, dan kalau pun bisa, bicaranya tidak akan jelas.

“Makin lemah gerakan oral, makin berhubungan dengan kemampuan bicara. Pada anak-anak yang gerakan oral motornya buruk sebelum usia dua tahun, akan sulit untuk bicara. Hal ini mengisyaratkan bahwa kemampuan oral motor yang baik diperlukan untuk mendukung kemampuan berbicara anak,” tandasnya.
Pemeriksaan keterampilan bicara anak bisa dilakukan pada dokter anak untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pendengaran atau fungsi sekitar mulut.

“Biasanya dari dokter anak akan lakukan skrining secara kasar. Setelah dari dokter anak, apabila ditemukan ada gangguan, maka akan dirujuk ke ahli tumbuh kembang anak. Dari ahli tumbuh kembang anak baru ke rehab medik dan terapi wicara,” ucapnya.

Kemampuan bicara anak juga perlu ditingkatkan dengan stimulasi terus menerus di rumah berdasarkan rekomendasi dari dokter.

Selasa, 28 Juni 2011

Anakku masuk SD Jepang ... apa yang harus dipersiapkan ya ?

Sebagai bahan perbandingan dengan masuk SD di Indonesia


Anakku masuk SD Jepang ... apa yang harus dipersiapkan ya ?

(Bagian 1)

Pertama-tama saya mengucapkan Selamat kepada teman-teman yang
anaknya Insya Allah akan masuk SD bulan April nanti.
Mudah2an persiapan-persiapannya sudah dilakukan sejak
saat ini dan juga mudah-mudahan dalam waktu singkat anak kita
dapat cepat beradaptasi dengan lingkungan teman-teman Jepangnya
di SD yang baru itu.

Insya Allah anak saya yang ke 3 akan masuk SD di bulan April
ini sehingga informasi di bawah ini adalah pengalaman saya
dalam mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari pemberitahuan
dari City Hall sampai dengan Penjelasan Masuk SD.
Sebagian besar saya tulis tahun lalu ketika anak ke 2 akan
masuk SD.

Ini adalah prosedur di daerah Yokohama, oleh karenanya mungkin
di daerah yang lain mempunyai prosedur berbeda. Peling tidak
tulisan ini bisa menjadi sedikit informasi awal sebelum
teman-teman menghadapi saat-saat awal sekolah di bulan April
nanti.

Bila anak kita terdaftar menjadi anggota keluarga di City hall
maka setelah anak berumur 6 tahun secara otomatis City Hall
memberikan pengumuman melalui kartu pos bahwa anak kita sudah
bisa mendaftarkan SD di daerah tempat tinggal kita.

Tentunya yang ditawarkan oleh pemerintah adalah SD Negri dan
biasanya SD yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Kita tidak bisa
memilih di SD mana anak kita akan disekolahkan karena City Hall lah
yang berhak menetapkannya. City Hall menetapkan sesuai dengan
alamat rumah. Misalnya alamat kita di 2 Chome (Alamat di Jepang
memakai istilah Chome untuk pembagian daerah atau blok), maka anak
kita akan dimasukkan ke SD yang berada di Chome tersebut.

Setelah kita mendapatkan pemberitahuan tersebut ada 2 hal yang
perlu dilakukan, yaitu :
1. Pergi ke City Hall untuk mengambil berkas pendaftaran SD.
Bisa ditanyakan di City Hall terdekat di bagian Pendaftaran SD.
2. Pergi ke SD yang ditunjuk oleh City Hall.
Setelah Formulir pendaftaran diisi, tahap berikutnya adalah
pergi ke SD yang dituju untuk bertemu dengan kepala sekolahnya.
Kepala sekolah akan mewawancarai kita dan juga anak kita.
Kadang dia bertanya siapa namanya, apakah bisa berbahasa jepang,
apakah tahu dengan istilah "Janken" dll.
Bila Kepala Sekolah merasa tidak ada masalah dengan anak kita,
mereka akan memberikan Cap tanda anak kita diterima di SD tersebut.
Setelah itu formulir harus dikembalikan ke City Hall bagian

Pendaftaran SD dan proses pendaftaran ini selesai sampai di sini.

Setelah berselang beberapa bulan tepatnya bulan November, pihak City Hall
akan mengirim kartu pos yang berisi pemberitahuan kalau anak kita
perlu mengikuti cek kesehatan di SD yang akan dituju. Cek kesehatan
ini meliputi mata, telinga dll.Tujuan dari cek kesehatan ini adalah
agar bila anak kita mempunyai penyakit yang cukup berat, masih ada waktu
untuk mengobatinya menjelang masuk ke SD pada bulan April.

Kemudian tahap berikutnya, SD mengundang orang tua calon murid untuk
datang ke SD dan mendengarkan Penjelasan Masuk SD, baik mengenai apa saja
yang perlu dipesiapkan maupun jadwal Upacara Masuk SD di bulan April
nanti. Di SD tempat anak saya, setelah Penjelasan Masuk SD berakhir
dibagian pintu keluar akan dijual barang-barang keperluan anak kita
seperti Pinsil warna, topi olah raga yang warna merah dan putih,
Topi keselamatan yang digunakan ketika terjadi gempa dll.
Penjelasan Masuk SD ini Insya Allah akan saya sampaikan terpisah di
bagian ke 2 dari tulisan ini.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua ketika anaknya
masuk ke SD Jepang adalah sbb :

1. Pergi Bersama

Biasanya di sekitar rumah kita ada yang anaknya juga akan masuk SD
dan karena alamat mereka dekat dengan rumah kita maka secara otomatis
anak-anak tersebut bersekolah di SD yang sama dengan anak kita.
Untuk anak-anak SD yang bersekolah di SD yang sama mereka diminta
agar pergi bersama-sama dari tempat berkumpul di dekat rumah sampai
sekolah. Sedangkan untuk pulangnya mereka dapat pulang sendiri-sindiri
tanpa menunggu teman-temannya yang lain. Oleh karenanya, para orang tua
perlu mempersiapkan anak-anaknya baik makan pagi, bento, mandi dll nya
dengan baik dan tepat waktu, agar anak kita dapat sampai di tempat
berkumpul itu tepat pada waktunya juga, sehingga teman-teman yang lain
tidak perlu menunggu-nunggu anak kita terlalu lama. Tentunya lebih cepat
sampai akan memberikan kesan baik kepada kita dan anak kita.
Para orang tua yang anaknya baru masuk SD, mereka mengantarkan
anaknya ke tempat berkumpul ini. Kadang mereka berkenalan dengan
orang tua murid yang lain dan bila sudah akrab, mereka dapat bercerita
sampai berpuluh-puluh menit. Kalau di Indonesia mungkin itu saatnya mereka
"ngerumpi" baik tentang keadaan anaknya maupun yang lainnya.
Oleh karenanya kesempatan ini sangat bagus sekali kita pergunakan
untuk bersosialisasi dengan tetangga orang jepang.
Di akhir bulan Maret, para anak-anak murid baru akan mengadakan latihan
cara pergi ke sekolah. Sehingga pada bulan April mereka sudah tidak
canggung lagi.

2. Makan Siang di Sekolah

Berbeda dengan di Indonesia, SD di Jepang dimulai sekitar jam 8:25 dan
akan selesai sekitar jam 14:00. Semakin tinggi kelasnya semakin banyak
mata pelajaran dan kadang mereka pulang jam 15:00. Oleh karena itu,
mereka akan makan siang di sekolah (Kyuushoku). Pemerintah daerah
akan memberikan jadwal menu makan siang untuk setiap bulannya.
Sehingga menu makanan di satu SD akan sama dengan menu SD yang lain
asalkan masih satu kota. Bagi orang tua murid yang beragama Islam,
tentunya memiliki kekhawatiran dalam hal menu makan siang ini.
Hal ini perlu didiskusikan dengan pihak sekolah agar mendapatkan
cara pemecahan yang baik.

Ada dua cara yang bisa dilakukan oleh orang tua muslim, yaitu :
1. Memeriksa menu makan siang setiap harinya dan memberitahukan
kepada anaknya agar tidak memakan makanan yang mungkin tidak halal.
Cara ini cukup memakan waktu, karena orang tua perlu mengecek menu
makanan setiap harinya.
2. Membawa bento dari rumah. Tentunya agar bento anak kita tidak
terlalu berbeda dengan teman-temannya di sekolah, perlu bagi para
orang tua mengecek menu makanan setiap harinya. Bila hari itu menu
makan siangnya roti, sebisa mungkin kita persiapkan bento roti untuk
anak kita. Bila menu hari telur maka kita perlu menyiapkannya juga.
Budaya orang Jepang adalah keseragaman. Oleh karenanya sedapat mungkin
makanan anak kita mirip dengan menu teman-temannya.
Biaya makan siang (Kyuushoku) tidak sama, ini tergantung dari
di daerah mana SD itu berada. Sebagai contoh, di daerah Yokohama
tempat anak saya, biayanya hanya 4000 yen / bulan.
Walaupun anak kita membawa bento sendiri, pihak sekolah tetap
mengambil 4000 yen dari account pos kita. Akan tetapi bila kita
bisa bernegosiasi, karena anak kita tidak makan di sekolah
dan hanya minum susu yang diberikan sekolah, Insya Allah sebagian
besar dari uang kyushoku itu akan kembali di akhir tahun ajaran.
Untuk lebih jelasnya silakan teman-teman diskusikan hal ini dengan
pihak sekolah.

3. Surat dari Sekolah

Setiap harinya sekolah akan memberikan surat yang berisi berbagai
informasi baik mengenai jadwal pelajaran setiap harinya maupun
informasi mengenai jadwal acara-acara yang akan diadakan pada
bulan tersebut. Misalnya jadwal festival sekolah (undokai), jadwal
pertemuan orang tua murid, jadwal interview orang tua dengan wali kelas
dll. Juga akan diinformasikan bila ada banyak siswa yang tidak masuk
sekolah dan peringatan agar menjaga kesehatan. Oleh karena itu,
kita sebagai orang tua perlu mengecek surat-surat ini setiap harinya,
agar tidak ada berita-berita atau pengumuman yang terlewat.
Bagi rekan-rekan yang tidak bisa berbahasa jepang ada bagusnya
sejak sekarang mencari teman atau junior atau senior yang bisa
berbahasa jepang agar nantinya bisa menolong menterjemahkan
surat-surat dari sekolah ini.

3. Renraku cho (Buku pemberitahuan)

Pada periode awal masuk SD, pihak sekolah akan memberikan jadwal
per bulannya. Akan tetapi setelah beberapa bulan dan anak-anak kita
sudah bisa menulis sendiri, anak akan menuliskan jadwal pelajaran
hari berikutnya di buku renraku cho (buku pemberitahuan).
Selain jadwal pelajaran, renraku cho juga digunakan untuk memberitahukan
ke pihak sekolah ketika anak kita sakit atau libur. Biasanya kita
diminta mencari 2 orang anak jepang yang sekelas dengan anak kita
sebagai teman. Bila anak kita sakit, kita tulis perihal kesehatan anak
kita di renraku cho dan kita berikan renraku cho ini ke teman anak
kita itu agar renraku cho nya disampaikan ke wali kelas. Nanti Wali kelas
akan menuliskan jadwal pelajaran untuk esok harinya dan mengembalikan
renraku cho itu ke teman anak kita dan teman anak kita yang akhirnya
mengembalikannya kepada kita.

4. Latihan membaca (Ondoku)

Ada satu mata pelajaran di SD yaitu membaca, biasanya anak akan
diberikan PR oleh gurunya untuk membaca satu cerita dan diulang-ulang
di rumahnya. Kita sebagai orang tua perlu mendengarkan dan mengecek
apakah bacaan anak kita sudah bagus, apakah tempat berhenti dalam
satu kalimat sudah benar atau belum dll. Oleh karenanya saya sangat
menyarankan kepada teman-teman yang belum bisa berbahasa jepang,
sebaiknya belajar bahasa jepang secepatnya agar bisa memeriksa
PR-PR ondoku anak kita nanti.

5. Interview wali kelas dengan orang tua murid.

Setelah 3-4 bulan berlangsung, orang tua murid akan dipanggil oleh
wali kelas untuk menghadiri wawancara. Isinya terkait dengan keadaan
anak kita di kelas baik yang berhubungan dengan pelajaran maupun
dengan keadaan sosialnya di kelas.
Kalau saya kadang menanyakan apakah anak saya ada kawan di kelas
atau bermain hanya sendiri saja. Hal lain saya juga tanyakan
apakah anak saya di kelas pernah tidur ketika guru menjelaskan,
dan bagaimana nilai pelajaran anak saya apakah diatas rata-rata
atau sangat jauh di bawah rata-rata. Dan masih banyak lagi
pertanyaan yang bisa kita siapkan sebelum interview.

6. Seragam Sekolah

Untuk SD negeri biasanya memakai pakaian bebas. Kalau SD swasta
mereka menggunakan seragam. Ini cukup membantu kita karena kita
tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk baju seragam.
Bila anak kita pernah sekolah di TK Jepang, biasanya pihak SD masih
membolehkan untuk menggunakan baju olah raga TK nya. Jadi kita
tidak perlu membeli baju olah raga yang baru. Hal ini silakan
teman-teman negosiasikan dengan pihak sekolah.

Demikian sekilas info mengenai Persiapan SD bagi anak-anak kita,
mudah-mudahan tulisan ini dapat memberikan sedikit gambaran hal-hal
yang akan kita hadapi di awal-awal tahun ajaran baru.

GAMBARIMASHO !!!

wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Yokohama, 13 Maret 2010
diperbaharui 2 Maret 2011

endrianto djajadi
1993-sekarang