Senin, 08 Maret 2010

Kognitif dan Brain Down Shifting : Penyebab Utamanya adalah Orang Tua dan Sekolah..??

(Dikutip dari Catatan Tentang Bintang Bangsaku, oleh Arifah Handayani)

Dua hari kemarin otak saya dipenuhi materi seminar tentang Down Shifting.. Baru hari Jumat, saya dengar Kognitif Down Shifting, di Quality Time Pak Munif “Mengapa Anak Membangkang”, sebagai salah satu sebab pembangkangan anak, terutama saat disuruh orang tua untuk belajar. Hari Sabtu saya dengar lagi Mba Yanti DP bicara tentang Brain Down Shifting akibat materi kognitif dijejalkan ke otak anak dengan cara yang tidak sesuai kinerja otaknya.

Apa sih Kognitif/Brain Down Shifting..??

Katanya Kognitif/Brain Down Shifting adalah kondisi menurunnya kinerja otak, akibat perlakuan dari lingkungan sekitar yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan potensi otak. Gejalanya, antara lain, seperti Pak Munif bilang, pembangkangan. Turunnya prestasi dan semangat belajar. Anak tampak murung dan tidak bahagia. Dan sebagainya.

Selama ini kalau bicara tentang kebutuhan otak maka yang ada dipikiran kita adalah mengasah otak secara optimal lewat kegiatan belajar dan mengajar, mengisi memori sebanyak banyaknya dengan data yang harus dihafalkan dan berlatih problem solving lewat materi soal seperti matematika dan fisika yang menuntut otak berputar cepat dan tepat. Semua hal yang saya sebutkan diatas adalah kegiatan sehari-hari anak di sekolah, celakanya di rumah pun anak masih diharuskan oleh orang tua berkutat dengan kegiatan tersebut.

Tanpa pernah menyadari bahwa kegiatan ‘belajar’ itu sering kali dilakukan dengan cara yang tidak sesuai potensi dan kinerja hakiki otak. Lebih sedih lagi ternyata cara di atas tidak selalu berhasil untuk menggali potensi kecerdasan anak. Tak jarang potensi sesungguhnya justru terblokir oleh tehnik penjejalan materi kognisi dengan cara menyedihkan di atas. Padahal otak manusia bekerja dengan begitu luar biasa. Anak belajar lewat semua indera dan gerak tubuhnya secara kontekstual. Melalui metode yang dapat memenuhi kebutuhan potensi spiritual dan emosionalnya.

Wheel of Will.. Setiap orang memiliki semua ini dalam otaknya sebagai modal.. Foto ini milik Bintang Bangsaku..


Anak belajar karena memiliki eagerness to learn, dengan cara yang mereka butuhkan. Bukan dengan digesa dan dijejalkan, itu pemaksaan namanya. Untuk dapat bekerja sesuai potensinya, otak anak membutuhkan rasa aman, nyaman dan bahagia. Itu sebabnya Quantum Learning hadir dengan metode fun and active learning. Bisa anda bayangkan seperti apa kerja otak anak yang tengah menghadapi UN, materi setumpuk harus dihafal. Soal-soal harus dikerjakan. Sedang orang tua di rumah selalu menggesa mereka agar menggunakan semua waktu untuk persiapan UN.

Kondisi Kognitif Down Shifting pernah terjadi pada Netta anak saya. Seorang gadis kecil yang berhasil melalui masa Balitanya dengan cukup sukses, berkat stimulasi yang saya pikir sudah optimal. Kritis berpikir, cukup percaya diri dan mandiri sesuai usia, mampu berbahasa dan bersosialisasi dengan baik, juga lulus Calistung sebelum lima tahun. Tadinya saya pikir dia sudah siap masuk SD.

Seperti yang pernah saya tulis dalam note “Transfer Knowledge di Sekolah dan Eagerness to Learn”. Ternyata kondisi belajar dan mengajar di sekolah tidak sesuai kinerja otak Netta, sehingga prestasi belajarnya di sekolah sama sekali tidak mencerminkan potensi otak yang pernah saya kenali, dan Netta gagal memberi yang terbaik dari dirinya di sekolah. Ditambah tekanan dari saya di rumah untuk memompa prestasinya dengan cara menyedihkan. Di kelas V Netta akhirnya mengalami Kognitif Down Shifting. Males sekolah, sering ngeluh sakit dan benci semua hal tentang sekolah. Prestasinya nge-drop.

Untunglah di saat genting itu saya bertemu dengan Pak Munif dan Mba Yanti DP, yang menginformasikan bahwa sukses dan mengembangkan potensi otak itu tidak melulu tentang pelajaran, dan prestasi belajar di sekolah bukan segalanya. Sayapun berkenalan dengan Brain-base Learning. Yang oleh Mba Yanti DP dikembangkan di Sekolah Bintang Bangsaku menjadi Brain-base Integrated Outline.

Sebuah sistem sekolah PAUD yang menginklusi semua anak, baik yang normal dan sempurna maupun yang berkebutuhan khusus di dalam satu atap, hasilnya luar biasa. Anak normal umur 3 tahun yang di rumah mungkin masih disuapi dan dimandikan, di Sekolah Bintang Bangsaku mampu menjadi Shadow Teacher dan membimbing temannya yang berkebutuhan khusus. Kuncinya menginstall segala sesuatu sesuai kinerja otak.

Sekolah yang ada saat ini sebagian besar konvensional, boring dan kurang mengobservasi kinerja otak dan mental anak sesuai potensi unik masing-masing individu. Parahnya lagi orang tua di rumah bukannya menambal kekurangan di sekolah dengan memberi kursus atau home base learning yang mengakomodasi kebutuhan otak, malah menjejali anak dengan tambahan pelajaran yang sama dengan sekolah. Diperkeruh dengan pola asuh di rumah yang begitu instruktif. Sampai anak seringkali tak sempat untuk tahu apa sebenarmya yang dibutuhkan dan diinginkannya semua diatur dan diambil alih orang tua.

Tidak heran anak sekarang banyak yang mengalami Down Shifting, celakanya pihak orang tua dan sekolah jarang yang peka mengidentifikasi masalah ini. Kondisi ini bisa diawali kesalahan memilih sekolah . Diperparah Orang tua yang tidak mengerti bagaimana seharusnya home base learning yang sesuai potensi dan kinerja otak anak. Bahkan tidak jarang orang tua yang gagal mengenali modalitas belajar anaknya karena kurang informasi tentang fun dan active learning yang mereka butuhkan.

Berangkat dari pemikiran ini maka Smart Parenting Event Organizer berusaha mengangkat materi “Bijak Memilih Sekolah yang Sesuai dengan Potensi Anak dan Cerdas Membangun Kesiapan Anak Masuk Sekolah” Sebagai Event Talkshow perdana. Mengingat waktu masuk sekolah sudah dekat. Begitupun waktu ujian akhir. Kami membayangkan betapa saat ini banyak anak yang tengah tersiksa secara kognitif. Otaknya berteriak. Tiada seorangpun mendengar, karena pikiran semua orang dipenuhi dengan mengejar target nilai UN dan mencari sekolah unggulan untuk next step.

Betulkah sekolah unggulan yang ditargetkan sudah sesuai dengan potensi otak mereka atau justru akan menyiksa lebih parah lewat kelas akselerasi, kelas internasional dan sebagainya yang sering tidak manusiawi. Untuk itu Bu Emmy Soekresno, selaku praktisi Home Schooling dan Kepala Sekolah Jerapah Kecil yang sudah lama menerapkan metode fun and active learning, akan memaparkan seperti apa sekolah yang sesuai dengan potensi kecerdasan anak.

Maka Smart Parents.. Galilah sebanyak mungkin materi yang kita butuhkan untuk tahu seperti apa sebenarnya kinerja otak anak kita, sehingga kita bisa menyadari betapa tidak terukurnya potensi mereka. Begitu Luar biasa, tidak satupun alat di dunia mampu mengukur potensi cerdas anak kita. Tidak juga nilai rapot apalagi UN yang tidak menggunakan penilaian otentik. Dalam even mendatang kami juga akan menghadirkan Mba Yanti DP dan teman-teman dari SCHEMA Psikologi, untuk lebih jelas menggambarkan seperti apa membangun kesiapan belajar sesuai potensi otak anak lewat Brain-base Learning.

Mohon maaf jika even ini baru kami gelar di wilayah Jakarta, semoga teman2 di daerah ada yang mau segera bergerak seperti kami dan berkenan membangun Smart Parenting Event Organizer di daerah masing-masing. Jika di daerah sudah terbentuk Event Organizernya maka kami akan bantu mencarikan Pembicara yang mau berangkat ke daerah anda.

Get Smarter Every day.. !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar