Senin, 08 Maret 2010

Dulu dan sekarang (Lanjutan "Kenapa Tujuh Tahun")

beberapa komentar atas tulisan berjudul "Kenapa Tujuh Tahun?", baik yang di notes bintang bangsaku maupun di wall rekan lain yang kebetulan memutuskan untuk share tulisan yang saya buat tadi pagi serta beberapa message di inbox, menyebutkan bahwa duluuuuuu ibunya masuk SD juga belum berusia 7 tahun dan baik-baik saja sampai sekarang ...

hmm ...

saya sendiri juga masuk SD sebelum usia 7 koq, dan saya survive sampai sekarang ... hehehe ...

nah, apakah berarti teori perkembangan otak itu yang salah atau saya yang salah tafsir sehingga tidak ada resiko yang perlu dipertimbangkan jika anak masuk SD sebelum berusia 7 tahun ...

sebagai teori yang datangnya dari pemikiran manusia, maka berbagai bagan itu berhak untuk salah dan wajib di-kritisi ...

namun, sebelum mencari pembenaran yang cenderung menyalahkan atau tidak mengindahkan teori tersebut, mari kita kembali melihat dan mencermati sekolah-sekolah di sekitar kita sekarang ini beserta seluruh elemen di dalamnya ...

mulai dari yang paling inti, yaitu kurikulum yang mengandung standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator keberhasilan belajar, waktu pencapaian, serta prosedur penilaiannya ...

secara sederhana ... dan paling mudah karena saya tidak yakin bahwa kita semua punya kurikulum dari tahun 1964, 1968, 1974, 1984, 1994, 2004, dan 2006/2007 ...

bisa kita ingat bahwa jaman dulu, waktu kita masih kelas 1 SD, masih banyak di antara kita yang belum bisa membaca ... masih ingat buku pelajarannya? tulisannya besar-besar dan kalimatnya sederhana ...

coba ingat-ingat ... jaman dulu, materinya sangat sederhana, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari bahkan yang namanya matematika masih pakai ndol-ndol atau pakai lidi ...

sekarang?

coba lihat materi dan juga buku-buku pelajarannya ... mantap khan?

itu baru dari urusan kurikulumnya ...

dan kita akan fokus di kurikulum itu saja ya ...

fakta yang ditemukan oleh ahli-ahli neurologi yang menyatakan bahwa pada saat lahir otak bayi mengandung 100 sampai 200 milyar neuron atau sel syaraf yang siap melakukan sambungan antar sel.

sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia telah terjadi ketika usia 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berusia 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi 100% ketika anak berusia 8 sampai 18 tahun.

para ahli sepakat bahwa periode keemasan tersebut hanya berlangsung satu kali sepanjang rentang kehidupan manusia

nah ...

masalahnya ... seperti yang dikatakan oleh Prof Suharyadi dari UI bahwa otak belakanglah yang menentukan kecerdasan seseorang ... terutama untuk anak usia 7 tahun ke bawah ya ...

maksudnya?

otak belakang meliputi jembatan Varol (pons Varolii), sumsum lanjutan (medula oblongata), dan otak kecil (serebelum).

ketiga bagian ini membentuk batang otak.

penjelasan singkat tentang masing2 bagian adalah sebagai berikut: (semoga tidak membuat yang baca jadi gegar otak ... hihihi)

jembatan Varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil, serta menghubungkan otak kecil dengan otak besar

sumsum lanjutan berperan sebagai pusat pengatur pernapasan, refleks fisiologi, seperti detak jantung, tekanan udara, suhu tubuh, pelebaran atau penyempitan pembuluh darah, gerak alat pencernaan, dan sekrresi kelenjar pencernaan, serta mengatur gerak refleks, seperti batuk, bersin, dan berkedip

otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar.

lah ... apa hubungannya semua itu?

woooooooooooo ... hubungannya ke mana-mana ... hehehe ...

lha itu jadi dasar untuk semuanya je ...cek gambar ini ya ... R-system = Reflect System




pasti sudah pada tahu apa fungsi sistem limbik, belahan otak kanan, otak kiri, dan seterusnya yang ada di bagan ...

nah ...

kelihatan banget khan ya ... ketika beban materi (seperti yang sekarang dihadapi oleh anak-anak kita) yang notabene sangat kognitif dan mengedepankan proses ekspresi dalam bentuk bahasa lisan secara logis, linier (searah), rasional, sistematis, dan detail ... maka hasilnya GUBRAK!

lha bagian otak yang berfungsi untuk hal itu malah belum berkembang dengan baik pada usia di bawah 7 tahun ...

bandingkan dengan jaman kita dulu ... kelas 1 SD adalah masa-masa awal kita belajar membaca, belajar berhitung menggunakan potongan2 lidi, belajar menulis satu dua kata, belajar menyanyi dengan menggunakan notasi yang benar, belajar menggambar dengan komposisi yang proporsional ...

tas kita berat, tapi isinya bukan buku, melainkan bekal makanan dan minuman, atau bahkan mainan ... (minimal itu pengalaman saya yang sekolah di pelosok sana)

nah ...

kalau kita lihat lagi gambar di atas ... apa artinya?

untuk usia 7 tahun ke bawah, pembelajaran yang terbaik adalah yang mengedepankan kenyamanan fisik (r-system), emosi (limbic), dan kesempatan untuk berimajinasi (right brain) ...

tanpa adanya kenyamanan untuk berimajinasi, maka otak akan memerintahkan tubuh bertindak atas dasar pencarian kenyamanan emosi ... terjadilah yang judulnya ngambek, mogok, malas, membangkang, dlsb ...

tanpa adanya kenyamanan untuk emosi, maka otak akan memerintahkan tubuh bertindak atas dasar pencarian kenyaman fisik (pertahanan tubuh) ... terjadilah yang judulnya badan panas, perut melilit, muntah2, dlsn ...

tanpa adanya kenyamanan fisik, maka otak akan memerintahkan tubuh untuk berhenti!

nah lho ...

jadi ... kembali lagi ...

lain dulu lain sekarang ...

andaikan kelas 1 SD masih seperti dulu ... maka tanpa keraguan saya tidak akan khawatir jika ada anak di bawah umur yang masuk ke SD

sayangnya ... SD sekarang tidak seperti SD yang dulu ...

SD sekarang sarat materi, yang sayangnya, walaupun beban kurikulum semakin berat tetap saja kualitas HDI kita termasuk di bagian bontot ...

lha ... landasannya saja error ... apa yang mau diharapkan?

jadi gimana? mau ikutan error?


salam, Yanti D.P.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar