Selasa, 30 Oktober 2012
Bagaimana Menumbuhkan Rasa Percaya Diri pada Anak
Bagaimana Menumbuhkan Rasa Percaya Diri pada Anak
Percaya diri adalah sebuah kekuatan yang luar biasa. Dia
laksana reaktor yang membangkitkan segala energi yang ada pada diri untuk
mencapai sukses. Jadi, bantulah anak kita untuk mengembangkan kekuatan ini.
Berikut 7 ide dalam membangun rasa percaya diri pada anak:
1. Beri pujian untuk setiap pencapaian dan hasil
pekerjaan yang baik.
MULAI
DARI SEKARANG, temukan sesuatu yang dapat kita puji dari anak-anak. Seperti…
“Luar biasa, cepat sekali hafalnya.”
“Tulisan tangannya bagus sekali.”
“Hebat, pekerjaan rumahnya selalu selesai
tepat waktu.”
“Ingatanmu sangat tajam, seperti gajah!
Hehe…”
“Kamu pandai sekali mencari teman yang
baik.”
“Terima kasih atas bantuannya.”
Perhatikan setiap hasil pekerjaan
kecil dan besar yang baik, kemudian beri pujian atas hasil jerih payahnya
tersebut. Hal inilah yang dinamakan ‘positive
programming.’ Kita menanamkan program pada anak agar selalu dan selalu
melakukan hal-hal yang baik—tanpa membantah dan mengeluh, serta…otomatis!
Anak yang cukup mendapat kasih sayang akan merasa baik pada
diri mereka sendiri, mengembangkan rasa percaya diri lebih tinggi, dan menerima
lebih banyak sukses dalam kehidupannya.
Tetapi, ingat pula JANGAN memberi pujian tanpa alasan. Karena
boleh jadi anak menjadi gila pujian, padahal dia tidak habis melakukan apa-apa.
2. Ajari anak untuk belajar menerima TANGGUNG JAWAB.
Ajari anak untuk membantu kita melakukan beberapa jenis
pekerjaan rumah, sesuai dengan usianya, seperti: membersihkan kamarnya,
menggantung pakaiannya dengan rapi, merapikan meja belajar, menyiram bunga,
merapikan tempat tidurnya, dll. Untuk anak yang lebih tua, kita dapat memintanya
membantu mencuci piring atau pakaian.
Kebiasaan-kebiasaan seperti itu akan memberi anak rasa
tanggungjawab, mengajari mereka mau menyelesaikan pekerjaan yang menjadi
tugasnya, serta akan menumbuhkan rasa percaya diri.
3. Mengajari anak selalu bersikap ramah dan senang membantu.
Untuk itu, kita harus selalu ramah kepada siapa saja.
Tersenyumlah kepada mereka. Tertawa bersama mereka, dan jadikan segala
rutinitas harian menjadi menyenangkan. Ajari anak untuk mau membantu orang lain
apabila mereka mampu—misal, membantu kawan sekelas atau kawan sepermainannya.
Ajari anak agar mau berbagi dengan saudara-saudaranya. Sikap
senang membantu ini akan menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan dan meningkatkan
rasa manfaat diri sendiri.
4. Ubah kesalahan menjadi “bahan baku” untuk kemajuan.
Pada saat anak kita melakukan suatu kesalahan, tetap
fokus pada kemajuan yang telah dicapainya—bukan pada kesalahan atau kegagalan
yang terjadi.
Misal, jika anak datang dengan nilai rapor yang buruk, adalah
tindakan sia-sia jika kita serta merta memarahinya. Lebih bermanfaat apabila
bersama-sama menelusuri mata pelajaran apa yang nilainya jelek, dan mana yang
“lumayan”. Doronglah anak untuk mendalami mata pelajaran yang masih kurang
dikuasai, sampai diperoleh kemajuan.
5. Jangan “menepuk air di dulang”.
Banyak orang yang mengkritik atau mengeluhkan tentang
anak-anak mereka kepada orang lain atau tetangga. Bahkan terkadang langsung di
depan anak yang bersangkutan.
“Si Ifan ini memang
bandel! Saya sampai bosan mengajarinya!” atau “Angga ini nilai matematikanya selalu jeblok. Dasar otak pepaya!”
Sebagai orang tua, kita harus berhati-hati pada setiap apa
yang kita ungkapkan tentang anak kita kepada orang lain. Jika ingin
mengungkapkan tentang anak kita kepada tetangga atau orang lain—ungkapkan yang
baik-baik saja. Diskusikan kemajuan-kemajuan yang diperolehnya, khususnya jika
pada saat itu anak sedang berada di dekat kita.
Misal, jika anak datang
dengan nilai rapor matematika yang jeblok,
tetapi nilai Bahasa Inggrisnya bagus—bahas saja nilai Bahasa Inggris. “Ifan kuat di Bahasa Inggris. Nilainya bagus
sekali!”
Jika anak kita malas belajar, tetapi punya ingatan yang tajam—bicarakan
saja tentang kelebihan mengingat yang dimilikinya. Atau, jika anak bangun
kesiangan, tetapi kamarnya bersih dan rapi—bahas saja kerapian kamarnya dan
kebiasaannya untuk selalu menjaga kebersihan dan kerapian.
6. Dukung apa yang menjadi minatnya.
Dukung hobi dan mimpi-mimpi anak kita. Jika anak suka
menggambar, doronglah dia untuk menggambar di waktu luangnya. Jika anak
perempuan kita suka mengamati burung, beri hadiah sebuah binokular agar dia
dapat lebih saksama mengamati burung.
Tindakan-tindakan seperti itu, tidak hanya akan membangun
rasa percaya diri, tetapi juga akan meningkatkan kadar kreativitas mereka.
Dan…siapa tahu anak akan mencapai sukses besar dari hobi dan minatnya tersebut.
7. Hindari memanjakan anak.
Coba untuk tidak bersikap overprotect terhadap anak-anak. Sikap seperti demikian hanya akan
menjadikan anak lemah dan selalu bergantung pada orang tua. Orang tua harus
mampu menumbuhkan rasa mandiri dan percaya diri anak-anaknya dengan cara yang
bijak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar