Jumat, 19 Oktober 2012

Diet Traffic Light Atasi Obesitas

https://www.sahabatnestle.co.id/Page/arsip/artikel/diet-traffic-light-atasi-obesitas Diet Traffic Light Atasi Obesitas Ditulis oleh Dr. Endang Tatar, MPH, SpA(K) Jika kita mentargetkan penurunan berat badan, maka penurunan badan ditargetkan sampai mencapai 10 persen di atas berat badan ideal. Tetapi, bila kita tidak mentargetkan penurunan berat badan, maka yang terpenting adalah mempertahankan berat badan agar tidak bertambah karena anak masih bertambah tinggi. Diet dengan kalori sangat rendah Pemberian diet sangat rendah kalori dilakukan jika berat badannya lebih dari140 persen BB ideal (super-obes). Diet ini juga diterapkan pada anak dan remaja yang obesitas dan disertai penyakit penyerta serta tidak memberikan respons terhadap anjuran diet rendah kalori. Latihan Fisik Latihan fisik dimaksudkan untuk mengurangi gaya hidup santai dan meningkatkan penggunaan energi untuk mengeluarkan kalori. Latihan fisik juga akan meningkatkan masa otot, dan membantu mengkontrol berat badan. Untuk membantu menurunkan berat badan, perlu dikombinasikan latihan fisik dan diet. Latihan fisik yang teratur, selama 30-60 menit per hari, dan pengaturan diet dapat menurunkan berat badan, serta meningkatkan gaya hidup sehat dan rasa harga diri. Beberapa program yang digunakan untuk latihan fisik adalah dengan menggunakan cara berjalan sepanjang 1 mil sebagai standar awal, kemudian secara bertahap jarak dan kecepatannya ditingkatkan. Konsep lain dengan latihan mengubah gaya hidup, yaitu berusaha membuat lebih banyak aktifitas fisik dengan aktifitas reguler, seperti berjalan naik turun tangga dan memarkir mobil jauh dari tujuan. Cara ini lebih mudah dan bertahan dalam waktu yang lama, serta dapat dimodifikasi berdasarkan umur dan kemampuan perkembangan anak. Perubahan Perilaku Intervensi perilaku merupakan komponen yang paling penting dalam penanganan obesitas. Program perubahan perilaku bukan merupakan program yang mudah untuk dite-rapkan; dalam penerapannya sangat diperlukan keterlibatan orangtua secara intensif. Program perilaku mempunyai 3 komponen, yaitu: kontrol lingkungan monitoring diri sendiri membuat perjanjian yang realistik. Perubahan lingkungan rumah dapat dilakukan dengan: Meniadakan makanan resiko tinggi, Belanja dan memasak makanan disesuaikan dengan resep diet yang disarankan. Anak diberitahu untuk merubah perilakunya, seperti mengurangi ngemil di depan televisi/game, mengurangi waktu untuk menonton televisi/memainkan game, mengurangi jajan di sekolah, dsb. Menonton TV/game sebaiknya <2 jam perhari, Membiasakan anak untuk tidak minum manis (larutan gula dalam minuman), membiasakan anak melakukan aktifitas fisik merupakan contoh target perilaku yang realistik yang dapat diterapkan oleh anak dengan obesitas dan keluarganya. Tujuan penanganan perubahan perilaku harus realistik dan dapat dicapai. Obesitas pada anak merupakan awal dari obesitas pada dewasa dengan segala dampak buruknya. Prevalensinya cenderung meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup. Obesitas merupakan penyakit kronis yang terjadi karena balans energi positif dalam jangka waktu yang lama. Penanganan obesitas harus dilakukan sejak dini, dan dilakukan secara komprehensif. Penanganan kasus obesitas pada anak dengan cara modifikasi diet, aktifitas fisik dan perubahan perilaku harus dilakukan secara simultan. Pemberian modifikasi diet pada penangananan anak dan remaja dengan obesitas adalah dengan menerapkan gizi seimbang untuk pencapaian tumbuh kembang. Dalam menangani anak dengan obe-sitas diperlukan keterlibatan keluarga secara aktif. referensi: Goldin B.R. Health benefits of probiotics. Br. J Nutr 1998;80:203-7. Gorbach S.L. Pribiotics and gastrointestinal health. Am J Gastroenterol 2000;95: 1-4. (PT Nestlé Indonesia bekerja sama dengan Anakku) Hanya dengan mengeliminasi makanan kecil, mengurangi makanan tinggi gula/lemak atau minuman-minuman manis, berat badan pun dapat turun. Asosiasi Jantung Amerika (American Heart Association) secara umum merekomendasikan pemberian diet untuk anak berumur 2 tahun atau lebih yang memiliki kelebihan berat badan untuk mengkonsumsi makanan bersandar pada makanan jenis buah-buahan, sayuran, biji-bijian, susu rendah dan bebas lemak, kedelai, ikan, dan sedikit daging. Pemberian ikan segar pada anak dan remaja direkomendasikan untuk diberikan sebanyak seminggu 2 kali pemberian. Cara mengatur makanan terutama bagi yang berat badanya lebih yaitu dengan cara diet traffic light, makanan dibagi dalam kelompok seperti warna traffic light. ”Makanan hijau” Yaitu makanan yang dapat dimakan dalam jumlah cukup banyak, sebagai contoh makanan non fat/low fat adalah: ikan, sebagian besar buah-buahan dan sayur-sayuran dan susu rendah/bebas lemak. ”Makanan kuning” Makanan yang boleh dimakan dengan hati-hati (makanan rendah lemak sampai medium, seperti: roti/pasta dari padi-padian, taoge, gandum, ubi rambat). Makanan dalam kategori ”kuning” sebaiknya dikonsumsi secara terbatas yaitu hanya dalam waktu makan. ”Makanan merah” Makanan yang tidak boleh dimakan atau boleh dimakan hanya seminggu sekali, meliputi: makanan tinggi lemak, kacang-kacangan, margarin, cokelat, kembang gula, makanan digoreng, salami. Diet untuk menurunkan berat badan dengan cara mengurangi konsumsi makanan dalam kelompok ”makanan merah” menunjukkan keberhasilan bila dikombinasikan dengan komponen perubahan perilaku dan aktifitas fisik. Diet tersebut sama dengan diet rendah lemak jenuh, gula dan garam, serta makan banyak sayuran dan buah. Diet tinggi serat dapat membantu menurunkan berat badan karena tinggi serat mengakibatkan rasa kenyang (walaupun rendah kalori) sehingga dapat menurunkan asupan makan, selain itu tinggi serat juga meningkatkan oksidasi lemak. Tetapi, diet tinggi serat pada anak perlu hati-hati karena diet tinggi serat juga akan mengurangi penyerapan mineral yang penting untuk proses tumbuh kembang anak . Pemberian jumlah makanan berserat yang dianjurkan untuk anak di atas 2 tahun adalah (umur dalam tahun+5) gram per hari. Misalnya anak berusia 4 tahun, maka kebutuhan akan serat adalah 5 + 4 = 9 gram setiap harinya. Dalam melakukan pengaturan diet, perlu juga diperhatikan asupan dengan kandungan garam cukup, serta masukan zat besi, kalsium dan fluor. Anak harus makan makanan seimbang yaitu dengan sumber karbohidrat, lemak dan protein yang cukup. Karbohidrat sebaiknya berkisar 50-60 persen, lemak 20-30 persen, dan protein 15-20 persen agar cukup untuk tumbuh kembang optimal. Jumlah kalori yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan normal yaitu sesuai dengan berat badan ideal menurut tinggi badannya. Bila pada awal penanganan didapatkan bahwa anak telah mengkonsumsi makanan dengan jumlah kalori yang berlebihan, maka pada diet berikutnya perlu dilakukan pengurangan jumlah asupan kalorinya, yaitu berkisar 200-500 kalori sehari, agar berat badan tidak selalu bertambah, atau dengan target penurunan berat 0,5 kg per minggu. (PT Nestlé Indonesia bekerja sama dengan Anakku)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar