Senin, 21 Februari 2011

Di Batas Ketakberdayaan

Wanita itu sedang terduduk diam, sambil membaca Al Qur'an di dalam hati. Sekilas mungkin tidak ada yang kurang, begitu sempurna terlihat. Wanita itu terus diam dan diam tanpa memperlihatkan ekspresinya, seakan tidak ada orang lain disekitarnya. Lama aku memperhatikannya, hingga akhirnya aku tersadar bahwa wanita itu sedang dalam kesusahan yang mendalam.
“Sudah mulai membaik, tapi masih harus banyak istirahat” kata suaminya, saat memulai pecakapan dengan kami.
Namun suaminya tidak banyak menceritakan penyakit yang diderita istrinya tersebut. Hanya kami mendengar kabar kalau istrinya tersebut menderita stress karena bermasalah dengan dosen pembimbing disertasi strata tiganya yang tidak kooperatif. Karena istrinya tersebut terbiasa merasa unggul dan lebih dari orang lain sehingga saat menghadapi cobaan itu, dia tidak sanggup memikulnya.
Sekilas mungkin tidak ada yang kurang, begitu sempurna terlihat.Sambil melirik-lirik aku senantiasa memperhatikan gerak-geriknya. Disampingku suamiku dan suami wanita itu asyik berbicara, anak-anakku pun sedang asyik bermain pula. Beberapa kali suaminya meminta wanita itu untuk beristirahat dan mengakhiri membaca Al Qur'annya. Aku seolah terpaku dan tak tahu harus berucap apa padanya, hanya sesekali aku menimpali suaminya yang bertanya.
Saat waktu shalat ashar tiba, wanita itu diminta oleh suaminya menunjukkan pada saya kamar mandi untuk berwudhu. Karena dia masih linglung, akhirnya dia bertanya,”Mau ke toilet atau kamar mandi?” Jawabku “Mau ke kamar mandi untuk berwudhu.”
Setelah selesai shalat, lama aku merenung kejadian itu. Apa gerangan yang menyebabkan orang menjadi stres berat seperti itu? Padahal dia punya segalanya, cantik, kaya dan pintar. Mungkin kedekatan dan kepasrahan kita akan rencana Sang Penciptalah yang membuat kita menjadi ikhlas dan ridho akan ketentuanNya.
Dan adakala cobaan itu ditujukkan agar manusia tidak merasa diri lebih dari orang lain. Roda kehidupan selalu berputar, dipergilirkannya kehidupan seperti siang dan malam. Ada saat manusia itu merengek, mengemis dan memohon pertolonganNya, yang mana menunjukkan bahwa manusia mempunyai keterbatasan kemampuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar