Selasa, 27 Desember 2011

Graphology [grafologi] analisa tulisan tangan dan tandatangan

Graphology [grafologi] analisa tulisan tangan dan tandatangan secara etimologi ilmu ini berart ilmu yang mempelajari guratan2 atw coretan, namun secara populer ilmu ini adalah ilmu yang mempelajari kepribadian melalui analisis tulisan tangan. Kenapa bisa gitu? Ceritanya kurang lebih berawal dari ranah Psikologi, suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. dalam ranah psikologi ada sebuah mazhab yang dikenal dengan Psikoanalisa (dengan bapaknya SIGMUND FREUD ingat masih banyak orang salah dia bukan bapak psikologi dia hanya bapak psikoanalisa, bapak psikologi adalah wilhem wundt). dalam Mazhab ini perilaku manusia diibratkan sebagai fenomena Gunung Es, dimana apa yang nampak hanya sebagian kecil dari keseluruhan kepribadian individu tersebut. naaah, mulai dari sini kita melihat fenomena Es yang tidak tampak sebagai sebuah fenomena ketidaksadaran (unconcious) yaah... kurang lebih gitu lah... kalo detil kepanjangan euy... kembali ke graphology itu sendiri, dalam menulis kita hanya sadar dengan apa yang kita coretkan (content) namun kita tidak sadar dengan mekanisme psikomotor diri kita dalam menulis bukan? naah fenomena alam bawah sadar inilah yang dijadikan dasar oleh grafolog dalam menganalisa tulisan tangan. dari asumsi dasar itu maka ada sebuah dinamika yang dapat menjelaskan kepribadian individu melalui analisa tulisan tangan. dalam menganalisa tulisan tangan ada beberapa hal yang menjadi kunci dasar yaitu : GERAK, RUANG dan BENTUK ketiga hal ini berjalan saling mempengaruhi, artinya tidak boleh sendiri2 (prinsip menganalisa haruslah berdasarkan semakin banyak data maka akan semakin akurat, jadi jangan sesekali menganalisa secara fragmental, atw perbagian) Apakah Ruang Itu? Dalam konteks tulisan tangan, cukup njlimet untuk menetapkan dengan pasti apa yang dimaksud dengan ruang itu. Penulis akan menjelaskan melalui contoh-contoh berikut 1. Jika kamu menulis di selembar kertas kosong —berapa pun ukurannya—seluruh kertas kosong itulah yang dimaksud ruang. 2. Jika kamu menulis di buku tulis, celah kosong di antara batas-batas garislah yang menjadi ruangnya 3. Jika kamu menulis di bagian kosong sebuah stiker label, yang dimaksud ruang adalah seluruh bagian kosong stiker label tersebut Apa yang Bisa Kita “Lihat” dari Analisis Ruang? Dalam grafologi ruang merupakan simbol kebebasan, sekaligus pembatasan. Kamu akan melihat bagaimana seseorang menentukan keseimbangan dalam pembatasan dan menemukan kebebasan. Secara garis besar, ada tiga kesan dasar yang bisa kamu dapatkan dari analisis ruang, yaitu (1) perilaku sosial, (2) kemampuan menyesuaikan diri, dan (3) penempatan diri. Makna yang lebih variatif akan kita temukan jika kita mengolaborasikan unsur ruang ini dengan kedua unsur lainnya. CORETAN ATAU GARIS A. Tebal-Tipis Unsur berikutnya yang harus kamu sorot adalah coretan atau garis tulisan. Coretan atau garis dalam hal ini adalah bagaimana seseorang menekankan alat tulis ke kertas ketika ia sedang menulis, dengan kuat atau tampak ringankah? Garis coretan yang tebal biasanya dihasilkan oleh orang yang menekan dengan kuat, sedangkan garis coretan yang tipis merupakan produk dari tekanan yang ringan atau lemah. Poin utamanya ada di “penekanan” tulisan, yakni kuat menjadi tebal dan lemah menjadi tipis D. Makna Tekanan Kuat dan Ringan Orang yang bertekanan kuat dalam menulis menunjukkan bahwa dia seorang yang berkemauan keras, antusias, ambisius, menonjolkan kemewahan, sombong, cenderung impulsif, berani, kuat dorongannya untuk mencari pengalaman-pengalaman baru (ekspansif), kurang sabaran, agresif, dan kurang bijaksana. Untuk mencapai keinginannya, “si tekanan kuat” ini akan mengeluarkan segala daya upaya, walaupun kadang kala usahanya itu “terlalu kasar”, kurang berpikiran panjang, bahkan sampai membuat orang lain merasa enggak nyaman. Namun, apa pun yang terjadi, kekuatan dorongan besar yang dikerahkan membuatnya menghantam semua aral yang melintang. Kesannya, “hajar terus!” Ketika enghadapi suatu persoalan, dia punya prinsip, “Lu jual, gua beli!” Terlepas dari efektif dan efisiennya usahanya, dia akan melancarkan serangan langsung (frontal attack) pada masalah yang harus dipecahkan. Si tekanan kuat ini adalah seorang fighter. Mari kita gunakan contoh ruangan kelas dan pesta reuni. Dalam sebuah diskusi, dia bersikeras mempertahankan argumennya, meskipun dengan cara-cara yang justru semakin memperlihatkan kedunguannya. Pada pesta reuni, agar kelihatan sukses seperti teman-temannya, dia rela mengeluarkan biaya yang lebih besar pasak daripada tiang. Patut diwaspadai bahwa kekuatannya yang besar ini hanya merupakan kompensasi untuk menutupi kelemahan dan kekurangan dalam dirinya. Padahal, terlalu memaksakan diri akan membuatnya capai sendiri. Tulisan yang tekanannya ringan mengindikasikan kepasifan, santai, sensitif, kurang dominan, lebih toleran daripada “si tekanan kuat”, sukar mengambil keputusan, mudah terpengaruh, lekas lelah (secara mental), dan bisa jadi berarti ragu-ragu atau takut. Jika si pemilik tekanan kuat dan ringan digabungkan dalam sebuah kelompok, yang terjadi adalah si pemilik tekanan kuat lebih menjadi “bos” dan tekanan ringan menjadi kacungnya (meskipun bisa jadi si tekanan ringan itu seorang pimpinan secara sah). Jika terjadi ketidakenakkan, sangat mungkin dia tidak akan langsung menampakkannya, tetapi malah memendamnya di dalam hati. Jika kemauannya tidak kunjung tercapai, ya sudah, dia akan meninggalkannya begitu saja. Sementara itu, tekanan tulisan yang biasa-biasa saja atau menengah, mencirikan kestabilan antara emosi dan vitalitas pemiliknya. Pasangan yang menulis dengan tekanan kuat mungkin akan lebih tegas dalam memegang segala komitmen hubungan, sedangkan “si tekanan ringan” lebih peka dalam menangkap masalah yang terjadi dalam hubungan. Ketika suatu permasalahan melejit, si tekanan kuat akan langsung menghadapi kita, sedangkan “si tekanan ringan” lebih menunggu suasana agak tenang dulu. Jika dibilang, “Putus!”, bagi “si tekanan kuat” berarti benar-benar wajib putus (right here, right now) tak peduli kamu merengek sedramatis apa pun. Sementara itu, “si tekanan ringan” akan segera mengubah ketetapan putusnya saat melihat air mata mulai menggenang di sudut-sudut mata kamu. Silakan kamu tampakkan sikap yang kurang ajar di depan si tekanan kuat, penulis jamin kamu langsung mendapat tanggapan yang membuat kamu jera mengulanginya. Di hadapan si ringan, kamu malah akan dibuat bingung dengan kepasifan atau ketidaktegasannya, dalam hati barangkali kamu bertanya-tanya, “Ini orang sebenernya kenapa sih?” Tulisan ini sebagian dari buku "MENGUAK RAHASIA TULISAN TANGAN DAN TANDA TANGAN" penerbit VISIMEDIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar