Jumat, 23 September 2011

Ingin Anak Berprestasi? Atur Durasi Tidurnya

Tidur merupakan suatu keharusan untuk bisa melakukan kegiatan di hari berikutnya. Durasi tidur pada malam hari ternyata sangat mempengaruhi kesehatan tubuh seseorang, apalagi pada anak-anak. Sebuah penelitian yang melibatkan 142 siswa sekolah dasar dilakukan untuk membandingkan jumlah jam tidur dengan kinerja keterampilan akademik. Bila jam tidur anak-anak kurang dari sembilan jam biasanya menemukan kesulitan dalam belajar di sekolah keesokan harinya. Anak-anak berusia enam dan tujuh tahun yang kurang tidur cenderung akan sulit berkomunikasi dan mengerjakan matematika. Keahlian mengeja, tata bahasa yang digunakan, serta pemahaman mereka juga terganggu. Memori dan kemampuan belajarlah yang terpengaruh. Penelitian ini juga menemukan bahwa semakin banyak anak yang diijinkan menggunakan komputer dan televisi di kamar tidur mereka. Padahal, fasilitas ini memicu kurangnya tidur. "Saat ini ada kekhawatiran besar mengenai kebiasaan anak-anak menonton televisi, bermain game komputer atau video pada malam hari yang membuat mereka tidak tidur pada waktu yang sama setiap malamnya," kata Ramon Cladellas dari Universitas Autonomous di Barcelona. "Kebanyakan anak waktu tidurnya kurang dari yang direkomendasikan, padahal ini penting untuk intelektual mereka. Bahkan, ini tidak dapat diperbaiki," tambah Cladellas. Profesor Russell Foster, kepala ilmu saraf di Universitas Oxford mengatakan, "Sudah jelas bahwa tidur mulai pukul 21.00 hingga pukul 09.00 dapat mengoptimalkan kinerja kognitif anak." Kebiasaan buruk tidur larut malam mempengaruhi kinerja anak dalam tugas sehari-hari, dan membuat mereka sulit menemukan solusi dari masalah yang lebih kompleks. Nah, jika anak-anak membutuhkan waktu tidur selama 9 - 11 jam, orang dewasa hanya perlu 6,5 - 8,5 jam saja. src: tribunnews.com

Jumat, 02 September 2011

Perilaku Anda yang Akan Ditiru Anak

KOMPAS.com - Anak-anak selalu dianalogikan sebagai spons basah yang mudah menyerap apa saja. Tetapi, bagaimana Anda dapat memastikan bahwa ia hanya menyerap hal-hal yang baik saja, dan bukannya hal-hal yang buruk saja?

Tidak ada cara lain kecuali membiasakan diri untuk selalu berperilaku baik di hadapannya, dan tentu saja ketika ia tak bersama Anda. Sebab meskipun belum bisa berbicara, anak sudah pintar meniru hanya dari mengamati tingkah laku Anda. Jadi sebelum Anda melontarkan kata-kata makian yang segera menjadi kata-kata favoritnya, amati 12 hal penting yang dipelajari anak dari perilaku Anda.

1. Berbicara kasar
Bila ia menyapa ayahnya dengan nama panggilannya, mungkin masih terdengar lucu. Tetapi bagaimana bila ia mengucapkan kata-kata kasar yang biasanya keluar dari mulut Anda? Si kecil mungkin tidak memperhatikan Anda, tetapi telinganya aktif mendengarkan apapun yang Anda ucapkan. Jangan kaget bila ia tiba-tiba mengumpat di depan neneknya, atau menirukan ucapan Anda mengenai kebiasaan buruk tetangga, tepat di hadapannya!

2. Rasa sayang
Cara terbaik mengajarkan cara menunjukkan rasa sayang pada anak adalah dengan memberikan contohnya sejak ia kecil. Tunjukkan bahwa Anda peduli dengan keluarga, guru, orang-orang tak mampu, bahkan binatang piaraan Anda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak berkembang dengan perhatian yang penuh kasih, baik secara kognitif maupun fisik.

3. Perilaku
Berikan contoh berperilaku yang manis saat di meja makan, berkunjung ke rumah teman, atau dimana pun, agar si spons kecil ini pun menyerap hal-hal yang baik tersebut. Jelaskan kata-kata yang seharusnya digunakan, seperti "tolong" dan "terima kasih", atau meminta maaf ketika membuat kesalahan.

4. Berbagi
“Ini punyaku!” Itulah kata-kata favorit si kecil ketika mainan atau makanannya diminta oleh orang lain, dan ia menolaknya. Anda bisa mengajarkannya dengan membagi makanan Anda kepadanya dan kepada teman-temannya, lalu jelaskan mengapa Anda melakukannya. Dorong kebiasaan berbagi saat di rumah maupun di sekolah, dan berikan pujian ketika ia melakukannya.

5. Makan sehat
Sangat tidak adil bila Anda memaksa si kecil makan sayur, sementara Anda enak-enakan makan sate, bakso, atau es krim. Kebiasaan makan anak sebenarnya diwarisi dari orangtuanya; bahkan selera makan anak terbentuk sejak ia masih dalam kandungan. Oleh karena itu, usahakan menyediakan makanan dengan gizi seimbang dan makanlah bersama mereka. Tunjukkan ekspresi wajah yang menggambarkan lezatnya makanan, untuk menggoda mereka ikut makan.

6. Percaya diri
Asah kepercayaan diri anak dengan mempertahankan kepercayaan diri Anda. Meskipun Anda termasuk orang yang bisa menertawakan diri sendiri, usahakan untuk tidak mencela diri Anda di depan cermin, di atas timbangan badan, atau ketika Anda membuat kesalahan. Bila anak tumbuh dengan citra diri yang sehat, ia akan mampu mengatasi berbagai hambatan dalam hidupnya, entah dalam hal percintaan, profesional, atau yang lain. Puji kebaikan, prestasi, dan kemajuan yang dibuat anak, agar ia pun bangga terhadap apa yang telah dilakukannya.

7. Menghargai diri sendiri
Anak perlu diajarkan untuk menjadi murah hati dan berbagi, namun yang tak kalah penting adalah menunjukkan pada mereka bagaimana mengatur batas-batas bagi mereka sendiri. Bila Anda terlalu penurut, anak akan belajar bahwa ia akan mudah mengambil keuntungan dari Anda. Dari sikap Anda tersebut, ia mungkin berkembang menjadi anak yang selalu mengalah dan tidak pernah mendapatkan apa yang ia inginkan.

8. Menghargai orang lain
Kebalikan dari hal di atas, anak juga akan belajar dari Anda bagaimana menghargai orang lain. Begitu ia masuk taman kanak-kanak, sikap sarkasme yang diwarisinya dapat berkembang menjadi orang yang dianggap sok tahu. Hal ini tentu akan membuat orang lain malas berteman dengannya. Maka, ketika sedang membicarakan hal-hal buruk, pastikan si kecil sedang tidak ada di sekitar Anda.

9. Toleransi
Jika Anda sering merendahkan budaya lain, anak pun akan meniru kebiasaan Anda. Toleransi memang sulit diajarkan, namun ada hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk menunjukkan cara menghargai perbedaan. Misalnya, tanya apa pendapatnya tentang warna baju yang dipakai temannya. Jelaskan mengapa temannya berdoa dengan cara yang berbeda dengannya. Menunjukkan hal-hal kecil seperti ini akan membantunya memahami masalah yang lebih besar ketika ia makin besar nanti.

10. Peduli lingkungan
Kerusakan lingkungan sudah semakin parah saat ini, apalagi ketika anak-anak menjadi dewasa nanti. Oleh karena, ajarkan ia untuk selalu peduli pada lingkungan sejak dini. Banyak contoh kecil yang bisa Anda berikan, seperti membuang sampah di tempat sampah, mematikan lampu atau TV saat tidak digunakan, atau menanam pohon. Tunjukkan apa yang akan terjadi bila orang membuang sampah sembarangan.

11. Membaca
Bila Anda ingin si kecil gemar membaca, tentu Anda pun harus mulai menjadikan kegiatan ini sebagai kebiasaan Anda. Jadikan buku-buku atau majalah sebagai benda yang selalu ada di rumah, dan mulailah membaca setiap hari. Bacakan buku cerita untuk anak sebelum ia tidur, ajak ia ke perpustakaan atau ke toko buku untuk memilih sendiri buku-buku kesukaannya. Selain membuat anak suka membaca, Anda juga menciptakan bonding dengannya.

12. Menghargai seni
Jika Anda pencinta seni, atau ingin mulai menghargai seni, ajak si kecil untuk menonton pertunjukan-pertunjukan atau pameran seni. Ajak ia ke museum atau menonton operet untuk anak. Pasang lukisan di dinding rumah, dan sediakan juga peralatan untuk mewarnai agar si kecil bisa bereksperimen. Perdengarkan musik-musik yang berkualitas, dan jauhkan ia dari tontonan televisi yang tidak mendidik.