JAKARTA, KOMPAS.com — Bila anak terlambat bicara, orangtua layak bingung. Namun, jangan lalai untuk segera mencari terapi. Memang ada anak terlambat bicara yang bisa membaik dengan sendirinya. Kalaupun tidak, terapi sejak dini akan sangat membantu mengoptimalkan perkembangannya.
Seorang ibu muda dilanda kecemasan karena putri bungsunya yang telah berusia 15 bulan belum dapat mengucapkan sepatah kata pun. Ia takut si anak benar-benar mengalami tunawicara. Ketika si kecil berusia lebih 2 tahun, dokter menemukan adanya autisme.
Penyebab keterlambatan bicara menurut dr Widodo Judarwanto, Sp A(K) sangatlah banyak dan bervariasi. Gangguan tersebut ada yang ringan, ada pula yang berat. Ada yang membaik setelah usia tertentu, ada juga yang tak menampakkan kemajuan.
Keterlambatan bicara bisa terjadi akibat gangguan proses pendengaran, gangguan penerus impuls ke otak, otak, otot, atau organ pembuat suara.
Menurut dokter dari klinik kesulitan makan pada anak, Picky Eaters Clinic itu, ada tiga penyebab utama keterlambatan bicara, yaitu retardasi mental, gangguan pendengaran, dan keterlambatan maturasi. Keterlambatan maturasi juga disebut keterlambatan bicara fungsional, termasuk gangguan paling ringan dan saat usia tertentu akan membaik.
Penyebab lain yang relatif jarang adalah kelainan organ bicara, kelainan genetik atau kromosom, autis, mutisme selektif, afasia reseptif, dan deprivasi lingkungan. Deprivasi lingkungan bisa disebabkan oleh lingkungan sepi, dua bahasa, status ekonomi sosial, teknik pengajaran yang salah, dan sikap orangtua.
Makin dini keterlambatan bicara terdeteksi, makin besar kemungkinan pemulihannya. Bila keterlambatan bicara bersifat nonfungsional, maka stimulasi dan intervensi harus cepat dilakukan.
Deteksi dini keterlambatan bicara harus dilakukan oleh semua individu yang terlibat dalam penanganan anak. Kegiatan deteksi dini melibatkan orangtua, keluarga, dokter kandungan yang merawat sejak kehamilan, dan dokter anak. Deteksi dini ini mampu mengungkapkan apakah keterlambatan bicara itu berjenis fungsional atau nonfungsional.
Fungsional terbanyak
Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup sering dialami anak. Keterlambatan bicara yang juga diistilahkan sebagai keterlambatan perkembangan bahasa ini disebabkan oleh terlambatnya kematangan proses saraf pusat yang dibutuhkan untuk memproduksi kemampuan bicara.
Gangguan ini sering dialami anak laki-laki yang memiliki riwayat keterlambatan bicara dalam keluarga. Kondisi ini cukup ringan dan bisa membaik.
Pada umumnya, gangguan kemampuan bicara akan membaik setelah sang anak memasuki usia 2 tahun. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kemampuan bicara penderita keterlambatan jenis ini sudah mulai normal saat memasuki usia sekolah.
Dalam kondisi ini, fungsi reseptif biasanya sangat baik dan kemampuan pemecahan masalah visuo-motornya normal. Anak hanya mengalami gangguan perkembangan ringan dalam fungsi ekspresifnya.
Ciri khas lainnya, menurut dr Widodo, adalah anak tidak menunjukkan kelainan neurologis, gangguan pendengaran, gangguan kecerdasan, dan gangguan psikologis. Keterlambatan bicara fungsional sering dialami anak dengan gangguan alergi, terutama pada kulit dan saluran cerna.
Gangguan saluran cerna berupa gejala berulang dari perut kembung, sering buang angin, muntah, dan sulit buang air besar (BAB). Kesulitan BAB ditandai oleh BAB ngeden; tidak setiap hari; kotoran berbau, hitam atau hijau tua, keras, dan bulat seperti kotoran kambing; ada riwayat berak darah; serta lidah tampak kotor, berwarna putih, air liur bertambah banyak, atau mulut berbau.
Gangguan kulit biasa muncul dalam bentuk bintik-bintik kemerahan, seperti digigit nyamuk atau serangga, biang keringat, dan kulit berwarna putih (seperti panu) di wajah atau di bagian badan lainnya. Hal itu sering pula disertai gangguan tidur malam, gelisah, mengigau, tertawa atau menangis saat tidur, sering terbangun, gigi gemeretak, dan sebagainya.
Tanpa penanganan khusus
Keterlambatan bicara fungsional biasanya tidak memerlukan penanganan khusus karena akan membaik setelah usia 2 tahun. Meskipun penyebabnya bukan karena kurang stimulasi, keadaan ini memerlukan stimulasi yang lebih dibandingkan anak normal. Stimulasi ini tidak harus melalui terapi bicara. Namun, bila mampu menjalani terapi bicara, maka hal itu juga tidak merugikan.
Anak tanpa gangguan bicara dan bahasa juga perlu menerima stimulasi kemampuan bicara dan bahasa sejak lahir. Bahkan, stimulasi bisa dilakukan sejak anak dalam kandungan. Dengan stimulasi dini, kemampuan bicara dan bahasanya diharapkan lebih optimal sehingga dapat meningkatkan kualitas komunikasinya.
Pada keterlambatan bicara nonfungsional, stimulasi dan intervensi sejak dini secara khusus oleh tenaga profesional sesuai penyebabnya harus dilakukan. Semakin dini upaya tersebut, hal itu akan meningkatkan keberhasilan penanganan.
Gangguan jenis ini perlu pendekatan multidisiplin ilmu, yang melibatkan antara lain dokter ahli tumbuh kembang anak, neurologi anak, gastroenterologi anak, alergi anak, psikologi anak, psikiater anak, rehabilitasi medik, serta mereka yang bergerak di bidang klinis atau praktisi lain yang berkaitan. @ Abdi Susanto
Minggu, 07 Agustus 2011
Anak Terlambat Bicara, Kapan Perlu Dikhawatirkan?
KOMPAS.com - Di usia 19 bulan, Fauzan saat ini belum bisa berbicara sepatah katapun. Orangtuanya khawatir karena anak seusia dia bicaranya sudah sangat banyak. Berbahayakah keterlambatan bicara pada Fauzan?
Orang tua perlu kawatir ketika anaknya mengalami keterlambatan bicara bila mengalami gangguan keterlambatan bicara non fungsional. Tetapi bila gangguan bicara ini termasuk golongan gangguan fungsional biasanya tidak berbahaya. Dengan pertambahan usia setelah 2 tahun akan membaik sendiri. Persoalannya, bagaimanakah cara membedakannya?
Kasus seperti itu sering dialami beberapa orang tua yang mempunya anak dengan keterlambatan bicara. Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak.
Keterlambatan bicara adalah keluhan utama yang sering dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada dokter. Gangguan ini semakin hari tampak meningkat pesat. Beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa berkisar 5 - 10% pada anak sekolah.
Penyebab keterlambatan bicara sangat luas dan banyak, Gangguan tersebut ada yang ringan sampai yang berat, mulai dari yang bisa membaik pada usia tertentu hingga yang suli membaik.
Keterlambatan bicara fungsional merupakan salah satu penyebab yang sering dialami sebagian anak. Keterlambatan bicara golongan ini biasanya ringan dan hanya merupakan ketidakmatangan fungsi bicara pada anak.
Pada usia tertentu, terutama setelah usia 2 tahun biasanya akan membaik. Bila keterlambatan bicara tersebut bukan karena proses fungsional, maka gangguan tersebut harus lebih diwaspadai karena bukan sesuatu yang ringan. Inilah yang disebut gangguan bicara nonfungsional.
Keterlambatan bicara nonfungsional harus cepat dilakukan stimulasi dan intervensi dilakukan sejak dini. Semakin dini mendeteksi keterlambatan bicara, maka semakin baik kemungkinan pemulihan gangguan tersebut.
Deteksi dini keterlambatan bicara harus dilakukan semua individu yang terlibat dalam penanganan anak ini. Kegiatan deteksi dini ini melibatkan orang tua, keluarga, dokter kandungan yang merawat sejak kehamilan dan dokter anak yang merawat anak tersebut.
Sehingga dalam deteksi dini tersebut harus bisa mengenali apakah keterlambatan bicara anak kita merupakan sesuatu yang fungsional atau yang nonfungsional.
Menurut beberapa ahli komunikasi, bicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem neuromuskular untuk mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara. Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di otak dalam korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung. Jadi, untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat penting.
Penyebab keterlambatan
Penyebab gangguan bicara dan bahasa sangat banyak dan luas, semua gangguan mulai dari proses pendengaran, penerus impuls ke otak, otak, otot atau organ pembuat suara.
Terdapat 3 penyebab keterlambatan bicara terbanyak diantaranya adalah retardasi mental, gangguan pendengaran dan keterlambatan maturasi. Keterlambatan maturasi ini sering juga disebut keterlambatan bicara fungsional. Penyebab lain adalah kelainan organ bicara, kelainan genetik atau kromosom, autis, mutism selektif, afasia reseptif dan deprivasi lingkungan.
Deprivasi lingkungan bisa disebabkan karena lingkungan sepi, status ekonomi sosial, tehnik pengajaran salah, sikap orangtua. Gangguan bicara pada anak dapat disebabkan karena kelainan organik yang mengganggu beberapa sistem tubuh seperti otak, pendengaran dan fungsi motorik lainnya.
Beberapa penelitian menunjukkan penyebab ganguan bicara adalah adanya gangguan hemisfer dominan. Penyimpangan ini biasanya merujuk ke otak kiri. Beberapa anak juga ditemukan penyimpangan belahan otak kanan, korpus kalosum dan lintasan pendengaran yang saling berhubungan.
Hal lain dapat juga di sebabkan karena diluar organ tubuh seperti lingkungan yang kurang mendapatkan stimulasi yang cukup atau pemakaian 2 bahasa. Bila penyebabnya karena lingkungan biasanya keterlambatan yang terjadi tidak terlalu berat.
Keterlambatan bicara fungsional
Bahasa adalah bentuk aturan atau sistem lambang yang digunakan anak dalam berkomunikasi yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara mengacu pada simbol verbal.
Selain itu, bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural dan musik. Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau pantomim. Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekankan makna wicara. Pantomim adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah komunikasi verbal dengan aksi yang mencakup beberapa gestural (ekspresi gerakan yang menggunakan setiap bagian tubuh) dengan makna yang berbeda beda.
Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup sering dialami oleh sebagian anak. Keterlambatan bicara fungsional relatif tidak berbahaya. Keterlambatan bicara fungsional sering juga diistilahkan keterlambatan maturasi atau keterlambatan perkembangan bahasa. Keterlambatan bicara golongan ini disebabkan karena keterlambatan maturitas (kematangan) dari proses saraf pusat yang dibutuhkan untuk memproduksi kemampuan bicara pada anak.
Gangguan ini sering dialami oleh laki-laki dan sering tedapat riwayat keterlambatan bicara pada keluarga. Biasanya hal ini merupakan keterlambatan bicara yang ringan dan prognosisnya baik. Pada umumnya kemampuan bicara akan tampak membaik setelah memasuki usia 2 tahun. Terdapat penelitian yang melaporkan penderita keterlambatan ini kemampuan bicara saat masuk usia sekolah normal seperti anak lainnya.
Dalam keadaan ini, biasanya fungsi reseptif sangat baik dan kemampuan pemecahan masalah visuo-motor anak dalam keadaan normal. Anak hanya mengalami gangguan perkembangan ringan dalam fungsi ekspresif: Ciri khas lain adalah anak tidak menunjukkan kelainan neurologis, gangguan pendengaran, gangguan kecerdasan dan gangguan psikologis lainnya.
Keterlambatan bicara fungsional pada anak sering dialami penderita yang mengalami gangguan alergi terutama gangguan kulit dan saluran cerna. Tanda dan gejala tersebut adalah perut kembung, sering buang angin, sering muntah atau mual. Muntah bila menangis, berteriak, tertawa atau berlari. Sulit buang air besar (bila buang air besar “ngeden“, tidak setiap hari buang air besar, atau sebaliknya buang air besar sering. Kotoran tinja berbau, berwarna hitam atau hijau tua, berbentuk keras, bulat seperti kotoran kambing, pernah ada riwayat berak darah.
Lidah tampak kotor, berwarna putih serta air liur bertambah banyak atau mulut berbau Gangguan kulit adalah timbul bintik-bintik kemerahan seperti digigit nyamuk atau serangga, biang keringat, kulit berwarna putih (seperti panu) di wajah atau di bagian badan lainnya. Saat bayi sering timbul gangguan kulit di pipi, sekitar mulut dan sekitar daerah popok. Seringkali disertai gangguan tidur malam, dengan ditandai sering gelisah, bolak, balik, mengigau, tertawa, menangis dalam tidur, malam terbangun, brushing (gigi gemeretak), mimpi buruk dan sebagainya.
Cara Membedakan Keterlambatan
Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup sering dialami oleh sebagian anak. Keterlambatan bicara fungsional relatif tidak berbahaya. Sedangkan keterlambatan yang berbahaya dan yang harus dikawatirkan adalah keterlambatan bicara non fungsional.
Dengan memperhatikan fungsi reseptif, ekspresif, kemampuan pemecahan masalah visuo-motor dan pola keterlambatan perkembangan, dapat diperkirakan penyebab kesulitan berbicara. Dalam membedakan keterlambatan bicara merupakan tidak berbahaya (fungsional) dan berbahaya (nonfungsional) harus memahami manifestasi klnis beberapa penyebab keterlambatan bicara.
Untuk memastikan status keterlambatan fungsional harus dengan cermat menyingkirkan gejala keterlambatan nonfungsional. Gejala umum keterlambatan bicara nonfungsional adalah adanya gangguan bahasa reseptif, gangguan kemampuan pemecahan masalah visuo-motor dan keterlambatan perkembangan.
Keterlambatan bicara yang harus dikawatirkan atau yang berbahaya adalah keterlambatan bicara yang disebakan karena beberapa gangguan seperti Autism, gangguan pendengaran, gangguan kecerdasan (retardasi mental) atau gangguan persarafan atau gangguan neurolois lainnya.
Dicurigai keterlambatan bicara nonfungsional bila disertai kelainan neurologis bawaan atau didapat seperti wajah dismorfik, perawakan pendek, mikrosefali, makrosefali, tumor otak, kelumpuhan umum, infeksi otak, gangguan anatomis telinga, gangguan mata, cerebral palsi dan gangguan neurologis lainnya.
Ciri lain keterlambatan bicara nonfungsional biasanya termasuk keterlambatan yang berat. Keterlambatan dikatakan berat, bila bayi tidak mau tersenyum sosial sampai 10 minggu atau tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban pada usia 3 bulan. Tanda lainnya tidak ada perhatian terhadap sekitar sampai usia 8 bulan, tidak bicara sampai usia 15 bulan atau tidak mengucapkan 3-4 kata sampai usia 20 bulan. Karakteristik keterlambatan yang harus dikawatirkan adalah bila disertai gangguan kontak mata (mata anak tidak bisa menatap mata orang tua), tidak bisa mengerti perintah, dan terdapat gangguan pendengaran.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keterlambatan bicara fungsional biasanya tak memerlukan penanganan secara khusus. Keterlambatan bicara golongan ini biasanya akan membaik setelah usia 2 tahun. Meskipun penyebabnya bukan karena kurang stimulasi, tetapi keadaan ini memerlukan stimulasi yang lebih dibandingkan anak yang normal. Stimulasi yang lebih ini tidak harus melalui terapi bicara oleh seorang terapis yang memerlukan dana dan waktu yang tidak sedikit. Meskipun terapi bicara juga tidak merugikan bagi anak.
Pada anak normal tanpa gangguan bicara dan bahasa juga perlu dilakukan stimulasi kemampuan bicara dan bahasa sejak lahir. Bahkan bisa juga dilakukan stimulasi sejak dalam kandungan. Dengan stimulasi lebih dini diharapkan kemampuan bicara dan bahsa pada anak lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas komunikasinya.
Pada keterlambatan bicara nonfungsional harus dilakukan stimulasi dan intervensi sejak dini secara khusus oleh tenaga profesional sesuai penyebabnya. Semakin dini upaya tersebut dilakukan akan meningkatkan keberhasilan penanganan keterlambatan bicara tersebut. Gangguan keterlambatan nonfungsional perlu dilakukan pendekatan secara multi disiplin ilmu. Penanganan keterlambatan bicara dilakukan pendekatan medis sesuai dengan penyebab kelainan tersebut. Multi disiplin ilmu yang terlibat adalah dokter ahli anak dengan minat tumbuh kembang anak, neurologi anak, gastroenterologi anak, alergi anak, psikolog atau psikiater anak, ahli THT, rehabilitasi medik, serta klinisi atau praktisi lainnya yang berkaitan.
dr Widodo Judarwanto SpA, dokter spesialis anak dari RS Bunda Jakarta, Klinik Kesulitan Makan, Jl. Rawasari Selatan 50, Cempaka Putih, Jakarta Pusat)
Orang tua perlu kawatir ketika anaknya mengalami keterlambatan bicara bila mengalami gangguan keterlambatan bicara non fungsional. Tetapi bila gangguan bicara ini termasuk golongan gangguan fungsional biasanya tidak berbahaya. Dengan pertambahan usia setelah 2 tahun akan membaik sendiri. Persoalannya, bagaimanakah cara membedakannya?
Kasus seperti itu sering dialami beberapa orang tua yang mempunya anak dengan keterlambatan bicara. Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak.
Keterlambatan bicara adalah keluhan utama yang sering dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada dokter. Gangguan ini semakin hari tampak meningkat pesat. Beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa berkisar 5 - 10% pada anak sekolah.
Penyebab keterlambatan bicara sangat luas dan banyak, Gangguan tersebut ada yang ringan sampai yang berat, mulai dari yang bisa membaik pada usia tertentu hingga yang suli membaik.
Keterlambatan bicara fungsional merupakan salah satu penyebab yang sering dialami sebagian anak. Keterlambatan bicara golongan ini biasanya ringan dan hanya merupakan ketidakmatangan fungsi bicara pada anak.
Pada usia tertentu, terutama setelah usia 2 tahun biasanya akan membaik. Bila keterlambatan bicara tersebut bukan karena proses fungsional, maka gangguan tersebut harus lebih diwaspadai karena bukan sesuatu yang ringan. Inilah yang disebut gangguan bicara nonfungsional.
Keterlambatan bicara nonfungsional harus cepat dilakukan stimulasi dan intervensi dilakukan sejak dini. Semakin dini mendeteksi keterlambatan bicara, maka semakin baik kemungkinan pemulihan gangguan tersebut.
Deteksi dini keterlambatan bicara harus dilakukan semua individu yang terlibat dalam penanganan anak ini. Kegiatan deteksi dini ini melibatkan orang tua, keluarga, dokter kandungan yang merawat sejak kehamilan dan dokter anak yang merawat anak tersebut.
Sehingga dalam deteksi dini tersebut harus bisa mengenali apakah keterlambatan bicara anak kita merupakan sesuatu yang fungsional atau yang nonfungsional.
Menurut beberapa ahli komunikasi, bicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem neuromuskular untuk mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara. Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di otak dalam korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung. Jadi, untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat penting.
Penyebab keterlambatan
Penyebab gangguan bicara dan bahasa sangat banyak dan luas, semua gangguan mulai dari proses pendengaran, penerus impuls ke otak, otak, otot atau organ pembuat suara.
Terdapat 3 penyebab keterlambatan bicara terbanyak diantaranya adalah retardasi mental, gangguan pendengaran dan keterlambatan maturasi. Keterlambatan maturasi ini sering juga disebut keterlambatan bicara fungsional. Penyebab lain adalah kelainan organ bicara, kelainan genetik atau kromosom, autis, mutism selektif, afasia reseptif dan deprivasi lingkungan.
Deprivasi lingkungan bisa disebabkan karena lingkungan sepi, status ekonomi sosial, tehnik pengajaran salah, sikap orangtua. Gangguan bicara pada anak dapat disebabkan karena kelainan organik yang mengganggu beberapa sistem tubuh seperti otak, pendengaran dan fungsi motorik lainnya.
Beberapa penelitian menunjukkan penyebab ganguan bicara adalah adanya gangguan hemisfer dominan. Penyimpangan ini biasanya merujuk ke otak kiri. Beberapa anak juga ditemukan penyimpangan belahan otak kanan, korpus kalosum dan lintasan pendengaran yang saling berhubungan.
Hal lain dapat juga di sebabkan karena diluar organ tubuh seperti lingkungan yang kurang mendapatkan stimulasi yang cukup atau pemakaian 2 bahasa. Bila penyebabnya karena lingkungan biasanya keterlambatan yang terjadi tidak terlalu berat.
Keterlambatan bicara fungsional
Bahasa adalah bentuk aturan atau sistem lambang yang digunakan anak dalam berkomunikasi yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara mengacu pada simbol verbal.
Selain itu, bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural dan musik. Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau pantomim. Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekankan makna wicara. Pantomim adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah komunikasi verbal dengan aksi yang mencakup beberapa gestural (ekspresi gerakan yang menggunakan setiap bagian tubuh) dengan makna yang berbeda beda.
Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup sering dialami oleh sebagian anak. Keterlambatan bicara fungsional relatif tidak berbahaya. Keterlambatan bicara fungsional sering juga diistilahkan keterlambatan maturasi atau keterlambatan perkembangan bahasa. Keterlambatan bicara golongan ini disebabkan karena keterlambatan maturitas (kematangan) dari proses saraf pusat yang dibutuhkan untuk memproduksi kemampuan bicara pada anak.
Gangguan ini sering dialami oleh laki-laki dan sering tedapat riwayat keterlambatan bicara pada keluarga. Biasanya hal ini merupakan keterlambatan bicara yang ringan dan prognosisnya baik. Pada umumnya kemampuan bicara akan tampak membaik setelah memasuki usia 2 tahun. Terdapat penelitian yang melaporkan penderita keterlambatan ini kemampuan bicara saat masuk usia sekolah normal seperti anak lainnya.
Dalam keadaan ini, biasanya fungsi reseptif sangat baik dan kemampuan pemecahan masalah visuo-motor anak dalam keadaan normal. Anak hanya mengalami gangguan perkembangan ringan dalam fungsi ekspresif: Ciri khas lain adalah anak tidak menunjukkan kelainan neurologis, gangguan pendengaran, gangguan kecerdasan dan gangguan psikologis lainnya.
Keterlambatan bicara fungsional pada anak sering dialami penderita yang mengalami gangguan alergi terutama gangguan kulit dan saluran cerna. Tanda dan gejala tersebut adalah perut kembung, sering buang angin, sering muntah atau mual. Muntah bila menangis, berteriak, tertawa atau berlari. Sulit buang air besar (bila buang air besar “ngeden“, tidak setiap hari buang air besar, atau sebaliknya buang air besar sering. Kotoran tinja berbau, berwarna hitam atau hijau tua, berbentuk keras, bulat seperti kotoran kambing, pernah ada riwayat berak darah.
Lidah tampak kotor, berwarna putih serta air liur bertambah banyak atau mulut berbau Gangguan kulit adalah timbul bintik-bintik kemerahan seperti digigit nyamuk atau serangga, biang keringat, kulit berwarna putih (seperti panu) di wajah atau di bagian badan lainnya. Saat bayi sering timbul gangguan kulit di pipi, sekitar mulut dan sekitar daerah popok. Seringkali disertai gangguan tidur malam, dengan ditandai sering gelisah, bolak, balik, mengigau, tertawa, menangis dalam tidur, malam terbangun, brushing (gigi gemeretak), mimpi buruk dan sebagainya.
Cara Membedakan Keterlambatan
Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup sering dialami oleh sebagian anak. Keterlambatan bicara fungsional relatif tidak berbahaya. Sedangkan keterlambatan yang berbahaya dan yang harus dikawatirkan adalah keterlambatan bicara non fungsional.
Dengan memperhatikan fungsi reseptif, ekspresif, kemampuan pemecahan masalah visuo-motor dan pola keterlambatan perkembangan, dapat diperkirakan penyebab kesulitan berbicara. Dalam membedakan keterlambatan bicara merupakan tidak berbahaya (fungsional) dan berbahaya (nonfungsional) harus memahami manifestasi klnis beberapa penyebab keterlambatan bicara.
Untuk memastikan status keterlambatan fungsional harus dengan cermat menyingkirkan gejala keterlambatan nonfungsional. Gejala umum keterlambatan bicara nonfungsional adalah adanya gangguan bahasa reseptif, gangguan kemampuan pemecahan masalah visuo-motor dan keterlambatan perkembangan.
Keterlambatan bicara yang harus dikawatirkan atau yang berbahaya adalah keterlambatan bicara yang disebakan karena beberapa gangguan seperti Autism, gangguan pendengaran, gangguan kecerdasan (retardasi mental) atau gangguan persarafan atau gangguan neurolois lainnya.
Dicurigai keterlambatan bicara nonfungsional bila disertai kelainan neurologis bawaan atau didapat seperti wajah dismorfik, perawakan pendek, mikrosefali, makrosefali, tumor otak, kelumpuhan umum, infeksi otak, gangguan anatomis telinga, gangguan mata, cerebral palsi dan gangguan neurologis lainnya.
Ciri lain keterlambatan bicara nonfungsional biasanya termasuk keterlambatan yang berat. Keterlambatan dikatakan berat, bila bayi tidak mau tersenyum sosial sampai 10 minggu atau tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban pada usia 3 bulan. Tanda lainnya tidak ada perhatian terhadap sekitar sampai usia 8 bulan, tidak bicara sampai usia 15 bulan atau tidak mengucapkan 3-4 kata sampai usia 20 bulan. Karakteristik keterlambatan yang harus dikawatirkan adalah bila disertai gangguan kontak mata (mata anak tidak bisa menatap mata orang tua), tidak bisa mengerti perintah, dan terdapat gangguan pendengaran.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keterlambatan bicara fungsional biasanya tak memerlukan penanganan secara khusus. Keterlambatan bicara golongan ini biasanya akan membaik setelah usia 2 tahun. Meskipun penyebabnya bukan karena kurang stimulasi, tetapi keadaan ini memerlukan stimulasi yang lebih dibandingkan anak yang normal. Stimulasi yang lebih ini tidak harus melalui terapi bicara oleh seorang terapis yang memerlukan dana dan waktu yang tidak sedikit. Meskipun terapi bicara juga tidak merugikan bagi anak.
Pada anak normal tanpa gangguan bicara dan bahasa juga perlu dilakukan stimulasi kemampuan bicara dan bahasa sejak lahir. Bahkan bisa juga dilakukan stimulasi sejak dalam kandungan. Dengan stimulasi lebih dini diharapkan kemampuan bicara dan bahsa pada anak lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas komunikasinya.
Pada keterlambatan bicara nonfungsional harus dilakukan stimulasi dan intervensi sejak dini secara khusus oleh tenaga profesional sesuai penyebabnya. Semakin dini upaya tersebut dilakukan akan meningkatkan keberhasilan penanganan keterlambatan bicara tersebut. Gangguan keterlambatan nonfungsional perlu dilakukan pendekatan secara multi disiplin ilmu. Penanganan keterlambatan bicara dilakukan pendekatan medis sesuai dengan penyebab kelainan tersebut. Multi disiplin ilmu yang terlibat adalah dokter ahli anak dengan minat tumbuh kembang anak, neurologi anak, gastroenterologi anak, alergi anak, psikolog atau psikiater anak, ahli THT, rehabilitasi medik, serta klinisi atau praktisi lainnya yang berkaitan.
dr Widodo Judarwanto SpA, dokter spesialis anak dari RS Bunda Jakarta, Klinik Kesulitan Makan, Jl. Rawasari Selatan 50, Cempaka Putih, Jakarta Pusat)
Jika Usia 2 Tahun Anak Terlambat Bicara
Kompas.com – Perkembangan setiap anak umumnya berbeda antara satu dengan yang lain. Ada anak yang mahir berjalan lebih dulu tapi belum bisa mengucapkan kata-kata, ada pula anak yang ceriwis bukan main tetapi belum mampu berjalan. Untuk meningkatkan keterampilan bicara anak diperlukan stimulasi dari orangtua.
Ada banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa seorang anak terlambat bicara dibanding teman-temannya. Yang penting bagi para orangtua adalah mengetahui tahapan perkembangan bicara anak.
Menurut, dr. Vimaladewi Lukito, Sp.A, Tirtayu Healing Center Jakarta, anak usia setahun biasanya sudah bisa mengucapkan beberapa kata. "Waspada bila usia setahun anak belum bisa mengucapkan satu kata, sedangkan pada usia dua tahun periksakan anak bila ia belum bisa bicara 6 kata," katanya.
“Dua tahun lebih belum bisa 'papa' 'mama' sudah harus di skrining, untuk mengetahui kelainan. Segera bawa ke dokter anak untuk di skrining atau dilihat apakah ada gangguan yang lain,” katanya dalam acara seminar Perkembangan Anak, Sabtu (6/8).
Anak dua tahun yang belum bisa bicara sama sekali, menurut dia adalah keadaan yang tidak normal. Bahkan menurutnya ada kemungkinan risiko anak berkembang ke arah autis atau gangguan perkembangan lain. Apalagi jika anak tampak lebih senang main sendiri dan menunjukkan gejala-gejala ke arah autis.
Namun untuk memastikannya, orang tua dihimbau melakukan konsultasi dengan dokter anak. “Harus dilihat gejala lainnya, bukan cuma karena nggak bisa ngomong lalu dibilang autis atau suka menyendiri terus dibilang autis,” ucapnya.
Menurut Vimaladewi, hampir sebagian besar penderita autis akan mengalami gangguan komunikasi, gangguan bicara dan bahasa. Tapi penderita gangguan bicara belum tentu mengalami gangguan autis.
Masalah anak terlambat bicara lanjutnya, juga bisa disebabkan adanya gangguan oral motor. Oromotor atau oral motor didefinisikan sebagai sistem gerak otot yang mencakup area rongga mulut (oral cavity) termasuk rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir dan pipi. Pada anak yang oral motornya lemah, membuat anak menjadi susah untuk bicara, dan kalau pun bisa, bicaranya tidak akan jelas.
“Makin lemah gerakan oral, makin berhubungan dengan kemampuan bicara. Pada anak-anak yang gerakan oral motornya buruk sebelum usia dua tahun, akan sulit untuk bicara. Hal ini mengisyaratkan bahwa kemampuan oral motor yang baik diperlukan untuk mendukung kemampuan berbicara anak,” tandasnya.
Pemeriksaan keterampilan bicara anak bisa dilakukan pada dokter anak untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pendengaran atau fungsi sekitar mulut.
“Biasanya dari dokter anak akan lakukan skrining secara kasar. Setelah dari dokter anak, apabila ditemukan ada gangguan, maka akan dirujuk ke ahli tumbuh kembang anak. Dari ahli tumbuh kembang anak baru ke rehab medik dan terapi wicara,” ucapnya.
Kemampuan bicara anak juga perlu ditingkatkan dengan stimulasi terus menerus di rumah berdasarkan rekomendasi dari dokter.
Ada banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa seorang anak terlambat bicara dibanding teman-temannya. Yang penting bagi para orangtua adalah mengetahui tahapan perkembangan bicara anak.
Menurut, dr. Vimaladewi Lukito, Sp.A, Tirtayu Healing Center Jakarta, anak usia setahun biasanya sudah bisa mengucapkan beberapa kata. "Waspada bila usia setahun anak belum bisa mengucapkan satu kata, sedangkan pada usia dua tahun periksakan anak bila ia belum bisa bicara 6 kata," katanya.
“Dua tahun lebih belum bisa 'papa' 'mama' sudah harus di skrining, untuk mengetahui kelainan. Segera bawa ke dokter anak untuk di skrining atau dilihat apakah ada gangguan yang lain,” katanya dalam acara seminar Perkembangan Anak, Sabtu (6/8).
Anak dua tahun yang belum bisa bicara sama sekali, menurut dia adalah keadaan yang tidak normal. Bahkan menurutnya ada kemungkinan risiko anak berkembang ke arah autis atau gangguan perkembangan lain. Apalagi jika anak tampak lebih senang main sendiri dan menunjukkan gejala-gejala ke arah autis.
Namun untuk memastikannya, orang tua dihimbau melakukan konsultasi dengan dokter anak. “Harus dilihat gejala lainnya, bukan cuma karena nggak bisa ngomong lalu dibilang autis atau suka menyendiri terus dibilang autis,” ucapnya.
Menurut Vimaladewi, hampir sebagian besar penderita autis akan mengalami gangguan komunikasi, gangguan bicara dan bahasa. Tapi penderita gangguan bicara belum tentu mengalami gangguan autis.
Masalah anak terlambat bicara lanjutnya, juga bisa disebabkan adanya gangguan oral motor. Oromotor atau oral motor didefinisikan sebagai sistem gerak otot yang mencakup area rongga mulut (oral cavity) termasuk rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir dan pipi. Pada anak yang oral motornya lemah, membuat anak menjadi susah untuk bicara, dan kalau pun bisa, bicaranya tidak akan jelas.
“Makin lemah gerakan oral, makin berhubungan dengan kemampuan bicara. Pada anak-anak yang gerakan oral motornya buruk sebelum usia dua tahun, akan sulit untuk bicara. Hal ini mengisyaratkan bahwa kemampuan oral motor yang baik diperlukan untuk mendukung kemampuan berbicara anak,” tandasnya.
Pemeriksaan keterampilan bicara anak bisa dilakukan pada dokter anak untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pendengaran atau fungsi sekitar mulut.
“Biasanya dari dokter anak akan lakukan skrining secara kasar. Setelah dari dokter anak, apabila ditemukan ada gangguan, maka akan dirujuk ke ahli tumbuh kembang anak. Dari ahli tumbuh kembang anak baru ke rehab medik dan terapi wicara,” ucapnya.
Kemampuan bicara anak juga perlu ditingkatkan dengan stimulasi terus menerus di rumah berdasarkan rekomendasi dari dokter.
Selasa, 28 Juni 2011
Anakku masuk SD Jepang ... apa yang harus dipersiapkan ya ?
Sebagai bahan perbandingan dengan masuk SD di Indonesia
Anakku masuk SD Jepang ... apa yang harus dipersiapkan ya ?
(Bagian 1)
Pertama-tama saya mengucapkan Selamat kepada teman-teman yang
anaknya Insya Allah akan masuk SD bulan April nanti.
Mudah2an persiapan-persiapannya sudah dilakukan sejak
saat ini dan juga mudah-mudahan dalam waktu singkat anak kita
dapat cepat beradaptasi dengan lingkungan teman-teman Jepangnya
di SD yang baru itu.
Insya Allah anak saya yang ke 3 akan masuk SD di bulan April
ini sehingga informasi di bawah ini adalah pengalaman saya
dalam mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari pemberitahuan
dari City Hall sampai dengan Penjelasan Masuk SD.
Sebagian besar saya tulis tahun lalu ketika anak ke 2 akan
masuk SD.
Ini adalah prosedur di daerah Yokohama, oleh karenanya mungkin
di daerah yang lain mempunyai prosedur berbeda. Peling tidak
tulisan ini bisa menjadi sedikit informasi awal sebelum
teman-teman menghadapi saat-saat awal sekolah di bulan April
nanti.
Bila anak kita terdaftar menjadi anggota keluarga di City hall
maka setelah anak berumur 6 tahun secara otomatis City Hall
memberikan pengumuman melalui kartu pos bahwa anak kita sudah
bisa mendaftarkan SD di daerah tempat tinggal kita.
Tentunya yang ditawarkan oleh pemerintah adalah SD Negri dan
biasanya SD yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Kita tidak bisa
memilih di SD mana anak kita akan disekolahkan karena City Hall lah
yang berhak menetapkannya. City Hall menetapkan sesuai dengan
alamat rumah. Misalnya alamat kita di 2 Chome (Alamat di Jepang
memakai istilah Chome untuk pembagian daerah atau blok), maka anak
kita akan dimasukkan ke SD yang berada di Chome tersebut.
Setelah kita mendapatkan pemberitahuan tersebut ada 2 hal yang
perlu dilakukan, yaitu :
1. Pergi ke City Hall untuk mengambil berkas pendaftaran SD.
Bisa ditanyakan di City Hall terdekat di bagian Pendaftaran SD.
2. Pergi ke SD yang ditunjuk oleh City Hall.
Setelah Formulir pendaftaran diisi, tahap berikutnya adalah
pergi ke SD yang dituju untuk bertemu dengan kepala sekolahnya.
Kepala sekolah akan mewawancarai kita dan juga anak kita.
Kadang dia bertanya siapa namanya, apakah bisa berbahasa jepang,
apakah tahu dengan istilah "Janken" dll.
Bila Kepala Sekolah merasa tidak ada masalah dengan anak kita,
mereka akan memberikan Cap tanda anak kita diterima di SD tersebut.
Setelah itu formulir harus dikembalikan ke City Hall bagian
Pendaftaran SD dan proses pendaftaran ini selesai sampai di sini.
Setelah berselang beberapa bulan tepatnya bulan November, pihak City Hall
akan mengirim kartu pos yang berisi pemberitahuan kalau anak kita
perlu mengikuti cek kesehatan di SD yang akan dituju. Cek kesehatan
ini meliputi mata, telinga dll.Tujuan dari cek kesehatan ini adalah
agar bila anak kita mempunyai penyakit yang cukup berat, masih ada waktu
untuk mengobatinya menjelang masuk ke SD pada bulan April.
Kemudian tahap berikutnya, SD mengundang orang tua calon murid untuk
datang ke SD dan mendengarkan Penjelasan Masuk SD, baik mengenai apa saja
yang perlu dipesiapkan maupun jadwal Upacara Masuk SD di bulan April
nanti. Di SD tempat anak saya, setelah Penjelasan Masuk SD berakhir
dibagian pintu keluar akan dijual barang-barang keperluan anak kita
seperti Pinsil warna, topi olah raga yang warna merah dan putih,
Topi keselamatan yang digunakan ketika terjadi gempa dll.
Penjelasan Masuk SD ini Insya Allah akan saya sampaikan terpisah di
bagian ke 2 dari tulisan ini.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua ketika anaknya
masuk ke SD Jepang adalah sbb :
1. Pergi Bersama
Biasanya di sekitar rumah kita ada yang anaknya juga akan masuk SD
dan karena alamat mereka dekat dengan rumah kita maka secara otomatis
anak-anak tersebut bersekolah di SD yang sama dengan anak kita.
Untuk anak-anak SD yang bersekolah di SD yang sama mereka diminta
agar pergi bersama-sama dari tempat berkumpul di dekat rumah sampai
sekolah. Sedangkan untuk pulangnya mereka dapat pulang sendiri-sindiri
tanpa menunggu teman-temannya yang lain. Oleh karenanya, para orang tua
perlu mempersiapkan anak-anaknya baik makan pagi, bento, mandi dll nya
dengan baik dan tepat waktu, agar anak kita dapat sampai di tempat
berkumpul itu tepat pada waktunya juga, sehingga teman-teman yang lain
tidak perlu menunggu-nunggu anak kita terlalu lama. Tentunya lebih cepat
sampai akan memberikan kesan baik kepada kita dan anak kita.
Para orang tua yang anaknya baru masuk SD, mereka mengantarkan
anaknya ke tempat berkumpul ini. Kadang mereka berkenalan dengan
orang tua murid yang lain dan bila sudah akrab, mereka dapat bercerita
sampai berpuluh-puluh menit. Kalau di Indonesia mungkin itu saatnya mereka
"ngerumpi" baik tentang keadaan anaknya maupun yang lainnya.
Oleh karenanya kesempatan ini sangat bagus sekali kita pergunakan
untuk bersosialisasi dengan tetangga orang jepang.
Di akhir bulan Maret, para anak-anak murid baru akan mengadakan latihan
cara pergi ke sekolah. Sehingga pada bulan April mereka sudah tidak
canggung lagi.
2. Makan Siang di Sekolah
Berbeda dengan di Indonesia, SD di Jepang dimulai sekitar jam 8:25 dan
akan selesai sekitar jam 14:00. Semakin tinggi kelasnya semakin banyak
mata pelajaran dan kadang mereka pulang jam 15:00. Oleh karena itu,
mereka akan makan siang di sekolah (Kyuushoku). Pemerintah daerah
akan memberikan jadwal menu makan siang untuk setiap bulannya.
Sehingga menu makanan di satu SD akan sama dengan menu SD yang lain
asalkan masih satu kota. Bagi orang tua murid yang beragama Islam,
tentunya memiliki kekhawatiran dalam hal menu makan siang ini.
Hal ini perlu didiskusikan dengan pihak sekolah agar mendapatkan
cara pemecahan yang baik.
Ada dua cara yang bisa dilakukan oleh orang tua muslim, yaitu :
1. Memeriksa menu makan siang setiap harinya dan memberitahukan
kepada anaknya agar tidak memakan makanan yang mungkin tidak halal.
Cara ini cukup memakan waktu, karena orang tua perlu mengecek menu
makanan setiap harinya.
2. Membawa bento dari rumah. Tentunya agar bento anak kita tidak
terlalu berbeda dengan teman-temannya di sekolah, perlu bagi para
orang tua mengecek menu makanan setiap harinya. Bila hari itu menu
makan siangnya roti, sebisa mungkin kita persiapkan bento roti untuk
anak kita. Bila menu hari telur maka kita perlu menyiapkannya juga.
Budaya orang Jepang adalah keseragaman. Oleh karenanya sedapat mungkin
makanan anak kita mirip dengan menu teman-temannya.
Biaya makan siang (Kyuushoku) tidak sama, ini tergantung dari
di daerah mana SD itu berada. Sebagai contoh, di daerah Yokohama
tempat anak saya, biayanya hanya 4000 yen / bulan.
Walaupun anak kita membawa bento sendiri, pihak sekolah tetap
mengambil 4000 yen dari account pos kita. Akan tetapi bila kita
bisa bernegosiasi, karena anak kita tidak makan di sekolah
dan hanya minum susu yang diberikan sekolah, Insya Allah sebagian
besar dari uang kyushoku itu akan kembali di akhir tahun ajaran.
Untuk lebih jelasnya silakan teman-teman diskusikan hal ini dengan
pihak sekolah.
3. Surat dari Sekolah
Setiap harinya sekolah akan memberikan surat yang berisi berbagai
informasi baik mengenai jadwal pelajaran setiap harinya maupun
informasi mengenai jadwal acara-acara yang akan diadakan pada
bulan tersebut. Misalnya jadwal festival sekolah (undokai), jadwal
pertemuan orang tua murid, jadwal interview orang tua dengan wali kelas
dll. Juga akan diinformasikan bila ada banyak siswa yang tidak masuk
sekolah dan peringatan agar menjaga kesehatan. Oleh karena itu,
kita sebagai orang tua perlu mengecek surat-surat ini setiap harinya,
agar tidak ada berita-berita atau pengumuman yang terlewat.
Bagi rekan-rekan yang tidak bisa berbahasa jepang ada bagusnya
sejak sekarang mencari teman atau junior atau senior yang bisa
berbahasa jepang agar nantinya bisa menolong menterjemahkan
surat-surat dari sekolah ini.
3. Renraku cho (Buku pemberitahuan)
Pada periode awal masuk SD, pihak sekolah akan memberikan jadwal
per bulannya. Akan tetapi setelah beberapa bulan dan anak-anak kita
sudah bisa menulis sendiri, anak akan menuliskan jadwal pelajaran
hari berikutnya di buku renraku cho (buku pemberitahuan).
Selain jadwal pelajaran, renraku cho juga digunakan untuk memberitahukan
ke pihak sekolah ketika anak kita sakit atau libur. Biasanya kita
diminta mencari 2 orang anak jepang yang sekelas dengan anak kita
sebagai teman. Bila anak kita sakit, kita tulis perihal kesehatan anak
kita di renraku cho dan kita berikan renraku cho ini ke teman anak
kita itu agar renraku cho nya disampaikan ke wali kelas. Nanti Wali kelas
akan menuliskan jadwal pelajaran untuk esok harinya dan mengembalikan
renraku cho itu ke teman anak kita dan teman anak kita yang akhirnya
mengembalikannya kepada kita.
4. Latihan membaca (Ondoku)
Ada satu mata pelajaran di SD yaitu membaca, biasanya anak akan
diberikan PR oleh gurunya untuk membaca satu cerita dan diulang-ulang
di rumahnya. Kita sebagai orang tua perlu mendengarkan dan mengecek
apakah bacaan anak kita sudah bagus, apakah tempat berhenti dalam
satu kalimat sudah benar atau belum dll. Oleh karenanya saya sangat
menyarankan kepada teman-teman yang belum bisa berbahasa jepang,
sebaiknya belajar bahasa jepang secepatnya agar bisa memeriksa
PR-PR ondoku anak kita nanti.
5. Interview wali kelas dengan orang tua murid.
Setelah 3-4 bulan berlangsung, orang tua murid akan dipanggil oleh
wali kelas untuk menghadiri wawancara. Isinya terkait dengan keadaan
anak kita di kelas baik yang berhubungan dengan pelajaran maupun
dengan keadaan sosialnya di kelas.
Kalau saya kadang menanyakan apakah anak saya ada kawan di kelas
atau bermain hanya sendiri saja. Hal lain saya juga tanyakan
apakah anak saya di kelas pernah tidur ketika guru menjelaskan,
dan bagaimana nilai pelajaran anak saya apakah diatas rata-rata
atau sangat jauh di bawah rata-rata. Dan masih banyak lagi
pertanyaan yang bisa kita siapkan sebelum interview.
6. Seragam Sekolah
Untuk SD negeri biasanya memakai pakaian bebas. Kalau SD swasta
mereka menggunakan seragam. Ini cukup membantu kita karena kita
tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk baju seragam.
Bila anak kita pernah sekolah di TK Jepang, biasanya pihak SD masih
membolehkan untuk menggunakan baju olah raga TK nya. Jadi kita
tidak perlu membeli baju olah raga yang baru. Hal ini silakan
teman-teman negosiasikan dengan pihak sekolah.
Demikian sekilas info mengenai Persiapan SD bagi anak-anak kita,
mudah-mudahan tulisan ini dapat memberikan sedikit gambaran hal-hal
yang akan kita hadapi di awal-awal tahun ajaran baru.
GAMBARIMASHO !!!
wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Yokohama, 13 Maret 2010
diperbaharui 2 Maret 2011
endrianto djajadi
1993-sekarang
Anakku masuk SD Jepang ... apa yang harus dipersiapkan ya ?
(Bagian 1)
Pertama-tama saya mengucapkan Selamat kepada teman-teman yang
anaknya Insya Allah akan masuk SD bulan April nanti.
Mudah2an persiapan-persiapannya sudah dilakukan sejak
saat ini dan juga mudah-mudahan dalam waktu singkat anak kita
dapat cepat beradaptasi dengan lingkungan teman-teman Jepangnya
di SD yang baru itu.
Insya Allah anak saya yang ke 3 akan masuk SD di bulan April
ini sehingga informasi di bawah ini adalah pengalaman saya
dalam mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari pemberitahuan
dari City Hall sampai dengan Penjelasan Masuk SD.
Sebagian besar saya tulis tahun lalu ketika anak ke 2 akan
masuk SD.
Ini adalah prosedur di daerah Yokohama, oleh karenanya mungkin
di daerah yang lain mempunyai prosedur berbeda. Peling tidak
tulisan ini bisa menjadi sedikit informasi awal sebelum
teman-teman menghadapi saat-saat awal sekolah di bulan April
nanti.
Bila anak kita terdaftar menjadi anggota keluarga di City hall
maka setelah anak berumur 6 tahun secara otomatis City Hall
memberikan pengumuman melalui kartu pos bahwa anak kita sudah
bisa mendaftarkan SD di daerah tempat tinggal kita.
Tentunya yang ditawarkan oleh pemerintah adalah SD Negri dan
biasanya SD yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Kita tidak bisa
memilih di SD mana anak kita akan disekolahkan karena City Hall lah
yang berhak menetapkannya. City Hall menetapkan sesuai dengan
alamat rumah. Misalnya alamat kita di 2 Chome (Alamat di Jepang
memakai istilah Chome untuk pembagian daerah atau blok), maka anak
kita akan dimasukkan ke SD yang berada di Chome tersebut.
Setelah kita mendapatkan pemberitahuan tersebut ada 2 hal yang
perlu dilakukan, yaitu :
1. Pergi ke City Hall untuk mengambil berkas pendaftaran SD.
Bisa ditanyakan di City Hall terdekat di bagian Pendaftaran SD.
2. Pergi ke SD yang ditunjuk oleh City Hall.
Setelah Formulir pendaftaran diisi, tahap berikutnya adalah
pergi ke SD yang dituju untuk bertemu dengan kepala sekolahnya.
Kepala sekolah akan mewawancarai kita dan juga anak kita.
Kadang dia bertanya siapa namanya, apakah bisa berbahasa jepang,
apakah tahu dengan istilah "Janken" dll.
Bila Kepala Sekolah merasa tidak ada masalah dengan anak kita,
mereka akan memberikan Cap tanda anak kita diterima di SD tersebut.
Setelah itu formulir harus dikembalikan ke City Hall bagian
Pendaftaran SD dan proses pendaftaran ini selesai sampai di sini.
Setelah berselang beberapa bulan tepatnya bulan November, pihak City Hall
akan mengirim kartu pos yang berisi pemberitahuan kalau anak kita
perlu mengikuti cek kesehatan di SD yang akan dituju. Cek kesehatan
ini meliputi mata, telinga dll.Tujuan dari cek kesehatan ini adalah
agar bila anak kita mempunyai penyakit yang cukup berat, masih ada waktu
untuk mengobatinya menjelang masuk ke SD pada bulan April.
Kemudian tahap berikutnya, SD mengundang orang tua calon murid untuk
datang ke SD dan mendengarkan Penjelasan Masuk SD, baik mengenai apa saja
yang perlu dipesiapkan maupun jadwal Upacara Masuk SD di bulan April
nanti. Di SD tempat anak saya, setelah Penjelasan Masuk SD berakhir
dibagian pintu keluar akan dijual barang-barang keperluan anak kita
seperti Pinsil warna, topi olah raga yang warna merah dan putih,
Topi keselamatan yang digunakan ketika terjadi gempa dll.
Penjelasan Masuk SD ini Insya Allah akan saya sampaikan terpisah di
bagian ke 2 dari tulisan ini.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua ketika anaknya
masuk ke SD Jepang adalah sbb :
1. Pergi Bersama
Biasanya di sekitar rumah kita ada yang anaknya juga akan masuk SD
dan karena alamat mereka dekat dengan rumah kita maka secara otomatis
anak-anak tersebut bersekolah di SD yang sama dengan anak kita.
Untuk anak-anak SD yang bersekolah di SD yang sama mereka diminta
agar pergi bersama-sama dari tempat berkumpul di dekat rumah sampai
sekolah. Sedangkan untuk pulangnya mereka dapat pulang sendiri-sindiri
tanpa menunggu teman-temannya yang lain. Oleh karenanya, para orang tua
perlu mempersiapkan anak-anaknya baik makan pagi, bento, mandi dll nya
dengan baik dan tepat waktu, agar anak kita dapat sampai di tempat
berkumpul itu tepat pada waktunya juga, sehingga teman-teman yang lain
tidak perlu menunggu-nunggu anak kita terlalu lama. Tentunya lebih cepat
sampai akan memberikan kesan baik kepada kita dan anak kita.
Para orang tua yang anaknya baru masuk SD, mereka mengantarkan
anaknya ke tempat berkumpul ini. Kadang mereka berkenalan dengan
orang tua murid yang lain dan bila sudah akrab, mereka dapat bercerita
sampai berpuluh-puluh menit. Kalau di Indonesia mungkin itu saatnya mereka
"ngerumpi" baik tentang keadaan anaknya maupun yang lainnya.
Oleh karenanya kesempatan ini sangat bagus sekali kita pergunakan
untuk bersosialisasi dengan tetangga orang jepang.
Di akhir bulan Maret, para anak-anak murid baru akan mengadakan latihan
cara pergi ke sekolah. Sehingga pada bulan April mereka sudah tidak
canggung lagi.
2. Makan Siang di Sekolah
Berbeda dengan di Indonesia, SD di Jepang dimulai sekitar jam 8:25 dan
akan selesai sekitar jam 14:00. Semakin tinggi kelasnya semakin banyak
mata pelajaran dan kadang mereka pulang jam 15:00. Oleh karena itu,
mereka akan makan siang di sekolah (Kyuushoku). Pemerintah daerah
akan memberikan jadwal menu makan siang untuk setiap bulannya.
Sehingga menu makanan di satu SD akan sama dengan menu SD yang lain
asalkan masih satu kota. Bagi orang tua murid yang beragama Islam,
tentunya memiliki kekhawatiran dalam hal menu makan siang ini.
Hal ini perlu didiskusikan dengan pihak sekolah agar mendapatkan
cara pemecahan yang baik.
Ada dua cara yang bisa dilakukan oleh orang tua muslim, yaitu :
1. Memeriksa menu makan siang setiap harinya dan memberitahukan
kepada anaknya agar tidak memakan makanan yang mungkin tidak halal.
Cara ini cukup memakan waktu, karena orang tua perlu mengecek menu
makanan setiap harinya.
2. Membawa bento dari rumah. Tentunya agar bento anak kita tidak
terlalu berbeda dengan teman-temannya di sekolah, perlu bagi para
orang tua mengecek menu makanan setiap harinya. Bila hari itu menu
makan siangnya roti, sebisa mungkin kita persiapkan bento roti untuk
anak kita. Bila menu hari telur maka kita perlu menyiapkannya juga.
Budaya orang Jepang adalah keseragaman. Oleh karenanya sedapat mungkin
makanan anak kita mirip dengan menu teman-temannya.
Biaya makan siang (Kyuushoku) tidak sama, ini tergantung dari
di daerah mana SD itu berada. Sebagai contoh, di daerah Yokohama
tempat anak saya, biayanya hanya 4000 yen / bulan.
Walaupun anak kita membawa bento sendiri, pihak sekolah tetap
mengambil 4000 yen dari account pos kita. Akan tetapi bila kita
bisa bernegosiasi, karena anak kita tidak makan di sekolah
dan hanya minum susu yang diberikan sekolah, Insya Allah sebagian
besar dari uang kyushoku itu akan kembali di akhir tahun ajaran.
Untuk lebih jelasnya silakan teman-teman diskusikan hal ini dengan
pihak sekolah.
3. Surat dari Sekolah
Setiap harinya sekolah akan memberikan surat yang berisi berbagai
informasi baik mengenai jadwal pelajaran setiap harinya maupun
informasi mengenai jadwal acara-acara yang akan diadakan pada
bulan tersebut. Misalnya jadwal festival sekolah (undokai), jadwal
pertemuan orang tua murid, jadwal interview orang tua dengan wali kelas
dll. Juga akan diinformasikan bila ada banyak siswa yang tidak masuk
sekolah dan peringatan agar menjaga kesehatan. Oleh karena itu,
kita sebagai orang tua perlu mengecek surat-surat ini setiap harinya,
agar tidak ada berita-berita atau pengumuman yang terlewat.
Bagi rekan-rekan yang tidak bisa berbahasa jepang ada bagusnya
sejak sekarang mencari teman atau junior atau senior yang bisa
berbahasa jepang agar nantinya bisa menolong menterjemahkan
surat-surat dari sekolah ini.
3. Renraku cho (Buku pemberitahuan)
Pada periode awal masuk SD, pihak sekolah akan memberikan jadwal
per bulannya. Akan tetapi setelah beberapa bulan dan anak-anak kita
sudah bisa menulis sendiri, anak akan menuliskan jadwal pelajaran
hari berikutnya di buku renraku cho (buku pemberitahuan).
Selain jadwal pelajaran, renraku cho juga digunakan untuk memberitahukan
ke pihak sekolah ketika anak kita sakit atau libur. Biasanya kita
diminta mencari 2 orang anak jepang yang sekelas dengan anak kita
sebagai teman. Bila anak kita sakit, kita tulis perihal kesehatan anak
kita di renraku cho dan kita berikan renraku cho ini ke teman anak
kita itu agar renraku cho nya disampaikan ke wali kelas. Nanti Wali kelas
akan menuliskan jadwal pelajaran untuk esok harinya dan mengembalikan
renraku cho itu ke teman anak kita dan teman anak kita yang akhirnya
mengembalikannya kepada kita.
4. Latihan membaca (Ondoku)
Ada satu mata pelajaran di SD yaitu membaca, biasanya anak akan
diberikan PR oleh gurunya untuk membaca satu cerita dan diulang-ulang
di rumahnya. Kita sebagai orang tua perlu mendengarkan dan mengecek
apakah bacaan anak kita sudah bagus, apakah tempat berhenti dalam
satu kalimat sudah benar atau belum dll. Oleh karenanya saya sangat
menyarankan kepada teman-teman yang belum bisa berbahasa jepang,
sebaiknya belajar bahasa jepang secepatnya agar bisa memeriksa
PR-PR ondoku anak kita nanti.
5. Interview wali kelas dengan orang tua murid.
Setelah 3-4 bulan berlangsung, orang tua murid akan dipanggil oleh
wali kelas untuk menghadiri wawancara. Isinya terkait dengan keadaan
anak kita di kelas baik yang berhubungan dengan pelajaran maupun
dengan keadaan sosialnya di kelas.
Kalau saya kadang menanyakan apakah anak saya ada kawan di kelas
atau bermain hanya sendiri saja. Hal lain saya juga tanyakan
apakah anak saya di kelas pernah tidur ketika guru menjelaskan,
dan bagaimana nilai pelajaran anak saya apakah diatas rata-rata
atau sangat jauh di bawah rata-rata. Dan masih banyak lagi
pertanyaan yang bisa kita siapkan sebelum interview.
6. Seragam Sekolah
Untuk SD negeri biasanya memakai pakaian bebas. Kalau SD swasta
mereka menggunakan seragam. Ini cukup membantu kita karena kita
tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk baju seragam.
Bila anak kita pernah sekolah di TK Jepang, biasanya pihak SD masih
membolehkan untuk menggunakan baju olah raga TK nya. Jadi kita
tidak perlu membeli baju olah raga yang baru. Hal ini silakan
teman-teman negosiasikan dengan pihak sekolah.
Demikian sekilas info mengenai Persiapan SD bagi anak-anak kita,
mudah-mudahan tulisan ini dapat memberikan sedikit gambaran hal-hal
yang akan kita hadapi di awal-awal tahun ajaran baru.
GAMBARIMASHO !!!
wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Yokohama, 13 Maret 2010
diperbaharui 2 Maret 2011
endrianto djajadi
1993-sekarang
Minggu, 26 Juni 2011
bagaimana-menjadi-guru-ideal/
HASIL COPAS DARI : http://wijayalabs.blogdetik.com/2010/02/11/bagaimana-menjadi-guru-ideal/
Guru ideal adalah dambaan peserta didik. Guru ideal adalah sosok guru yang mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan contoh atau keteladanan. Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis. Semakin diambil semakin jernih airnya. Mengalir bening dan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang meminumnya.
Guru ideal adalah guru yang mengusai ilmunya dengan baik. Mampu menjelaskan dengan baik apa yang diajarkannya. Disukai oleh peserta didiknya karena cara mengajarnya yang enak didengar dan mudah dipahami.
Ilmunya mengalir deras dan terus bersemi di hati para anak didiknya. Tapi, dia pun harus bisa menerima kritikan dari peserta didiknya. Dari kritik itulah dia dapat belajar dari para peserta didiknya. Guru ideal justru harus belajar dari peserta didiknya. Dari mereka guru dapat mengetahui kekurangan cara mengajarnya, dan melakukan umpan balik (feedback). Benarkah sosok itu ada? Lalu seperti apakah sosok guru ideal yang diperlukan saat ini? Apakah guru ideal hanyalah guru yang sudah lulus sertifikasi guru? Benarkah demikian?
Dari hasil perenungan yang mendalam, dan juga hasil wawancara dengan teman-teman guru di mana penulis bertugas didapatkan pendapat yang beragam dan mengerucut pada tiga pendapat tentang guru ideal. Guru ideal yang diperlukan saat ini adalah pertama, guru yang memahami benar akan profesinya. Profesi guru adalah profesi yang mulia. Dia adalah sosok yang selalu memberi dengan tulus dan tak mengharapkan imbalan apapun, kecuali ridho dari Tuhan pemilik bumi. Falsafah hidupnya adalah tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah. Hanya memberi tak harap kembali. Dia mendidik dengan hatinya. Kehadirannya dirindukan oleh peserta didiknya. Wajahnya selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5S dalam kesehariannya (Senyum, Salam, Sapa, Syukur, dan Sabar).
Kedua, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki sifat selalu berkata benar, penyampai yang baik, kredibel, dan cerdas. Guru yang memiliki keempat sifat itu adalah guru yang mampu memberikan keteladanan dalam hidupnya karena memiliki budi pekerti yang luhur. Selalu berkata benar, mengajarkan kebaikan, dapat dipercaya, dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Sifat tersebut di atas harus dimiliki oleh guru dalam mendidik anak didiknya karena memiliki motto iman, ilmu, dan amal. Memiliki iman yang kuat, menguasai ilmunya dengan baik, dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain.
Selain itu, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki 5 kecerdasan. Kecerdasan yang dimiliki terpancar jelas dari karakter dan perilakunya sehari-hari. Baik ketika mengajar, ataupun dalam hidup ditengah-tengah masyarakat.
Kelima kecerdasan itu adalah:
1. kecerdasan intelektual
2. kecerdasan moral
3. kecerdasan social
4. kecerdasan emosional
5. kecerdasan motorik
Kecerdasan intelektual harus diimbangi dengan kecerdasan moral, mengapa?
Bila kecerdasan intelektual tidak diimbangi dengan kecerdasan moral akan menghasilkan peserta didik yang hanya mementingkan keberhasilan ketimbang proses. Segala cara dianggap halal, yang penting target tercapai semaksimal mungkin. Inilah yang terjadi pada masyarakat kita sehingga kasus plagiarisme (menjiplak karya tulis ilmiah milik orang lain) dan korupsi merajalela di kalangan orang terdidik. Karena itu kecerdasan moral akan mengawal kecerdasan intelektual sehingga akan mampu berlaku jujur dalam situasi apapun. Kejujuran adalah kunci keberhasilan dan kesuksesan.
Selain kecerdasan intelektual dan moral, kecerdasan sosial juga harus dimiliki oleh guru ideal agar tidak egois, dan selalu memperdulikan orang lain yang membutuhkan pertolongannya. Dia pun harus mampu bekerjasama dengan karakter orang lain yang berbeda. Kecerdasan emosional harus ditumbuhkan agar guru tidak mudah marah, tersinggung, dan melecehkan orang lain. Dia harus memiliki sifat penyabar dan pemaaf.
Sedangkan kecerdasan motorik diperlukan agar guru mampu melakukan mobilitas tinggi sehingga mampu bersaing dalam memperoleh hasil yang maksimal. Kecerdasan motorik harus senantiasa dilatih agar guru dapat menjadi kreatif dan berprestasi. Dia memiliki ambisi dan cita-cita yang tinggi seperti menggapai bintai di langit. Tak salah bila pada akhirnya peserta didik mengatakan, “guruku mampu menggapai bintang di langit.”
Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila anda berprofesi sebagai seorang guru harus mampu berlomba-lomba untuk menjadi sosok guru yang ideal. Ideal di mata peserta didik, ideal di mata masyarakat, dan ideal di mata Sang Maha Pemberi. Bila semakin banyak guru ideal yang tersebar di sekolah-sekolah kita, maka sudah dapat dipastikan akan banyak pula sekolah-sekolah berkualitas yang mampu membentuk karakter siswa untuk memiliki budi pekerti yang luhur. Mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang diharapkan oleh para leluhur bangsa.
Semoga sosok guru ideal semakin banyak dalam dunia pendidikan kita.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
http://wijayalabs.com
Guru ideal adalah dambaan peserta didik. Guru ideal adalah sosok guru yang mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan contoh atau keteladanan. Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis. Semakin diambil semakin jernih airnya. Mengalir bening dan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang meminumnya.
Guru ideal adalah guru yang mengusai ilmunya dengan baik. Mampu menjelaskan dengan baik apa yang diajarkannya. Disukai oleh peserta didiknya karena cara mengajarnya yang enak didengar dan mudah dipahami.
Ilmunya mengalir deras dan terus bersemi di hati para anak didiknya. Tapi, dia pun harus bisa menerima kritikan dari peserta didiknya. Dari kritik itulah dia dapat belajar dari para peserta didiknya. Guru ideal justru harus belajar dari peserta didiknya. Dari mereka guru dapat mengetahui kekurangan cara mengajarnya, dan melakukan umpan balik (feedback). Benarkah sosok itu ada? Lalu seperti apakah sosok guru ideal yang diperlukan saat ini? Apakah guru ideal hanyalah guru yang sudah lulus sertifikasi guru? Benarkah demikian?
Dari hasil perenungan yang mendalam, dan juga hasil wawancara dengan teman-teman guru di mana penulis bertugas didapatkan pendapat yang beragam dan mengerucut pada tiga pendapat tentang guru ideal. Guru ideal yang diperlukan saat ini adalah pertama, guru yang memahami benar akan profesinya. Profesi guru adalah profesi yang mulia. Dia adalah sosok yang selalu memberi dengan tulus dan tak mengharapkan imbalan apapun, kecuali ridho dari Tuhan pemilik bumi. Falsafah hidupnya adalah tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah. Hanya memberi tak harap kembali. Dia mendidik dengan hatinya. Kehadirannya dirindukan oleh peserta didiknya. Wajahnya selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5S dalam kesehariannya (Senyum, Salam, Sapa, Syukur, dan Sabar).
Kedua, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki sifat selalu berkata benar, penyampai yang baik, kredibel, dan cerdas. Guru yang memiliki keempat sifat itu adalah guru yang mampu memberikan keteladanan dalam hidupnya karena memiliki budi pekerti yang luhur. Selalu berkata benar, mengajarkan kebaikan, dapat dipercaya, dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Sifat tersebut di atas harus dimiliki oleh guru dalam mendidik anak didiknya karena memiliki motto iman, ilmu, dan amal. Memiliki iman yang kuat, menguasai ilmunya dengan baik, dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain.
Selain itu, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki 5 kecerdasan. Kecerdasan yang dimiliki terpancar jelas dari karakter dan perilakunya sehari-hari. Baik ketika mengajar, ataupun dalam hidup ditengah-tengah masyarakat.
Kelima kecerdasan itu adalah:
1. kecerdasan intelektual
2. kecerdasan moral
3. kecerdasan social
4. kecerdasan emosional
5. kecerdasan motorik
Kecerdasan intelektual harus diimbangi dengan kecerdasan moral, mengapa?
Bila kecerdasan intelektual tidak diimbangi dengan kecerdasan moral akan menghasilkan peserta didik yang hanya mementingkan keberhasilan ketimbang proses. Segala cara dianggap halal, yang penting target tercapai semaksimal mungkin. Inilah yang terjadi pada masyarakat kita sehingga kasus plagiarisme (menjiplak karya tulis ilmiah milik orang lain) dan korupsi merajalela di kalangan orang terdidik. Karena itu kecerdasan moral akan mengawal kecerdasan intelektual sehingga akan mampu berlaku jujur dalam situasi apapun. Kejujuran adalah kunci keberhasilan dan kesuksesan.
Selain kecerdasan intelektual dan moral, kecerdasan sosial juga harus dimiliki oleh guru ideal agar tidak egois, dan selalu memperdulikan orang lain yang membutuhkan pertolongannya. Dia pun harus mampu bekerjasama dengan karakter orang lain yang berbeda. Kecerdasan emosional harus ditumbuhkan agar guru tidak mudah marah, tersinggung, dan melecehkan orang lain. Dia harus memiliki sifat penyabar dan pemaaf.
Sedangkan kecerdasan motorik diperlukan agar guru mampu melakukan mobilitas tinggi sehingga mampu bersaing dalam memperoleh hasil yang maksimal. Kecerdasan motorik harus senantiasa dilatih agar guru dapat menjadi kreatif dan berprestasi. Dia memiliki ambisi dan cita-cita yang tinggi seperti menggapai bintai di langit. Tak salah bila pada akhirnya peserta didik mengatakan, “guruku mampu menggapai bintang di langit.”
Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila anda berprofesi sebagai seorang guru harus mampu berlomba-lomba untuk menjadi sosok guru yang ideal. Ideal di mata peserta didik, ideal di mata masyarakat, dan ideal di mata Sang Maha Pemberi. Bila semakin banyak guru ideal yang tersebar di sekolah-sekolah kita, maka sudah dapat dipastikan akan banyak pula sekolah-sekolah berkualitas yang mampu membentuk karakter siswa untuk memiliki budi pekerti yang luhur. Mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang diharapkan oleh para leluhur bangsa.
Semoga sosok guru ideal semakin banyak dalam dunia pendidikan kita.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
http://wijayalabs.com
Rabu, 01 Juni 2011
Diet Golongan Darah O
Hasil Copas dari :http://www.facebook.com/notes/modena-cooking-club/diet-golongan-darah-o/216975338326903
Sahabat Modena, ternyata golongan darah sangat berkaitan erat dengan makanan yang kita konsumsi. menurut D' adamo, akan terjadi reaksi kimia antara darah dengan makanan yang kita makan. reaksi ini merupakan bagian dari warisan genetik seseorang. reaksi ini juga dipicu oleh adanya lectin.
sebagian besar lectin yang terdapat pada makanan memang tidak membahayakan bagi kehidupan, namun tetap bisa menimbulkan berbagai masalah. khususnya jika lectin tersebut khusus untuk jenis drah tertentu. itulah gunanya diet golongan darah, dimana anda bisa mengatasi ini dengan menyesuaikan golongan darah dengan makan yang anda makan.
Golongan darah O merupakan golongan darah yang paling kuno dalam sejarah manusia. gen untuk golongan darah O berkembang pada suatu titik ketika peradaban manusia beralih dari hidup berburu dan berpindah- pindah ke komunitas agraris yang menetap di suatu tempat. Golongan darah O diyakini oleh D’Adamo sebagai kelompok hunter (pemburu). Diet golongan darah O merekomendasikan bahwa golongan darah O adalah diet dengan protein tinggi.
Pemilik golongan darah ini biasanya cenderung berprestasi tinggi, seorang yang aktif dan terorganisir.
Ciri khas golongan darah O:
*
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan tipe darah lain.
*
Mudah beradaptasi dengan berbagai makanan pada lingkungan yang ditempati.
*
Untuk mengatasi stres disarankan melakukan erobik.
*
Dianjurkan untuk mengonsumsi makanan tinggi protein dan rendah karbohidrat, seperti daging, buah, ikan, sayuran.
*
Bila makanan yang dikonsumsi tidak sesuai, maka Anda berisiko terkena penyakit yang disebabkan oleh radang dan kerusakan organ seperti arthritis.
Masalah yang dihadapi : Kencing manis, masalah usus dan pencernaan, peredaran darah kurang baik, sakit pinggang danbelakang, kegemukan, kadar kolesterol yang tinggi, tekanan darah tinggi, kadar asam urat tinggi, penyakit kanker, gout,penyakit jantung, penyumbatan arteri.
Olahraga yang cocok untuk diet golongan darah O adalah latihan kardio: jogging, bersepeda, berenang, atau jalan cepat. Latihan di pagi hari lebih baik daripada malam hari.
Menu diet golongan darah O:
Profile diet: rendah karbohidrat dan tinggi protein.
Sangat Bermanfaat (makanan yang mempunyai efek sebagai obat untuk diet golongan darah O):
jahe, kailan, kunyit, Daging (sapi, kerbau, rusa, domba, anak sapi), Brokoli, ubi, waluh, selada, lobak china, bluberi, rumput laut, ganggang laut, ceri, jambu biji, kacang merah, bumbu kari, kacang polong, semua jenis bawang.
Netral (makanan yang tidak bereaksi apapun untuk diet golongan darah O):
Ikan mas, belut, lobster, ikan tuna, bubur gandum, beras, kue beras, roti beras, tepung gandum, ikan sardine, udang, telur (ayam, bebek), mentega, kacang (hitam, merah, buncis, kedelai), tempe, tahu, susu kedelai, terung, tomat, labu, Daging (ayam, bebek, kambing, angsa, kalkun, kelinci)
Hindari (makanan yang beraksi negatif untuk diet golongan darah O):
Daging babi, kacang tanah, kacang mede, kuaci, laichi, kentang, mentimun, kembang kol, kerang, kodok, gurita, telur (angsa, puyuh), es krim, keju, susu sapi, yoghurt(semua jenis), minyak kelapa, penyu, minyak jagung, jagung, jamur, blewah, jeruk mandarin, pisang raja, pare, anggur putih, kecap, kopi, minuman keras,cumi-cumi, sotong, bunga brokoli.
Menu diet yang dianjurkan:
* Sarapan : 2 potong roti bakar lapis mentega + Satu buah Pisang
* Snack siang : Teh herbal
* Makan Siang: Sepotong daging panggang + Salad bayam + Apel
* Snack Sore : Sepotong kue
* Makan Malam : Sepotong daging domba dan asparagus yang direbus + Kentang rebus + Buah + Teh herbal
Sahabat Modena, ternyata golongan darah sangat berkaitan erat dengan makanan yang kita konsumsi. menurut D' adamo, akan terjadi reaksi kimia antara darah dengan makanan yang kita makan. reaksi ini merupakan bagian dari warisan genetik seseorang. reaksi ini juga dipicu oleh adanya lectin.
sebagian besar lectin yang terdapat pada makanan memang tidak membahayakan bagi kehidupan, namun tetap bisa menimbulkan berbagai masalah. khususnya jika lectin tersebut khusus untuk jenis drah tertentu. itulah gunanya diet golongan darah, dimana anda bisa mengatasi ini dengan menyesuaikan golongan darah dengan makan yang anda makan.
Golongan darah O merupakan golongan darah yang paling kuno dalam sejarah manusia. gen untuk golongan darah O berkembang pada suatu titik ketika peradaban manusia beralih dari hidup berburu dan berpindah- pindah ke komunitas agraris yang menetap di suatu tempat. Golongan darah O diyakini oleh D’Adamo sebagai kelompok hunter (pemburu). Diet golongan darah O merekomendasikan bahwa golongan darah O adalah diet dengan protein tinggi.
Pemilik golongan darah ini biasanya cenderung berprestasi tinggi, seorang yang aktif dan terorganisir.
Ciri khas golongan darah O:
*
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan tipe darah lain.
*
Mudah beradaptasi dengan berbagai makanan pada lingkungan yang ditempati.
*
Untuk mengatasi stres disarankan melakukan erobik.
*
Dianjurkan untuk mengonsumsi makanan tinggi protein dan rendah karbohidrat, seperti daging, buah, ikan, sayuran.
*
Bila makanan yang dikonsumsi tidak sesuai, maka Anda berisiko terkena penyakit yang disebabkan oleh radang dan kerusakan organ seperti arthritis.
Masalah yang dihadapi : Kencing manis, masalah usus dan pencernaan, peredaran darah kurang baik, sakit pinggang danbelakang, kegemukan, kadar kolesterol yang tinggi, tekanan darah tinggi, kadar asam urat tinggi, penyakit kanker, gout,penyakit jantung, penyumbatan arteri.
Olahraga yang cocok untuk diet golongan darah O adalah latihan kardio: jogging, bersepeda, berenang, atau jalan cepat. Latihan di pagi hari lebih baik daripada malam hari.
Menu diet golongan darah O:
Profile diet: rendah karbohidrat dan tinggi protein.
Sangat Bermanfaat (makanan yang mempunyai efek sebagai obat untuk diet golongan darah O):
jahe, kailan, kunyit, Daging (sapi, kerbau, rusa, domba, anak sapi), Brokoli, ubi, waluh, selada, lobak china, bluberi, rumput laut, ganggang laut, ceri, jambu biji, kacang merah, bumbu kari, kacang polong, semua jenis bawang.
Netral (makanan yang tidak bereaksi apapun untuk diet golongan darah O):
Ikan mas, belut, lobster, ikan tuna, bubur gandum, beras, kue beras, roti beras, tepung gandum, ikan sardine, udang, telur (ayam, bebek), mentega, kacang (hitam, merah, buncis, kedelai), tempe, tahu, susu kedelai, terung, tomat, labu, Daging (ayam, bebek, kambing, angsa, kalkun, kelinci)
Hindari (makanan yang beraksi negatif untuk diet golongan darah O):
Daging babi, kacang tanah, kacang mede, kuaci, laichi, kentang, mentimun, kembang kol, kerang, kodok, gurita, telur (angsa, puyuh), es krim, keju, susu sapi, yoghurt(semua jenis), minyak kelapa, penyu, minyak jagung, jagung, jamur, blewah, jeruk mandarin, pisang raja, pare, anggur putih, kecap, kopi, minuman keras,cumi-cumi, sotong, bunga brokoli.
Menu diet yang dianjurkan:
* Sarapan : 2 potong roti bakar lapis mentega + Satu buah Pisang
* Snack siang : Teh herbal
* Makan Siang: Sepotong daging panggang + Salad bayam + Apel
* Snack Sore : Sepotong kue
* Makan Malam : Sepotong daging domba dan asparagus yang direbus + Kentang rebus + Buah + Teh herbal
Langganan:
Postingan (Atom)